04| The Tea's Out

53 7 4
                                    

Hai, jangan lupa comment dan like ya, Terimakasih.

***

Selepas aku pulang kerja, diriku sempat singgah ke cafetaria terdekat dengan parkiran. Seperti pesan yang 30 menit aku dapatkan dari pria jangkung tersebut, selepas pulang bekerja bahwa kami butuh berbicara, aku dan Harry.

Aku sempat menunggu Harry untuk menjemput diriku selepas aku pulang kerja pada pukul lima sore. kupikir ia tidak akan lama mengingat kantor Harry sangat dekat dengan tempat bekerjaku. namun aku salah menakar, ia melewatkan dua jam sejak ia berjanji padaku. Ia tidak tepat waktu. aku sempat kesal jika ia benar-benar lupa dengan pesanku. Namun sedikit disadari aku dapat memaklumi keterlambatan Harry karena ia adalah seorang atasan yang pasti sangat sibuk. Berbeda denganku yang hanya bekerja sebagai pelayan kedai kopi dibahu jalan kota London.

Setiba Harry datang, aku dengan sigap beringsut menghampiri mobil Harry kala ia menurunkan kaca mobil dan berteriak namaku. Sontak hal itu membuatku sedikit malu sebab semua mata tertuju padaku saat ini.

"Astaga Harry." Gerutuku sendiri.

Langkahku terdorong untuk keluar dari Cafetaria ini. Jalanku terburu enggan membuat ia kesal. Aku menyapa Harry sebelum memasuki mobil mewahnya. Memposisikan duduk senyaman mungkin. Tanganku beralih untuk menyampingkan tasku kesamping. Pendingin udara sangat sejuk dan begitu wangi. Aku terkesiap bahwa Harry adalah tipe pria yang sangat bersih dan penyuka wewangian.

Tanpa pembicaraan awal yang terbuka diantara kami, Mobil perlahan melaju keluar dari parkiran dan mulai berjalan menuju tempatku, mungkin. Apa Ia bersungguh-sungguh menerima tawaran tumpangan padaku.

Aku bermain pada polesan cat bewarna merah pada kuku-ku. merasa bahwa semua ini bukanlah tempatku.

Iris matanya yang tajam mengingatkanku dengan berton, anjing dewasa yang menghilang didalam kehijauan hutan. Tapi ada satu hal yang aku temui, secercah hijau yang menyatu menjadi gelap dan teramat pekat yang menamparku ke semula. bahwa aku harus berhati-hati. Dia terlihat cukup berbahaya bagiku, kata hatiku yang menyuarakan.

Waktu habis untuk mencuri pandang kepada Harry. Memperhatikan bagaimana dia berkendara dengan satu tangan kekarnya dari kursi penumpang. Membelah jalan dengan stabil dan detail. Tato garis salip yang terukir diselip ibu jarinya sesekali mengintip dibalik jas hitam yang indah. Dan dengan begitu membuat aku sedikit penasaran dengan tato lain yang ia punya di tubuhnya.

Kuyakini dia pasti mempunyai lebih dari satu tato yang kulihat sekarang.

Aku lupa memberitahu bahwa pria dewasa ini mempunyai wajah yang rupawan, tampan. dia mempunyai manik mata hijau yang tajam, kulit bersih bersinar bak orang Eropa pada umumnya, Rambut coklatnya yang sulit diatur namun entah bagaimana membuat dia terlihat tampan jika dilihat dari sisi samping seperti ini. Bibirnya yang merah muda alami tidak terlalu tipis, hidungnya mancung dengan rahang tegas seperti gambaran dewa Yunani yang gagah. Bulu-bulu halus yang tumbuh dibeberapa titik rahangnya membuat dia terlihat seperti pria dewasa yang matang.

wajahnya terasa kasar dan menusuk jika kusapu dengan telapak tanganku yang gemetar. Aura seorang kaya raya yang menikam sangat terlihat kental dari pria dewasa ini. Terlihat bahwa dia adalah tipe manusia yang tidak suka basa-basi, dia terlihat tegas dan berkuasa. Oh sialan, aku benar-benar tidak ingin berada disini. Bersama Harry lebih lama lagi.

45 menit melaju, kini mobil Harry berhenti dibahu pintu utama loby apartemenku. Aku menggeladah keluar jendela ketika menyadari bahwa ia benar-benar mengantarku pulang.

"Apa yang ingin dibicarakan?." Tanyaku membuka percakapan kami.

"Besok aku meninggalkan kota ini bersama beberapa teman. kami akan pergi ke Seattle, dan aku akan
melanjutkan mengurus pekerjaanku di London hingga kembali lagi ke Seattle." Kata Harry.

COMPLICATED | Harry Styles Where stories live. Discover now