The Tentacle of Pleasures (Preview)

The Tentacles of Pleasures - Part 1

The Tentacles of Pleasure

By Gravekeeper76

Part 1

Antartika yang dikenal sebagai White Continent atau benua putih, bukanlah tempat untuk dikunjungi oleh manusia. Disana jauh mata memandang hanya putih yang terlihat. Suhu dingin yang extreme sangatlah menyakitkan, bahkan mematikan untuk manusia yang tidak terlatih. Meski begitu, disana terdapat segerombolan manusia yang merupakan sebuah tim yang melakukan penelitian.

Dan salah satu dari mereka berasal dari Indonesia. Doni namanya, berasal dari Jakarta. Ia merupakan peneliti dari University of Liverpool, dengan jurusan spesifik mikrobiologi di cuaca ekstrim. Maka dari itu ia berada di Antartika, untuk meneliti makhluk hidup disana. Sudah berbulan-bulan ia melakukan penelitian di sana.

Suatu hari, saat yang lain tidak sadar, disana ia melihat sesuatu yang mencurigakan di sample es yang telah diambil oleh tim nya. Ia menduga ada sesuatu di dalam balok es yang telah digali dari kedalaman ratusan meter tersebut. Lantas ia membawa kembali sample tersebut ke basecamp mereka. Disana ia melelehkan sample es nya. Dan ternyata dugaannya benar. Ia menemukan organisme yang unik dan aneh yang telah membeku di dalam sampel es. Dan masih hidup! Ia terkejut setengah mati.

Setelah tidak lagi beku, bentuknya seperti lendir yang berwarna hitam pekat, dengan ukuran hanya kurang lebih sebesar dua telapak tangan orang dewasa. Menurut Doni, bentuk temuannya ini mengingatkannya kepada Venom, musuh bebuyutan superhero Spider-man.

Lalu di sekujur organisme itu banyak sekali tendril-tendril kecil yang bergerak-gerak layaknya tentakel gurita. Didorong rasa penasaran yang besar, dia memasukan mahluk itu ke sebuah tabung bening untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium yang berada di Inggris.

Doni terus mencari tahu asal-usul dari makhluk unik itu. Tapi dia tidak menemukannya sama sekali. Dapat disimpulkan olehnya bahwa makhluk yang ia temukan belum pernah tercatat dalam catatan ataupun buku ilmiah manapun. Dengan kata lain, dialah yang menemukannya pertama kali.

Dan karenanya dia diberikan hak tunggal untuk menelitinya lebih jauh. Sebuah kesempatan emas baginya, untuk unjuk gigi kepada dunia. Lantas sebagai penemunya dia memberikan nama lendir hitam itu dengan nama Kraken. Diambil dari legenda Scandinavian, karena ada tentakel-tentakel kecil di sekujur tubuh makhluk itu.

Dengan laporan dari penelitiannya yang berhasil ia buat, banyak pihak terkagum-kagum. Sampai dirinya diakui oleh pihak universitas tempat ia bernaung. Doni akhirnya diwawancara oleh salah stasiun televisi ternama di Inggris. Setelahnya giliran stasiun televisi Indonesia yang mewawancarainya dan disaksikan oleh kedua orang tua kandungnya. Betapa senangnya mereka melihat anak semata wayangnya sukses menjadi ilmuwan ternama di Inggris. Apalagi mengingat mereka bukan lah berasal dari keluarga super duper kaya. Atau dengan kata lain, berasal dari keluarga berkecukupan. Sebuah pencapaian yang membanggakan.

Ayah Doni bernama Ahmad berumur 50 tahun, berprofesi sebagai seorang Ustadz yang sering melakukan dakwah keliling ataupun mengisi berbagai acara keagamaan. Sedangkan ibunya bernama Aisyah, berumur 48 tahun. Wanita yang melahirkan Doni, itu adalah seorang ibu rumah tangga. Meski begitu, ia sering mengikuti dan memimpin pengajian. Meski hampir berkepala lima, Aisyah memiliki tubuh yang menggiurkan di mata semua laki-laki yang melihatnya. Ia memiliki payudara yang besar, serta pantat yang besar namun berbentuk indah nan seksi menggiurkan.

Hampir dua tahun sudah Doni berada di Inggris, sejak penemuannya. Tanpa hentinya ia terus bereksperimen dan meneliti Kraken. Sejauh ini ia berhasil menyimpulkan kalau Kraken ini memiliki tingkat intelegensi yang sangat tinggi. Berbagai bentuk tes kepintaran telah ia berikan. Seperti memasukan balok ke tempat yang sesuai. Dan dengan hasilnya ia menduga kalau makhluk yang ia temukan ini memiliki tingkat kepintaran setara dengan seekor guritanya atau bahkan lebih, mungkin bisa setingkat manusia. Dia perlu melakukan analisa lebih jauh pikir Doni.