Asimetris

721 80 60
                                    

Inspektur Cruizzes menunduk memandangi jenazah Maria Beresford yang terbaring meringkuk di lantai.

"Biar kuteliti lagi. Tidak ada yang aneh. Seperti kata tim forensik, yang aneh hanya bekas pukulan di kepala bagian belakang korban."

Inspektur Cruizzes berlutut dan meneliti bekas pukulan di kepala korban dengan cermat. Sepuluh menit berlalu, ia masih tetap memandangi jenazah itu.

Ia bergumam, "sepertinya benda pemukul itu terbuat dari kayu, karena hanya meninggalkan luka yang tidak terlalu parah di kepala korban. Seperti-"

"Tongkat kasti," potong Opsir Robert yang juga ikut berlutut di samping Inspektur Cruizzes.

Inspektur Cruizzes memberikan tatapan heran kepada Opsir Robert. Dan ia semakin heran ketika melihat keyakinan yang tersirat di wajah Opsir Robert. "Ya, kurasa itu benar." Kata Inspektur pada akhirnya.

Opsir Robert memberikan jawabannya.

"Saya juga mempunyai pemikiran yang sama dengan Anda. Dan saya bertanya kepada Mrs. Despard, tapi Panti Asuhan tidak menyimpan barang semacam itu. Kecuali tongkat kasti. Anak-anak bermain kasti seminggu sekali."

"Siapa yang menyimpan tongkat kasti itu?"

"Mrs. Despard. Di kamarnya sendiri." Jawab Opsir Robert disertai tarikan napas panjang.

"Aku tahu apa maksudmu," kata Inspektur Cruizzes sambil bangkit.

"Maaf, saya yakin Anda tidak mengerti apa yang saya maksud, Inspektur."

Apa yang sedang ia pikirkan? Pikir Inspektur Cruizzes sambil berlutut kembali di samping jenazah Maria Beresford.

Opsir Robert berjalan ke sisi lain dapur. Ia sedikit membungkuk untuk mengamati keju yang tergeletak di atas meja dapur. Aneh sekali. Jarang sekali ada orang yang mau repot-repot melumuri keju dengan racun.

Opsir Robert menggeleng.
"Ya, rasanya aneh... Mustahil."

"Seluruh kejadian ini memang tidak wajar, Robert!"

"Maaf Inspektur, menurut saya seluruh kejadian ini sangatlah wajar. Kecuali... Motifnya."

Inspektur Cruizzes menatap lekat-lekat pada Opsir Robert, mencoba memahami apa maksud dari perkataannya. Tetapi, ia tidak bisa.
Pemuda itu memang susah ditebak jalan pikirannya.

"Apa maksudmu, Robert?"

"Hasil pemeriksaan sidik jarinya sudah diketahui, dan sidik jari yang ditemukan di kemasan racunnya adalah milik Mrs. Despard. Dan sekarang kita tahu mengapa Mrs. Despard bersikap tidak wajar tadi." Kata Opsir Robert. Ia melemparkan pandangan yang sulit diartikan oleh Inspektur.

Sesaat Inspektur Cruizzes tampak terkejut. Ia memikirkan kemungkinan bahwa Mrs. Despard adalah pembunuhnya. Namun ia membantah pemikirannya sendiri. Mengingat bukti yang didapat baru sedikit, ia paham bahwa masih terlalu dini untuk mengambil kesimpulan. Inspektur Cruizzes mendapat kesan bahwa pemuda di depannya ini tahu sesuatu.

Aku yakin Robert sudah tahu pelakunya.

"Tapi, dari mana ia mendapatkan Kalium Sianida?"

Opsir Robert menggeleng lambat-lambat. Dan dengan santai ia menjawab, "nanti kita akan tanyakan kepada pemilik sidik jari itu secara langsung dan lihat bagaimana reaksinya."

Pintu dapur terbuka dan Mrs. Despard masuk. Opsir Robert tersenyum dengan sumringah saat tahu siapa yang masuk.

"Anda memanggil saya, Opsir Robert?" tanya Mrs. Despard.

"Benar, Nyonya. Nah Nyonya Despard, pernahkah Anda melihat sesuatu seperti ini?" Opsir Robert menunjukkan kemasan racun Kalium Sianida kepada Mrs. Despard.

Sekilas terdapat kilatan di mata Mrs. Despard. Ia hanya menggeleng lemah dan sepertinya tidak yakin.

"Saya rasa tidak."

"Anda yakin ini bukan milik Anda? Tidakkan Anda ingat?" tanya Opsir Robert dengan sedikit dorongan.

"Saya yakin saya tidak pernah memiliki benda semacam itu dan untuk apa pula saya menyimpannya! Maaf, saya permisi." Mrs. Despard pergi begitu saja meninggalkan Opsir Robert dan Inspektur Cruizzes.

Inspektur Cruizzes melemparkan pandangan menegur kepada Opsir Robert. Namun diam-diam ia mengagumi kehebatan pemuda itu.

"Robert, jangan katakan bahwa kau...," Inspektur Cruizzes sengaja tidak melanjutkan kalimatnya. Ia membiarkan kalimatnya terjawab sendiri.

"Tidak ada yang mustahil, Inspektur. Saya pikir Anda tadi sudah melihat bagaimana ekspresinya," kata Opsir Robert dengan sedikit jengkel.

Inspektur Cruizzes mengangguk pelan dan terhenyak, "ya, aku melihatnya."

Inspektur Cruizzes pernah membaca artikel tentang macam-macam ekspresi. Inspektur Cruizzes masih mengingatnya, apabila seseorang terlalu sering berkedip tanpa ritme, maka ia sedang berbohong. Dan ia masih mengingat tentang mimik asimetris, dimana terdapat ekspresi wajah yang berbeda antara wajah bagian kiri dan kanan, yang menunjukkan bahwa orang tersebut tidak berbicara hal yang sebenarnya.

Entah matanya menipu dirinya atau tidak, sekilas ia melihat ekspresi itu saat Mrs. Despard berbicara tadi.

Benar. Aku memang melihat reaksinya. Tapi aku yakin dia bukan pelakunya. Lalu... Siapa?

Qui est-ce?

~ Murder In St. Greal ~
W. S.

Murder In St. GrealTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon