2. Bukan kehidupan Katarina

96 17 4
                                    

Setelah satu hari Katarina mencoba menjalani hidup sebagai Camelia akhirnya dia memiliki kesimpulan.

Kecelakaan Katarina memancing tubuh mereka tertukar, dan dalam waktu bersamaan Jiwa Camelia sedang tidak ada dalam tubuhnya. Tapi yang Katarina tidak mengerti dia menjalani perjalanan waktu. Disini jelas bukan masa nya, tidak ada mobil seperti di tempatnya dulu, baju baju yang kuno, interior jaman Renaissance yang khas semuanya sangat asing untuk orang modern seperti Katarina.

"Lady, Count Roma menunggu anda di bawah." Count Roma adalah orang yang sama yang disebut oleh Aland kemarin, Aland mengatakan bahwa Camelia selalu menghindari Count Roma.

"Aku akan ke bawah sebentar lagi" Dayang yang baru kemarin Katarina tau namanya adalah Ilona itu sedikit menatapnya heran, memangnya kenapa?

Apakah Camelia tidak pernah ingin menghadap pada Count Roma?

"Lady serius akan menemui count Roma?"

"kenapa?" Ilona hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Camelia.

Camelia akan menghadap kepada si lelaki, yang katanya menantu paling ideal di daerah ini.

"Aku dengar kau sudah bisa membuka matamu Camelia, jadi aku buru buru menemuimu."

Lelaki tegap memakai pakaian khas count menyapanya, ini lelaki yang menginginkan Camelia menjadi istrinya yang ke-6.

Camelia hanya diam tidak bergeming, jalan mendekat ke arah count Roma.

"Ada yang bisa saya bantu, hingga anda repot repot begini"

Meskipun bahasa yang digunakan terbilang sangat sopan dan menghormati, tapi wajah Camelia mengeras tak ada tanda keramahan sedikitpun. Lelaki itupun berjalan mengelilingi Camelia, dan anak mata Camelia mengikuti kemana larinya lelaki itu.

"tentu ada, aku dengar juga kau kehilangan ingatanmu. membuatku bersemangat untuk membantumu mengingat apa yang sebelumnya telah kita lewati" hanya satu perasaan yang hinggap di benak Camelia saat mendengarnya adalah, mual.

Rasanya ingin muntah, tepat di muka lelaki Roma yang aneh itu.

"Aku tidak sabar mendengarnya."

Merasa bahwa Camelia kini sudah bisa bersahabat dengan keadaan, lelaki itu mendekatkan wajahnya untuk berbisik pada Camelia. "Kita harus segera pindah ke Roma."

Nafas Camelia memburu menahan kepalan tangan di sisi kanan nya.

'Cup

Lelaki itu mencium sekilas bibir Camelia dengan tiba-tiba, Camelia tidak bisa menahan sopan santun nya lagi. Lebih tepatnya Katarina tidak bisa akting lagi.

'Bug

Berbekal ingatan ilmu taekwondo yang pernah dia pelajari akhirnya pukulan itu sampai tepat di hidung lelaki yang sudah berlaku tidak sopan kepadanya.

"Tangkap dia"

Dengan hidung yang berdarah count Rudolf —Roma, memanggil anak buahnya untuk menangkap Camelia.

Tangan Camelia ditahan ke belakang seolah ia adalah tahanan.

"Kau kira siapa dirimu?!" teriak Lelaki yang amat sangat ingin Camelia jejeli kaos kaki mulutnya.

"Apa kelebihanmu selain mukamu yang cantik?" Lelaki itu menarik muka Camelia, dengan tangan yang mencengkram muka Camelia.

Nafas Camelia memburu. Tidak ada perasaan takut sedikitpun dalam jiwanya, sudut matanya melirik ke sekelilingnya yang penuh oleh orang orang yang tidak dia kenal tapi ada madam Capulet dan Ilona disana.

"Tuan, Camelia baru bangun dari tidur panjangnya. Dari semenjak itu memang Camelia memang jadi sedikit asing." suara madam Capulet terdengar.

"Benar tuan, tolong lepaskan Nona kami"  disahuti oleh Ilona.

"Camelia, cepat kamu minta maaf pada tuan Rudolf." Nampaknya madre ini tipe ibu yang otoriter, membuat Camelia mengerlingkan bola matanya.

Camelia sama sekali tidak bergeming, dia hanya menatap tajam Count itu.

"Aku yang bisa membebaskanmu dari berita miring soal kau dan si pemberontakan itu, kurang baik apa diriku." Ucapnya lagi dengan angkuhnya dia bernafas tepat didepan wajah Camelia.

"Atau kau akan memberontak sama seperti kekasih gelapmu?" ucapannya jelas ada nada meledek disana, tapi tidak mengubah apapun untuk Camelia.

"Madam Capulet dengarkan aku. Camelia hanya punya dua pilihan, segera pindah ke Roma bersamaku atau dia tidak boleh menjadi bagian Capulet lagi."

Persetan, setelah ini pun Camelia akan pergi dari orang-orang aneh ini. Tidak ada lagi mungkin Lady Capulet yang selalu anggun dan lemah lembut, Tidak ada lagi Lady Capulet yang bisa mereka jadikan boneka sebagai hiasan rumah ini lagi.

Mulai hari ini Camelia Capulet telah mati.

Setelah lelaki gila itu pergi dan para anak buahnya melepaskan pegangannya pada Camelia, dia terjatuh karena dengan sengaja pada pengawal itu mendorongnya.

"Babi lu sialan," maki Camelia dengan spontan. Dia tidak peduli toh tidak akan ada yang mengerti.

Di sisi lain, dua orang laki-laki yang mengawasi dari jendela luar rumah bergaya Renaissance itu.

Tadinya Aland akan keluar dari persembunyian nya, dan menghabisi Count gila itu jika memang diperlukan. Tapi Camelia-nya sudah bisa membuatnya bernafas lebih lega.

"Darimana Camelia belajar memukul?" pertanyaan itu datang dari Eren, orang kepercayaan Aland.

"Terakhir yang aku tau dia hanya bisa menunggumu di kamarnya, untuk dijemut dan kamu membawanya kabur. selalu seperti itu."

"Entah, memang banyak kejutan dari Camelia-ku disetiap harinya." Ucap Aland dengan senyumam dan matanya menatap Camelia dari kejauhan.

----

sejauh ini camelia-aland gimana???

mims

Rewrite the Stars [KMG X YJM]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora