O 2

27 3 0
                                    

Pertanyaan Kou terjawab dua hari kemudian. Ketika dia memergoki Teru di kamarnya, terlihat sibuk mengemas barang ke sebuah tas besar.

"Teru-nii mau kemana?" tanya Kou tanpa basa-basi.

Namun, Minamoto Teru selalu punya 1001 alasan untuk menghindar. Jadi dia hanya tersenyum pada Kou. "Ah, maaf lupa mengabarimu, Kou. Sebenarnya, kenalan dari salah satu kerabat kita belakangan ini mendapat gangguan supernatural yang cukup parah, jadi aku diminta bermalam beberapa hari di sana untuk mengatasinya."

Tapi Kou tidak percaya begitu saja dengan alasan itu. Diperhatikannya barang-barang yang hendak dibawa Teru. "Kalau begitu, kenapa ada banyak makanan instan? Tadi pagi aku juga melihat Nii-san mengeluarkan kompor portabel dari gudang."

Senyuman di wajah Teru hilang seketika. Kou langsung tahu kakaknya tengah berbohong, jadi dia bertanya lagi. "Apa ada hubungannya dengan jam pulang Nii-san yang terlambat akhir-akhir ini?"

"Tidak juga, mengapa kau memikirkan itu?" Teru masih berusaha mengelak.

"Apa Nii-san benar baik-baik saja?" Kou maju selangkah, berusaha agar Teru terus menatapnya. "Walau cuma makanan instan, apa Nii-san yakin bisa menggunakan kompor portabel dengan baik?"

Teru memghembuskan napas panjang. Kalau sudah begini, Kou pasti tidak akan berhenti sampai dia mengatakan yang sebenarnya.

"Baiklah, aku menyerah. Ini memang ada hubungannya dengan penyebab aku selalu pulang telat," desah Teru akhirnya. Dia memberi isyarat pada Kou agar duduk di kasur bersamanya.

"Baru-baru ini, ada kabar mengenai supernatural yang berkeliaran di hutan belakang kota. Tapi keberadaannya menganggu warga sekitar, hingga harus segera dimusnahkan," Teru menjelaskan. "Inilah masalahnya. Supernatural itu hanya keluar pada malam hari, kadang jauh setelah tengah malam. Seberapa larut aku mencarinya belakangan ini, dia tidak pernah muncul, tapi aku tidak bisa pulang terlalu larut karena harus sekolah."

"Jadi hari ini, Nii-san akan berkemah di dekat hutan untuk memburu supernatural itu?" Kou memastikan.

Teru mengangguk pelan, kemudian matanya menatap Kou tajam. "Jangan libatkan dirimu, Kou. Ini tugasku, biarkan aku menyelesaikannya sendiri."

"Tapi ...." Kou seketika ragu. Memang benar, barangkali jika dia ikut, dia hanya akan jadi beban. Tapi tetap saja dia cemas. ".... tapi mana mungkin kubiarkan Nii-san berkemah sendirian, 'kan? Itu berbahaya!"

Saat itu, keduanya mendengar derap langkah kaki yang tergesa-gesa dari depan kamar Teru. Seseorang mendorong pintu yang sudah terbuka sedikit. Itu Tiara, putri tunggal keluarga Minamoto.

"Mau pergi berkemah!? Tiara ikut!" seru gadis kecil itu dengan heboh.

Teru mengerjap, agak tidak menyangka situasinya jadi seperti ini. "Tapi kita tidak sedang bermain, lho? Banyak supernatural jahat di luar sana." Teru menolak.

Tapi Tiara menggeleng kuat-kuat. "Tadi Tiara dengar semuanya. Teru-nii nggak boleh ke hutan sendirian, biar Tiara dan Kou-nii ikut untuk menjaga Teru-nii!"

Kou kaget dengan penuturan itu, tapi diam-diam dia senang karena ada yang mendukungnya. Seandainya Tiara ikut pun, dia tidak akan menjadi beban. Kou tahu adiknya itu cukup kuat.

"Mohon biarkan kami ikut, Teru-nii," mohon Kou. "Aku akan menjaga Tiara. Lagipula, kita jarang punya kesempatan liburan bertiga, 'kan?"

"Benar, benar! Tiara belum pernah berkemah di tepi hutan!"

Kalau sudah begitu, Teru sekalipun akan luluh. Mana mungkin dia menolak permintaan kedua adiknya dengan mata berbinar.

Akhirnya Teru menyerah. Dia menghembuskan napas panjang. "Baiklah, kalian boleh ikut. Tapi ingat, kita tidak sedang bermain-main!"

-----

Camping || M. Kou [✓]Where stories live. Discover now