2. Meet (2)

538 94 8
                                    

Setelah membeli tiket mereka bergegas kembali menuju bus itu. Sesampainya di sana mereka langsung membuka pintu bus. Bukan lagi mengetuk seperti pertama kali.

Saat sudah memasuki bus mereka dapat melihat Gyumin yang duduk terkantuk-kantuk sambil memeluki koper Wain yang bahkan lebih besar dari tubuhnya.

"Oh? Kalian udah balik?" Tanya Gyumin sambil menggosok-gosok matanya karena masih mengantuk.

" Udah nih. Thanks Gyu udah jagain koper kita" ucap Wain.

Sedangkan Beomsoo hanya tersenyum sekilas dan mengangguk kearah Gyumin.

Sejujurnya saat pertama melihat mereka Gyumin agak merinding. Tampang mereka terlihat seperti tukang buli yang ada di film. Tapi saat diajak berbicara ternyata mereka lumayan baik.

"Oh ya. Kenalin ini Zayyan temen gue" ucap Gyumin sembari menunjuk kearah pemuda yang sedari tadi duduk di belakangnya.

Rupanya dua pemuda tinggi itu tidak menyadari adanya eksistensi selain mereka bertiga disana.

"Halo. Gue Zayyan" ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Oh halo. Gue Wain" ucap Wain sambil menjabat tangan Zayyan.

"Beomsoo" berusaha untuk tidak gemetar saat menjabat tangan Zayyan.

Disaat seperti ini penyakit introvert nya memang sangat menyebalkan.

"Eh btw kok bus ini sepi banget ya? Kayaknya yang berangkat duluan tadi rame banget" tanya Wain kepada Gyumin. Setelah sebelumnya ia duduk di kursi terdekat.

Tidak perlu beraturan. Isi busnya juga masih sedikit kan? Itu yang ada di pikiran Wain. Beomsoo sang sahabat sejatinya itu hanya mengikuti apa yang Wain lakukan.

"Duh nggak tau juga tuh. Tapi kayaknya semua penumpang nya udah diangkut semua sama bus yang pertama tadi." Jelas Gyumin.

"Lagipula semua yang ada di sini sama-sama ketinggalan bus itu. Cuman ini satu satunya bus yang berwarna hijau putih kan? Yah meskipun tone warnanya agak beda." tambahnya.

"Hey hey. Apanih seru banget kayaknya. Gabung dong" ucap seorang pemuda yang tadinya tidur di bagian kursi belakang.

Dia berjalan kearah mereka berempat dengan diikuti dua orang pemuda lainya.

Saat sampai didekat mereka pemuda itu dengan sok akrab malah merangkul Zayyan yang sedang asik dengan hpnya.

"Astagfirullah kaget" ucap Zayyan.

"Yo bro. Wat is yur nem bro?" Tanya pemuda itu.

"Ah gue? Zayyan" jawab Zayyan yang masih kaget akan kehadiran makhluk tak diundang tersebut.

"A elah Sing ga usah sok ngingris lo. Malu maluin aja" ucap salah satu pemuda yang tadi mengikuti sing. Dia memiliki style rambut belah tengah.

"Sorry ya abang abang. Ni anak lagi kehabisan obat makanya gitu" ucapnya lagi sambil menjauhkan tangan Sing dari bahu Zayyan.

" Oh iya. Gue Leo bang. Yang ini Sing. Trus yang tinggi gede ini Davin" ucap Leo memperkenalkan teman temannya.

"Halo bang" sapa pemuda bernama Davin.

"Ciahh halo bang. Halo dek dong" balas Sing tengil.

"Ck. Diam lo ladusing" Davin dengan sengaknya malah menempeleng kepala Sing.

"Wah. Kurang ajar lo. Gini gini gue lebih tua dari lo ya" ucap Sing. Lalu ia bangkit berdiri sambil menyingsingkan lengan bajunya.

"Iye dah si paling tua. Padahal cuma beda beberapa bulan" gumam Davin diakhir.

"Wah beneran ngajak ribut ni bocah" ucap Sing sambil berjalan mendekat ke arah Davin.

Sementara itu Beomsoo sudah panik karena takut akan ada perkelahian. Ia melirik Leo salah satu dari tiga orang itu. Tapi Leo hanya memandang malas ke arah Davin dan Sing. Seolah hal itu sudah biasa terjadi. Malah sekarang ia duduk dengan santai disebelah Zayyan.

"Duh Wain. Mereka mau berantem itu. Pisahin woy!" Suruh Beomsoo sambil mengguncang bahu Wain yang duduk di sebelah nya.

"Dih ngapain. Males. Kenapa ga lu aja?" Suruh Wain balik. Beomsoo hanya mambalas dengan lirikan sinis.

"WOY BERISIK BANGET KALIAN!!" sebuah teriakan high note dari seorang pemuda yang sedari tadi tidur di bangku belakang.

Teriakan itu benar-benar membuat mereka terkejut. Apalagi pemuda yang duduk di depan pelaku teriakan tadi. Ia yang sedari tadi tidur langsung terbangun kaget karenanya.

"Bang Hyun. Gue kaget" ucap pemuda yang baru bangun tadi sembari menoleh ke belakang.

Sementara pemuda yang dipanggil Hyun itu hanya diam dan menatap Sing dan Davin dengan mata menyipit. Agaknya dia curiga kedua pemuda itu yang mengganggu tidurnya. Melihat posisi keduanya seperti akan baku hantam.

"Kalian pagi pagi udah ribut. Ga liat apa orang keganggu karena kalian. Ini juga lo, lo dan lo. Udah tau mereka lagi ribut bukannya di pisahin malah di tontonin aja. Kalian tuh masih kecil janganlah berantem-berantem kayak gitu" ucap pemuda itu sembari berjalan mendekati bertujuh di ikuti dengan pemuda lainya di belakang.

"Aduh mampus. Mulai lagi nih emak emak atu" gumam pemuda yang berjalan di belakang.

"Dih masih kecil katanya. Minimal ngaca bang" ucap Sing tiada akhlak.

Sing memandang pemuda Hyun itu dari atas sampai bawah. Tingginya hanya sampai hidung Sing. Bukankah dia lebih kecil?

"Enak aje lu ngomong!. Gini gini taun depan umur gue 27 ye!" Balasnya dengan nada yang tidak santai.

" Lah buset. Tua bener" ceplos Leo.

"Hadeh bocah malah di ladenin" ucap Gyumin lelah.

Serius daritadi dia tuh ngantuk. Semalaman abis mabar LOL sama temannya. Niatnya nyari bus yang sepi supaya bisa tidur nyaman gitu.

Udahlah tadi jendela tempat senderannya di ketuk. Jagain koper orang. Abis itu basa basi kenalan. Trus tiba tiba nongol bokem yang suka cari masalah. Belum lagi ni ada cowok bermulut emak emak yang ikut bacot. Sumpah capek Gyumin tuh.

"Wah itu mulut emang minta di geprek ya. Sini lo bokem gue hantam juga lo" ucap pemuda itu sambil bersiap menghantam wajah Sing dengan jaket yang sedari tadi dia pegang.

"Bang. Bang Hyunsik udah bang" ucap pemuda yang ada di belakangnya sambil menahan tangan Hyunsik yang akan melempar jaketnya itu.

"Ga bisa Lex. Ini bocah dua musti dikasih pelajaran" balasnya. Ia berusaha melepaskan tangan Lex yang menahannya.

" Aduh kalian bantuin kek. Malah planga plongo" ucap Lex kewalahan.

Akhirnya dengan berat hati Wain pemuda bertubuh kekar itu pun turun tangan. Ia bergerak untuk menjauhkan Sing dan Leo dari hadapan Hyunsik.

Setelah lama berselang kondisi pun kembali kondusif. Mereka tampak sudah mulai sedikit tenang.

Brukk..

Tiba tiba pak supir datang dan membuka pintu dengan keras.

"Eh kita langsung berangkat aja ya? Udah nggak ada yang mau naik kayaknya" ucap pak supir itu.

"Lah kan ini masih sedikit banget pak. Baru juga sembilan yang naik" ucap Lex.

Bukan apa apa biasanya kata mamanya tuh kalau naik bus di terminal suka ditunggu penuh dulu. Lah ini setengah nya aja belum ke isi.

Fiks terpantau bujang bujang yang ada di dalam bus ini adalah orang orang yang belum pernah bepergian naik bus. Mari kita lihat apa yang akan terjadi kedepannya.

Voment
👇👇

W: 7/7/23





FANTASIA ISLAND || XODIAC Where stories live. Discover now