10

341 39 12
                                    

Hari ini, tepat lima hari setelah kejadian itu.

Kejadian dimana Haikal pergi dari sekolah dengan pikirannya yang kacau menuju rumah untuk menjemput sang adik, Jenar, yang ternyata tidak ada dirumah.

Kejadian dimana Haikal kembali mengemudikan mobilnya menuju kerumah sakit, masih dengan diri yang berusaha tenang meski pikirannya kacau.

Kejadian dimana saat Haikal sampai, dirumah sakit terasa sangat sesak untuknya.

Ruangan Dovin kosong, dia dipindahkan keruang darurat.

Bunda menangis sejadi-jadinya didepan ruangan tersebut, bersama ayah disampingnya.

Haikal berusaha mencari keberadaan Jenar yang dia yakin ada dirumah sakit, pasalnya Jenar tidak ada dirumah saat dia pulang tadinya, dia yakin Jenar nekat untuk kerumah sakit sendirian setelah mendapat kabar tentang keadaan Dovin.

Namun Haikal tidak bisa menemukan Jenar dimanapun. bahkan handphone Jenar tidak bisa dihubungi.

Pikirannya semakin kacau, dia takut terjadi sesuatu pada Jenar. Dia melihat sendiri keadaan Jenar pagi tadi yang masih demam tinggi, bahkan saat disekolah juga Jenar menghebunginya dan mengadu jika kepalanya terasa berat dan pusing, meski setelahnya dia bilang bahwa dia baik-baik saja.

Dia kembali menghampiri kedua orang tuanya yang masih berada di tempat yang sama, dengan bunda yang masih terisak.

"Bun maaf, tapi Jenar gak ada dirumah, aku cari di rumah sakit juga gak ada, dia hubungin bunda gak? atau ayah?" tanya Haikal berusaha untuk tidak membuat keduanya semakin khawatir

"Nggak ada nar, dari setelah bunda nelfon kamu, handphone Jenar gak bisa dihubungin" jawab ayah.

Tentu ketiga semakin panik.

Dovin didalam ruangan yang ada dihadapan mereka, tengah melawan rasa sakitnya. Dan Jenar yang juga sedang demam tinggi, tidak dapat dihubungi.

"Aku cari Jenar lagi, bunda tolong kabarin aku tentang Dovin" ucap Haikal dan setelahnya beranjak untuk mencari Jenar disekitar rumah sakit

Niatnya, jika tidak menemukan Jenar disana, dia akan kembali pulang untuk memastikan kembali Jenar benar-benar tidak ada dirumah. Bisa saja saat dia pulang tadinya Jenar sedang keluar, dan sekarang pasti dia sudah kembali kerumah.

Niatnya.

Namun semua itu terhalang saat Haikal melihat seseorang yang mirip Jenar disana.

Hanya saja, Jenarnya terbaring lemah diatas ranjang rawat yang sedang didorong oleh beberapa perawat disana.

Tidak, Haikal yakin dia salah lihat.

Dia berlari untuk mendekat, dia harus memastikan jika dia salah lihat.

Namun sialnya, laki-laki yang tengah terbaring penuh darah dihadapannya saat ini benar sang adik, Jenar.

Baju tidur kesukaannya yang Haikal ingat jelas dia kenakkan pagi tadi. Gelang hitam yang selalu melekat ditangan kanannya. Sandal cream yang selalu dia gunakan. Juga wajah pucat penuh darah yang tidak sadarkan diri dihadapannya.

"Jenar"

Siapa sangka itu akan menjadi kali terakhir Haikal melihat wajah Jenar.

Saat itu, Dovin juga Jenar berada diruang darurat yang berbeda, keadaan yang berbeda namun sama-sama melawan kematian.

Haikal, Bunda, Ayah, ketiganya hanya bisa diam didepan ruangan darurat Dovin juga Jenar bergantian.

Butuh waktu yang lama hingga dokter dari ruang Jenar keluar, memberi tau bahwa Jenar sadar dan ingin berbicara dengan mereka.

For You - Doyoung TreasureWhere stories live. Discover now