03| Be There

29 8 0
                                    

Hai, jangan lupa comment + vote ya, Terimakasih.

***

Author's point of view

"Seperti yang kau perintahkan. Aku menempatkan janji. Bahwa Aku sudah menikah." Kata si pria jangkung dengan surai ikalnya yang rapih. Sang lawan bicara tersenyum miring, merasakan kemenangan ada ditangan. Ia mengaggap pria itu adalah seorang penurut sebenarnya jika sedang terpepet seperti ini.

Ia pikir, Harry adalah seorang yang selalu temperamen dan sulit dikalahkan. Kepintaran dan uang menempatkan diri Harry pada kekuasaan. Ia keras kepala, sangat berkuasa dan licik. Namun sekarang, pria yang berlawanan bersama Harry pun berteriak kesenangan didalam hati. Ia membuahi sesuatu yang tak pernah satu orang pun dapat lakukan, yaitu mengalahkan seorang Harry Styles pada malam kebangsaan Inggris.

"Jadi kau takut aku mendekati Ada?" Kata Brad. ia berputar, menjauh dari Tempat Harry terduduk dan mengambil anggur. Menuangkan didalam gelas kemudian mendorong gelas itu kepada Harry. Ini adalah waktu yang paling ia sukai, memposisikan Harry dalam kesulitan seperti ini. ia tak percaya bahwa poker tersebut membawa keberuntungan hebat.

Harry menepis anggur tersebut. mendorong tubuhnya agar tetap tegap dan menatap tajam Brad yang enggan menurunkan lekukan bibirnya menjadi seutas garis lurus. Harry sangat benci melihat pria itu tersenyum senang. Ia begitu menahan kemarahannya untuk tetap stabil. Harry masih tetap waras untuk tidak berkelahi di restoran. Dan kepalan tangan tersebut sudah ia tahan semenjak awal pertemuan mereka 10 menit yang lalu.

"Bukan untuk Ada. Namun demi nama perusahaanku. berhenti berbicara tentang dia. Aku sama sekali tidak mempunyai urusan apapun selain membayar sebuah janji disini." Tekan Harry mengundang gelak tawa dari Brad.

"Oke, aku percayai itu Harry."

Setelah itu Brad terdiam. Mereka sama-sama terdiam. Mengunci tatapannya pada deburan ombak pantai. Berada satu ruang bersama Brad mampu membangkit satu ardenalin yang ingin sekali Harry salurkan dengan baik. Sangat emosional. Jemari Harry bermain pada celananya membuat pola melingkar, tatapannya lurus kedepan, rahangnya mengeras. Pikirannya berkelana pada Gilliant, wanita muda yang ia tinggal bersama Green tea.

"Aku tak menyangka bahwa kau seberani itu?." Kata Brad. "Mengorbankan ikatan pernikahan dengan wanita desa asal Polandia demi bisnismu. Menakjubkan bahwa wanita itu terlalu bodoh dalam bersikap." Lanjut Brad.

"Kau tahu aku bukan pria pecundang. dan wanita bukan apa-apa bagiku. Aku bisa membeli mereka dengan uang. Aku tak sebodoh itu membiarkan orang gila semacam dirimu mengambil satu cabang milikku yang kemungkinan akan dihancurkan, kau licik Brad." Ucap Harry. Ia cukup merasa muak. Kemudian Ia bangkit hendak meninggalkan Brad.

"Siapa dia Harry?." Tanya Brad dengan takjub berhasil memberhentikan langkah Harry yang hendak keluar dari ruang tersebut.

Ia sungguh penasaran dengan wanita Harry. Siapa dia sebenarnya, apa yang membuatnya special untuk Harry. ia tak percaya bahwa Harry semudah itu untuk memutuskan hal gila ini. Tak percaya bahwa kesempurnaan wanita yang digandrungi seorang Harry kalah telak dengan gadis muda bernama Gilliant tersebut.

"Kau tak perlu tahu tentang istriku, semua lunas. Aku dan bayaranmu."

"Ini gila, kau mempertaruhkan segalanya pada malam itu, sial." Ucap Brad lagi.

Teringat pada satu malam mereka berteriak bersama diatas meja porker. Diantara mereka berlima hanya Harry yang hampir bertaruh dengan seluruh hartanya. Demi Ada ataupun ingin terlihat hebat didepan temannya. Ia cukup gila malam itu, mengenaskan saat terbangun ia tidak menemukan seorang wanita yang tertidur disampingnya.

COMPLICATED | Harry Styles Where stories live. Discover now