02. 6 Manusia Setengah Bangsat

Start from the beginning
                                    

"Ayo berantem, aku nggak suka kalian akur," kata Jemmy yang duduk santai melihat dua temannya ribut. Ia sibuk menyilangkan tangan di dada dan ketawa cool.

Semua fokus teralihkan pada aktivitas Jenawi dan Aji yang saling berebut ponsel dan hampir cakar-cakaran mirip kucing garong jantan yang ngamuk di taman komplek. Seakan melupakan Yayan yang mukanya sudah mirip kanvas yang dilukis abstrak karena kalah permainan seru yang berhenti di tengah jalan begitu aja. Cowok itu meraih beberapa tisu di meja seberang, punya anak-anak cewek yang sibuk nonton drama Korea Snowdrop dari iPad dan nangis-nangis lebay.

"Woy! Enak-enakan main ambil lo, Yan!" Punggung tangannya ditepuk keras. Ternyata dia satu-satunya yang nggak lagi fokus nonton. "Balikin!"

Yayan menyahut sambil sibuk menghapus cemong-cemong merah di wajahnya. "Terlanjur, njir, Cha! Minta, dikit tok!"

"Dikit?" Gadis itu melotot, Yayan mengangguk dengan wajah masih penuh liptint. "Dikit lo bilang? Lo lihat, lo narik tisu berapa di tangan lo, njir? Enam, Yan! Dikit dari mana?! Dikit otak lo."

"Ya elah, Chara. Nggak usah sambil ngatain kali. Iya deh iya, gue minta tisunya."

Chara menyentakkan kepalanya kesal. "Nggak. Gue anggep lo maling, bukan minta."

"KOK??" protes Yayan kena mental.

"Lagian siapa suruh main asal comot?!"

"Gue kan minta."

"Lo belom bilang minta ijin ke gue. Langsung ambil gitu aja. Apa itu yang dibilang minta, hah?"

Yayan selesai mengusap wajahnya, lebih mending meskipun stain yang tertinggal akibat pewarna bibir merah muda itu masih tersisa di sana dengan samar. "Ya udah, gue harus gimana? Ganti tisunya apa gimana? Ayo bilang ke gue."

"Bodo, pikir aja sendiri."

Cowok itu melongo syok.

Apa semua makhluk yang disebut dengan perempuan memang berkelakuan seperti ini? Bener-bener, cewek emang makhluk hidup yang paling susah dipahami di dunia yang fana ini. Yayan pusing sendiri.

"Dasar cewek," desis Yayan pelan. Membuat perempuan berwajah tirus bernama Characella Soena yang ingin kembali menimbrung meletakkan kepalanya di atas meja bersama temannya yang menonton drama langsung menoleh cepat.

"NGOMONG APA LO?!"

Sudah frustrasi sendiri, akhirnya Yayan ikut meledak kesal. "Ya lo maunya apa sih? Ini tisu bekas gue dibalikin ke elo? Nih, nih, nih! Semua gue balikin ke lo kalo lo-nya nggak ikhlas!" Tangannya menyodorkan gumpalan tisu yang dominasi warna merah itu ke arah Chara.

"DIH, OGAH!" tolaknya bergidik jijik. "Lagian itu bekas apa sih, Aryan? Merah-merah gitu, iuhhh! Lo abis ngapain anj-EH?! BENTAR-BENTAR ... gue kayak kenal warnanya gini." Ia meraba laci mejanya dengan gusar dan tidak menemukan barang yang dicari. Seketika lampu di kepalanya langsung berpijar terang dan menatap tajam Yayan. Ada kilatan marah yang terang di sepasang matanya yang minimalis.

"Kenapa?" Yayan menggerakkan kepalanya polos. Alisnya naik keheranan.

"YAYAAAN!!" Chara berdiri dan kontan menjenggut rambut hitam cowok itu hingga meringis kesakitan. "LO APAIN LIPTINT GUE, ANJIR!!"

"ADUH-DUH-ADUHH! Sakit, Cha!" rintih Yayan tapi nggak bisa ngelak, tangan Chara kenceng banget remas rambutnya yang lebat.

"LO APAIN LIPTINT GUE?!" Tanpa mengubah pertanyaan, gadis itu kekeuh dengan amukan beringasnya.

"Lepas dulu, Cha!" Yayan meringis nggak kuat, pasalnya dia hari ini lagi sakit kepala dan malah ditambahi jambakan yang buat kepalanya terasa makin nyut-nyutan parah. "Bukan gue yang ambil itu lip-aduh apaan tadi dah itu namanya. EKAL TUH!"

SeiramaWhere stories live. Discover now