01 - Tunggu Aku

112 16 9
                                    

--🍂--__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--🍂--
__

Closed.

"there is one pain, I often feel, which you will never know. It's caused by the absence of you."

__...__

Cerita ini hanya fiktif. Tokoh dalam cerita tidak berkaitan apapun dengan aslinya. Saran dan masukan sangat dibutuhkan, silakan tinggalkan jejak demi keberlanjutan cerita.

__...__



.
.
.

_____
note.
[▶]
recommendation: play song in library -- jonghyun - end of a day
___
.
.
.




"Jangan tersenyum, bukankah kau kemarin tengah menahan rasa sakit?" Pria bersurai hitam yang nampak rapi dengan setelan jas itu tengah menatap dalam sebuah bingkai foto. Tangannya menggenggam erat buket bunga favorit si wanita--dalam bingkai foto.

"Sojung-ah.." Panggilnya, suaranya terdengar sendu, ia tengah menahan tangisnya. Tenggorokannya tercekat. "Bagaimana kau dapat tersenyum secantik itu ketika kau tengah menahan rasa sakit?"

Masih teringat jelas di benak si pria, bagaimana sang kekasih mendadak meminta jasa fotografer alias pekerjaan yang selama ini ia lakoni. Dengan busana casual dan cicin yang tersemat di jarinya, ia tersenyum hangat menatap kamera, tepatnya menatap Seungcheol. Menghiraukan rasa sakit yang juga tak Seungcheol sadari saat itu.

Hari itu bukan hari yang menyenangkan untuk Seungcheol kenang, bahkan berulang kali ia lupakan hingga akhirnya memilih meninggalkan pekerjaan sekaligus bakatnya. Ya, sebab jepretan kamera terakhirnya mengabadikan wajah pucat sang wanita yang berakhir tumbang tak sadarkan diri. Bodohnya Seungcheol yang tertipu oleh senyum getir si wanita.

Ia Choi Seungcheol, pria tampan yang sejak setengah jam tadi berdiri dihadapan abu mendiang calon pengantin wanitanya, Kim Sojung. Tatapannya kosong, tampak tanpa arah. "Jangan tersenyum, aku semakin merindukanmu.."

"Kim.. Aku datang lagi.." Seungcheol menarik sudut bibirnya, tersenyum getir. "Aku mendapat promosi kenaikan jabatan pekan lalu.. Ah, apa aku sudah menceritakannya kemarin? Kim, aku sudah melunasi rumah yang kau inginkan. Ya, rumah kita.."

Seungcheol terdiam sejenak, namun kali ini ia gagal menahan tangisnya. "Kim.. Maaf.. Maaf, tapi aku hanya datang saat akhir pekan.. Rumah itu.. Rumah itu sangat sepi.. Hiks.."

"Kim.. Musim semi akan datang, musim yang selalu kau sukai. Apa kau hangat disana? Kim.. Hiks.. Tapi rumah itu tetap terasa dingin tanpamu, termasuk untukku.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

closedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang