Permainan Tangan Dewa

13 2 3
                                    

"Hidup adalah permainan, jika menang akan terus hidup, jika kalah maka kau akan mati"

Ini bukan pertama kalinya kata-kata ini diucapkan dan tidak akan pula menjadi kali terakhir.

Tapi hari ini, ungkapan ini terdengar jauh lebih kencang karena terus dikumandangkan ke seluruh penjuru kota dalam berbagai headline breaking news bersama dengan huruf-huruf tebal yang berbunyi, "Penulis Kontroversial Ditemukan Meninggal di Rumahnya, Penyebab Kematian Tidak Diketahui!"

Pertama biar aku jelaskan apa hubungan segalanya. Siapa penulis ini? Apa hubungannya dengan slogan di atas? Dan yang paling penting... Bagaimana ia meninggal?

Mari kita mulai dari awal.

Tidak banyak yang mengetahui nama asli penulis ini atau dari mana ia berasal. Suatu hari tiba-tiba saja ia muncul dan menggemparkan seluruh jagat raya internet, kemudian merambah ke berbagai media lain. Ia menyebut dirinya sendiri dengan nama "God's Hand" atau "Tangan Dewa". Tidak diketahui seperti apa rupanya atau bahkan jenis kelaminnya, dari mana asalnya, tidak ada yang tahu, dan jujur saja, awalnya tidak ada yang peduli. Bagaimana pun juga, ia bukan penulis pertama yang datang dan menjadi sensasional dengan cepat.

God's Hand memilih misteri, drama dan berbagai konflik serta kontroversi manusia sebagai tema cerita-ceritanya. Semua kisahnya begitu seru dan ditulis dengan sebegitu apiknya sehingga terasa nyata, seperti membaca pengalaman teman atau saudara. Meskipun nama tokohnya unik dan jelas merupakan nama samaran dan nama-nama tempat yang muncul di dalam cerita diparodikan, tapi tetap semua orang tahu tempat mana yang dimaksud. Hal-hal ini membuat berbagai cerita yang disajikan God's Hand terasa begitu dekat dan benar terjadi, bukan sekedar fiksi karangan manusia.

Tentu saja karenanya, God's Hand dengan cepat mendapat banyak penggemar dan pembaca setia yang dengan antusias menantikan cerita-cerita terbarunya. Tidak butuh waktu lama pula bagi cerita-cerita milik God's Hand kemudian dicetak oleh penerbit ternama. Buku-bukunya dengan cepat menjadi Best Seller yang langsung habis diborong para penggemar setianya di hari yang sama buku-buku itu diterbitkan. Baik mereka yang benar-benar menyukai cerita milik God's Hand, mereka yang hanya penasaran maupun haters yang membeli bukunya hanya untuk kemudian mereka jadikan sumber status-status kebencian dan usaha untuk menjatuhkan God's Hand, pada akhirnya semua sama saja. Mereka tetap akan membeli buku-buku milik God's Hand.

Tapi semua orang harus mengakui bahwa meskipun sudah begitu banyak kisah yang dikeluarkan God's Hand, tak satu pun ada buku yang tidak menjadi Best Seller. Artinya, tidak satu pun ada cerita yang jelek ataupun membosankan. Entah dari mana ide-ide itu berasal, tapi seluruh cerita yang dibuat oleh God's Hand selalu begitu meyakinkan.

Lama-lama orang mulai semakin penasaran, sebenarnya orang seperti apakah God's Hand? Dari mana asalnya? Dari mana sumber inspirasinya untuk menulis buku-bukunya?

Lalu orang-orang mulai mencari-carinya. Mereka menguntit para staff yang diduga bekerja untuk God's Hand, mencari alamat rumahnya, mencari foto lama nya, melacak alamat IP yang ia gunakan untuk mengunggah cerita-ceritanya dulu, semua usaha mereka lakukan untuk membongkar identitas God's Hand.

Tapi bukan identitas God's Hand yang mereka temukan, justru kenyataan mengerikan dari para "korban" God's Hand lah yang mulai naik ke permukaan. Mereka yang mengaku bahwa God's Hand mencuri kisah-kisah kemalangan yang menimpa mereka, yang menimpa keluarga, teman dan orang kesayangan mereka untuk kemudian ia jiplak tanpa izin dan dijadikan bagian dari buku-buku Best Seller-nya. Karena itu lah semua kisah milik God's Hand terasa begitu nyata, karena semua kisah itu memang nyata. Semua kisah itu ia comot mentah-mentah tanpa sedikit pun menambahkan orisinalitas miliknya.

Mulailah sentimen publik berbalik. Mereka mulai mengecam perbuatan God's Hand. Berbagai video orang-orang yang marah membakar buku-buku milik God's Hand mulai viral. Petisi untuk menuntut God's Hand juga mulai disebarkan, berharap sebanyak mungkin orang mau ikut memberi dukungan menuntut God's Hand. Para "korban" mulai membentuk komite untuk menuntut God's Hand ke pengadilan.

Permainan Tangan DewaWhere stories live. Discover now