18• INVITATION

1K 159 37
                                    

     "Apa kalian yakin dia akan menyukainya?" Ginny terus-terusan bertanya tentang hal yang sama di antara sela-sela langkah kaki kami.

     "Tenang saja, Gin," kataku, berusaha meyakinkannya. "He will like it, trust me."

     "Menurutku itu sweet, Ginny," Lilac menambahkan. "Aku dan y/n bahkan hanya membawakannya waffle," sambungnya lagi.

Aku sedikit tertawa. "Itupun dari Morro."

Kami bertiga kembali berjalan menuju asrama setelah menjenguk Harry di Hospital Wing. Dia sudah tampak baik-baik saja atas kejadian yang menimpanya di hari kemarin, mungkin Madam Pomfrey memang merawatnya dengan telaten.

Alasan kenapa kami baru menjenguknya di hari ini adalah; karena Ginny membutuhkan semalaman penuh hanya untuk membuat kartu ucapan lekas sembuh yang bisa bernyanyi. Selain itu, Madam Pomfrey juga melarang siapapun untuk mendatangi Harry kemarin, sih.

Ron sudah bercerita tentang semua detail kronologi saat Harry terjatuh, begitupun dengan Hermione. Kami sangat merasa kasihan melihat Nimbus kesayangannya harus rusak karena menabrak Whomping Willow, entah hal apa lagi yang dapat membuatnya merasa lebih buruk.

Segala tragedi seakan-akan mengejarnya.

     "Guys, sepertinya aku ingin meminjam buku dulu di perpustakaan," Lilac tiba-tiba saja menghentikan langkahnya di pertigaan koridor, membuat kami secara otomatis juga langsung ikut berhenti. "Banyak tugas yang belum aku kerjakan, kalian mau ikut atau—?"

     "Aku ikut," sahut Ginny, kemudian melihatku.

Dengan berat hati, aku menghembuskan nafas dalam. "Hari minggu masih aja mikirin tugas," ucapku, berdecak malas. "Aku langsung ke Great Hall aja deh nunggu makan siang, is it okay?"

     "Okay!" jawab Lilac, terkekeh. "Tumben buru-buru makan, kemarin di ajak nolak terus."

     "Kamu juga tumben ke perpustakaan, biasanya nolaaak terus," balas Ginny, heran.

     "Nah! betul tuh," aku menjetikkan jari dan menunjuknya, setuju atas ucapannya barusan.

Sedangkan, Lilac membalas dengan memutar bola matanya seraya mengerang. "Udah deh, ayuk ah buruan," ajaknya pada Ginny. "Bye, Y/n!"

Mereka berdua langsung berjalan melalui koridor yang berbeda, dan aku mengedikkan bahu sebelum melanjutkan perjalananku menuju asrama, oh, maksudku Great Hall.

Entah kenapa siang ini aku sangat lapar.

Semoga saja Morrigan sudah ada di sana, karena Ron dan Hermione masih menjaga Harry di Hospital Wing. Jadi, sekarang aku sendirian deh.

Sejenak, aku sempat memikirkan tentang apa yang harus aku lakukan di hari ini. Tapi, sepertinya tidak ada; tugas sudah selesai semua, detensi sudah beres, janji temu juga tidak ada.

So, just enjoying my free time!

     "Granger," sebuah suara dari arah belakang menghentikan langkahku. Oh, please, aku benci suara itu. Aku berdiam diri sebentar sebelum memutuskan untuk berbalik badan dan mengkonfirmasi kalau tebakanku memang tidak salah, tapi dapat kurasakan kalau suara langkah kaki orang itu semakin mendekat ke arahku.

Jangan menoleh, jangan menoleh, Y/n.

Sial, aku menoleh juga, mendapati sosok lelaki berambut pirang yang menyebalkan sedang berjalan menghampiriku. Haduh, apa lagi, sih?

     "Kau memanggilku?" tanyaku enteng, menaikkan satu alis sambil tengok kanan kiri.

Dia menautkan kedua alisnya, yang kemudian berganti menjadi seringaian tipis hanya dalam sedetik. "Apakah ada yang bernama Granger lagi di sini?" sindirnya, mengamatiku dari atas sampai bawah. Sebelum aku sempat untuk menjawabnya, dia sudah lebih dulu berdiri di hadapanku sambil menelisik kedua mataku penuh intimidasi. "Kau menghindariku, kan?"

𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐆𝐫𝐚𝐧𝐠𝐞𝐫? | Draco Malfoy X ReaderWhere stories live. Discover now