01

187 23 18
                                    

FUTABA POV

Pagi itu aku sedang berjalan bersisian dengan Rei di koridor depan kelas. Aku tidak hanya berjalan bersisian, aku ingin menanyakan sesuatu padanya.

"Rei," sapaku yang membuatnya menoleh padaku.

"Apa?"

"Nanti ada festival musim panas, maukah kau menemaniku?" tanyaku dengan sedikit susah payah karena gugup mendera diriku.

"Ehm... aku tidak bisa, kau pergi sendiri saja ya, atau mintalah ditemani Daniel dia pasti mau. Secara dia kan menyukaimu," usul Rei yang membuat hatiku panas. Tak tahukah dia bahwa aku selama ini menyukainya.

Ya, selama ini aku menyukainya. Bukan Daniel atau siapalah itu.

Apakah dia sadar? Setidaknya jika dia tak menyukaiku, dia tak perlu 'menjodohkan' aku dengan Daniel. Itu seperti membuktikan bahwa dia menolakku secara halus dan tak menginginkanku berada di sisinya.

"Kalau tidak bisa, kau hanya perlu bilang 'aku tidak bisa' tidak usah disangkut pautkan dengan Daniel!" seruku dengan suara yang sedikit lebih tinggi.

Ah sudah ku tebak, sekarang orang-orang sekitarku mulai menoleh penasaran pada kami. Aku tak peduli. Yang sekarang aku butuhkan adalah sedikit waktu. Aku berlari tanpa memerdulikan orang-orang yang kini menatapku penasaran. Tanpa sadar aku sudah berada di taman belakang sekolah.

Rei, tiga huruf, satu kata. Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikiranku dan membuat jantungku memompa lebih tepat. Rei, apakah kau tak menyadari bahwa aku menyukaimu? Mengapa kau sama sekali tidak peka?

Aku menangis menyadari perasaan ini tak terbalas. Aku merasa bahwa aku menyukai orang yang salah. Kadang aku berpikir, untuk apa aku memperjuangkan seseorang yang bahkan orang itu tak sadar sedang diperjuangkan. Lututku terasa lemas, aku jatuh terduduk dan menangis sesenggukan.

***

Sepulang sekolah aku berjalan sendirian dengan kepala tertunduk. Rasanya aku tak punya tenaga meskipun hanya untuk mengangkat kepalaku. Tiba-tiba Yuri, teman sebangku sekaligus sahabatku menghampiriku. Aku sedikit kaget.

"Yuri..." lirihku pada Yuri.

"Karena Rei?" tanyanya tepat sasaran. Aku mengganguk perlahan. Aku yakin saat ini mukaku merah. Lihatlah Rei, hanya mendengar namamu saja mampu membuat mukaku memerah.

"Berbaikanlah dengannya," ucap Yuri menyemangatiku.

Ya benar kata Yuri, aku harus berbaikan dengannya. Aku menganggukkan kepalaku penuh semangat. Aku mengangkat kedua tangaku tinggi-tinggi kemudian berjalan pulang setelah sebelumnya berpamitan pada Yuri.

***

Saat ini aku sudah sampai di Festival Musim Panas. Ya benar, aku datang sendiri. Aku memakai yukata milikku bewarna biru, bermotif bunga.

Aku berjalan-jalan sendiri hingga aku melihatnya. Aku melihat Rei. Ternyata dia datang bersama dua temannya. Aku hanya melihatnya dari sini tanpa berniat menghampirinya. Tak disangka-sangka dia menoleh ke arahku, mungkin dia merasa jika diperhatikan. Dia menghampiriku dan tersenyum.

Duarr...duarr...

Ah! Kembang api akhirnya diluncurkan. Ini impianku, melihat kembang api bersama laki-laki yang aku sukai.

"Rei," sapaku pelan.

"Hm?"

"Ke-kembang api hari ini sangat menajubkan, i-iya kan?" tanyaku sedikit gugup.

