Chapter 50 - Epilog

Start from the beginning
                                    

"Kamu suka?" 

Aruna berbalik ke arah suara di belakangnya, Axcel berjalan mendekatinya dengan tangan yang membawa sebuah mahkota yang terbuat dari bunga Gardenia sama seperti bunga-bunga yang menghiasi beberapa sudut ruangan ini. 

"Aku gak tau kamu suka bunga apa, jadi kupikir bunga cantik ini cocok sama kamu."

Aruna tersenyum lalu sedikit menundukkan kepalanya, Axcel memasang mahkota itu di atas kepala Aruna, dia tersenyum puas ketika melihat bagaimana cantiknya Aruna dengan bunga itu. 

"Aku kadang ragu kalau kamu sebenernya bukan cowok," Axcel mencoba untuk menggoda Aruna. 

"Aku gak punya dada besar, aku juga punya sesuatu yang sama kayak kamu," Aruna menjelaskan dengan wajah sedikit merona. 

"Iyakah? Coba aku liat," godanya kemudian. 

"Axcel!" 

o0o

Arkan duduk di jok motornya, ia memandang sekeliling melihat tempat kerja kekasihnya yang tak jauh-jauh dari tempat tinggal mereka. Ia hanya tak menyangka jika Darrel memilih bekerja menjadi tour guide bagi anak-anak yang mengunjungi tempat wisata alam di sana. 

Wajah kaku Darrel tak menunjukkan jika pria itu menyukai anak-anak, tapi siapa sangka dia terlihat sangat bahagia ketika berdekatan dengan makhluk-makhluk menggemaskan itu. Ia tersenyum ketika memperhatikan Darrel keluar bersama anak-anak yang usianya kebanyakan masih 5 tahun. 

Dia ikut tersenyum melihat gummy smile yang diperlihatkan Darrel untuk anak-anak itu, serta lambaian tangannya yang antusias mengiringi langkah mereka yang akan segera memasuki sebuah bus pariwisata. Dan setelah bus itu mulai hilang dari pandangannya, senyum itu masih betah menghiasi wajahnya. 

Sampai mata teduh itu menemukan keberadaan Arkan yang masih setia menunggunya di atas motor kesayangannya. Darrel bergegas masuk lagi, mungkin untuk mengambil barangnya di dalam, karena tak lama kemudian pria itu keluar dengan tas di bahunya, menghampiri Arkan. 

"Nunggu lama ya?"

"Gak, baru 15 menit mungkin." 

Darrel menghela napas lega mendengar jawaban Arkan, kemudian segera mengambil helmnya lalu memakainya. Setelah Arkan menghidupkan mesin motor, ia segera naik dan melingkarkan tangannya di perut Arkan. 

"Mau makan dulu apa langsung pulang?" tanya Arkan ketika motor mereka sudah melaju di jalanan yang cukup ramai. 

"Makan di rumah aja, aku inget katanya Aruna bakalan pulang hari ini."

Arkan tersenyum lalu mengangguk saja mendengar ucapan Darrel yang terkesan sangat bersemangat, tapi setelahnya ia tertawa ketika mendengar Darrel ingin membeli banyak jajanan untuk Aruna, karena mungkin di Alstroemeria adiknya itu tidak akan menemukan makanan itu di sana. 

"Yakin? Ini banyak banget lho," Arkan menatap keranjang belanjaan yang di pegangnya. 

Di dalam keranjang itu banyak sekali jenis makanan ringan dan minuman bersoda, seperti katanya, di Alstroemeria tidak mungkin ada makanan itu di sana. Tapi tidak mungkin juga Aruna menghabiskan semua itu sendirian. 

"Aku juga suka kok, kenapa kamu cemas gitu?" 

"Aku cuma takut kamu sakit perut sayang~ udah ini cukup," bujuk Arkan dan akhirnya disetujui oleh Darrel. 

"Eh tunggu bentar, aku mau beli sesuatu," Arkan pergi ke rak sebelah kasir, lalu mengambil apa yang dibutuhkannya. 

Darrel melihat apa yang diambil Arkan, segera mencibir tapi dengan wajahnya yang merona. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 19, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Did [VMin]Where stories live. Discover now