Damian terkikik geli mendengar omelan Ibunya, jujur. Damian menyukai omelan Ibunya entah kenapa, padahal setiap anak pasti akan selalu menghindari omelan Ibu tapi berbeda dengan Damian yang begitu menyukai omelan Ibunya, karena itu lah bentuk tanda perhatian dan kasih sayang yang di berikan Ibunya ke Damian.

"iya Ibu, maafkan aku... Aku segera kesana sekarang, dan berhenti mengomel terus, bisa sakit nanti tenggorokan ibu" tutur Damian lembut.

"baiklah, ibu matikan sambungannya ya, dan jangan lupa selalu hati hati saat membawa kendaraan... Jangan ngebut-ngebutan" tutur Ibu Damian tak lupa juga sebuah peringatan di akhir kalimatnya.

Setelah sambungan terputus Damian segera menuju garasi mobilnya yang dimana terjejer rapi semua mobil dengan harga fantastis mulai dari Rolls-Royce, Pagani, Lexus, Bugatti, Genesis, Aston Martin, Mclaren, Lamborghini Aventandor, dan masih banyak lagi.

Damian melangkahkan kakinya memilih mobil apa yang akan ia pakai untuk acara sebentar.

Mata Damian terpusat pada mobil Aston Martin mobil yang baru ia beli 2 minggu lalu di inggris saat ada meeting disana.

Damian memanggil pelayannya guna mengambil salah satu kunci mobil dan memasuki mobil, melajukan kendaraannya menuju restaurant bintang 5, karena pertunangan dilangsungkan disana.

🌑Damian🌑

Sepatu biru navy menggema di setiap ruangan, banyak pasang mata yang menatapnya penuh kagum terutama kaum perempuan.

"apa itu Tuan Damian, astaga dia tampan sekali"

"astaga rasanya mataku ingin keluar dari tempatnya karena pemandangan yang begitu memukau"

"aku ingin sekali menjadi istrinya"

Dan masih banyak lagi celotehan dari kau perempuan yang memuji Damian, Damian abai karena tujuannya kali ini menuju ruang VIP yang terletak di lantai 20.

🌑Damian🌑

"kakak apa kabar sudah lama kita tidak bertemu" saat memasuki ruangan VIP Damian tidak sengaja berpapasan dengan seorang pria yang setara dengan tinggi badannya tak lupa juga dengan senyum manisnya yang merekah di wajah tampannya.

"ekhem. baik, Dimana Ayah dan Ibu ,Darrel" tanya Damian kepada Adiknya. Darrel Nicholas L'nades.

"ibu disini" seorang wanita berkaca pinggang sambil menatap garang putranya, dia Amanda Norah L'nades.

Amanda berjalan ke arah putra sulungnya dan mecubit pinggang Damian dengan cukup keras.

"Akh, ibu apa yang ibu lakukan!!" teriak Damian yang sama sekali tidak di hiraukan Amanda.

"salah mu, kenapa lama sekali!" ucap Amanda setelah melepas cubitannya, Damian mengusap pinggang bekas cubitan ibunya yang sangat sakit sekali.

"sudah hentikan, ibu dan anak tidak pernah akur" sahut seorang pria paruh baya yang masih awet muda dia ayah Damian dan Darrel, Maxiliam L'nades.

"Halo semuanya" sapa seorang gadis dengan senyum merekahnya Damian beserta keluarganya berbalik badan dan melihat keluarga Noella.

Damian menatap seorang gadis yang begitu ia benci. Dia Bianca Noella, gadis manipulatif dan juga pembunuh.

Damian berdecih kenapa keluarga Noella bisa ada disini, setaunya bukannya hanya keluarganya dan Cessar saja yang datang? Lalu kenapa keluarga Noella ada disini.

"astaga Bianca sayang" Amanda berjalan ke arah Bianca dan memeluknya di balas tak kalah erat oleh sang empu.

Damian menatap datar pemandangan di depannya. Sungguh, rasanya dia ingin sekali memotong kedua tangan wanita itu yang berani memeluk ibunya.

Sebuah smirk kecil muncul di wajah tampan Damian "aku akan membalas semua perbuatan mu Bianca" batin Damian.

"baiklah, ayo kita semua ke meja makan. Keluarga Cessar sudah menunggu disana" ujar Amanda dan mereka melangkahkan kaki mereka.

Damian menatap seorang gadis yang sedang membaca buku, rambut hitamnya yang sedikit bergelombang tak lupa poninya yang terkesan lucu dan juga bibirnya yang mungil.

Damian mengigit bibir bawahnya dengan perasaan membuncah karena ia dapat melihat jelas wajah yang begitu ia rindukan, Violleta.

"aduh maaf sudah membuat kalian menunggu lama" ujar Amanda tidak enak kepada keluarga Cessar.

"tidak masalah" ujar seorang pria paruh baya Ayah Violetta, Davi Hendrick Cessar.

"kalian duduklah sebentar lagi acara makan akan di mulai" ujar wanita cantik Ibu Violetta, Laurent Christian Cessar.

Semua keluarga duduk kecuali Damian yang terus menatap wajah Violetta yang begitu cantik.

"Damian kenapa tidak duduk sayang?" tanya Amanda kepada putra sulungnya yang masih berdiri.

Merasa di perhatikan, Violetta berbalik menatap sesosok Damian yang menatapnya juga. Lagi-lagi Damian begitu terpukau dengan wajah cantik Violetta yang menatapnya, apa lagi mata Hazel itu membuat seluruh darah di tubuhnya berdesir hebat.

Violetta mengalihkan pandangan ke arah lain dengan perasaan yang sama sekali tidak ia tau "sadarlah Violetta dia tidak mencintai mu, dia mencintai Bianca" batin Violetta dengan pipi yang memerah.

Damian terkekeh dengan tingkah mengemaskan Violeeta, dan duduk di sebelah ibunya dan di sebelahnya lagi ada adik laki-lakinya yang duduk bersebelahan denga Violetta.

🌑Damian🌑

"acara makan selesai" ujar Max sambil melihat jam yang berada di pergelangan tangannya.

"waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam dan saatnya kita bahas soal pertunangan ini" ujar Max sambil melihat wajah Damian.

Sedangkan Damian menatap balik wajah Ayahnya dengan santai, karena sudah pasti mereka akan menjodohkan Violetta denganya.

"Damian... " ucapan Max tergantung, ia memejamkan matanya sejenak dan membukanya kembali melirik kedua putranya yang sedang menatapnya.

"Damian.... Kau akan bertunangan dengan Bianca, dan Darrel akan bertunangan dengan Violetta"

Deg

Damian membeku di tempat dengan pernyataan Ayahnya berbeda dengan mereka yang justru bersorak senang.

"aku tidak percaya kalo kita akan bertunangan" ujar Darrel dengan perasaan bahagia, berbeda dengan Violetta yang nampak diam saja saat tangannya di bawah ke bibir pria itu untuk dia kecup.

"aku berjanji akan memberikan seluruh kebahagiaanku kepadamu" lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"sayang" Davi memegang pundak putrinya seakan memberikan ia kekuatan. Violetta membuang nafasnya pelan. "ini saatnya aku melupakan mu Damian" batin Violetta.

"aku juga.... Aku harap hubungan kita ini bisa sampai ke jenjang pernikahan atau bisa saja hubungan kita ini sampai maut memisahkan kita tanpa memberikan rasa sakit, karena aku mencintai mu Darrel" ujar Violetta dengan mata yang berbentuk bulan sabit, Darrel berhambur di pelukan Violetta dan di balas oleh sang empu.

Keluarga yang melihatnya merasa terharu dengan pernyataan mereka berdua, kecuali satu orang yang tidak menerima ini semua.

Damian mengepalkan kedua tangannya menatap tajam ke arah mereka berdua lebih tepatnya ke arah Darrel, yang telah mengambil kepunyaan-nya, miliknya, Violettanya.

"aku juga ingin seperti itu" ujar Bianca menatap Damian dengan puppy eyes-nya, Damian melirik gadis itu menggunakan ekor matanya dan berdecih.

"jalang sialan, aku akan membunuhmu. Tapi sebelum itu aku harus memisahkan mereka berdua" batin Damian dengan kilatan obsesi nya yang tertuju ke arah Violetta.

Damian menyeringai samar.

"Violettaku, milikku, aku tidak akan melepaskan mu sayang. Sampai kapan pun kau hanya milik Damian Leonel L'nades" seringainya.

Bersambung!!

Loh gk bahaya ta?

Minggu depan cerita Damian bakal di up sama Melody pada hari minggu...




DamianWhere stories live. Discover now