"Hm... ada apa?" tanyanya penasaran, mungkin dia merasa bahwa aku sedang gugup.

"Em.. tidak ada."

***

Aneh. Yuri tiba-tiba saja menarik tanganku ke atap sekolah. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Yuri.

"Ada sesuatu yang kusembunyikan darimu," ucap Yuri sesaat setelah sampai di atap sekolah. Mataku membulat tak percaya. Hanya satu kata yang dapat menggambarkan keadaanku saat ini, kaget.

"Apa maksudmu Yuri?" tanyaku penasaran. Apakah mungkin Yuri menyukai Rei? Aku sudah lama berpikiran seperti itu.

Kulihat Yuri menghela napas perlahan sebelum menjawab pertanyaanku, "aku menyukai Rei," jawabnya dengan kepala menunduk.

Ah, ternyata benar. Aku cepat-cepat memasang wajah datar, aku tak mau membuat temanku sedih.

Aku harus memutuskan. Ya, sahabat di atas segalanya, "ah, kau menyukainya, mungkin aku yang harus-"

"JANGAN, Rei menyukaimu bukan aku, jadi jangan pernah berpikiran seperti itu." Dia memotong perkataanku. Aku menggelengkan kepala. Sahabat di atas segalanya, itu tekadku.

"Kita sahabat." jawabku sambil tersenyum.

"Karena kita sahabat, makanya aku ingin kita mengulang ini semua dari awal, aku tidak ingin salah satu diantara kita ada yang terluka, haha bahasaku mulai dramatis." Balas Yuri sedikit bergurau.

Aku terkekeh pelan dan tanpa sadar satu bulir air mata turun dari mataku.

'Datanglah ke atas atap setelah pulang sekolah' - Futaba

Aku tersenyum ke arah Yuri setelah menulis surat untuk Rei.

'Datanglah ke taman belakang setelah pulang sekolah - Yuri

Yuri membalas senyumku dengan lembut

Kulipat surat yang kutulis dengan rapi kemudian secara bersamaan dengan Yuri memasukannya ke dalam loker Rei.

***

Waktu yang kutunggu. Baru saja bel pulang sekolah berbunyi, aku langsung berlari ke atap sekolah. Saat aku berlari tadi, aku sempat melihat Yuri juga berlari ke arah taman belakang sekolah sambil tersenyum lebar.

Saat ini aku menunggu, siapakah yang di sukai Rei. Jantungku berdegup sangat keras saat ini rasanya seperti akan keluar.

Riles, tarik napas, buang napas huhhh, aku masih merapalkan kalimat itu berharap aku lebih tenang.

Skrek...

Oh tidak, mungkinkah itu Rei?

Aku cepat-cepat berbalik dan melihat seorang laki-laki yang sangat tampan dengan senyum lebar terukir di bibirnya. Aku merasa kupu-kupu dalam perutku mulai mengepakkan sayapnya dan beterbangan keluar.

"Futaba, ada apa?" tanya Rei ketika dia sudah berada tepat di hadapanku. Ya, dia benar-benar Rei. Orang yang aku dan sahabatku sukai.

"A-aku.. Me-menyukai Rei," ucapku gugup. Akhirnya hari ini tiba, aku bisa mengungkapkan perasaanku padanya. Tanpa sadar air mata meluncur bebas dari mataku. Aku sangat-sangat merasa bahagia.

Aku berlari ke arahnya dan-

Cup

Aku mengecup pipinya sekilas. Dia membulatkan matanya atas kenekatanku tadi, tapi tak urung dia tersenyum.

"Sekarang, temuilah Yuri. Pasti dia sudah menunggumu," kataku semangat sebelum berlari meninggalkannya.

Semoga, setelah ini semua menjadi lebih baik.


~tbc part 2 @Myrind

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sekai Wa Koi Ni Ochiteiru [Dunia telah jatuh cinta]Where stories live. Discover now