Random Playlist, Random Content

Relaxing Music 4 (Spotify)

Link Spotify:

https://open.spotify.com/playlist/7AZuDiVAVNfBQCI1cnUfMX?si=T8k9MNz-QzWJQIpjbCUhyg&nd=1

˚₊‧꒰ა ☆ ໒꒱ ‧₊˚

     Waktu malam ini berjalan begitu lambat. Rembulan terus bergeser seperti biasa. Awan-awan tidak se mengesankan tadi. Pentas langit malam ini mungkin akan segera berakhir.

     "Dimana kau tinggal? Apa kau tersesat?" tanyaku. Ia menoleh.

     "Ah,tidak. Malam ini ada peringatan kematian ayahku. Aku selalu ziarah ke makamnya tiap tahunnya. Makamnya ada di gunung itu" ia menunjuk sebuah gunung besar yang tidak jauh dari posisi kami. "Beliau ayah yang baik. Aku masih ingat saat saat dimana ia masih hidup. Tidak akan kulupakan selamanya"

     Kali ini ia tersenyum lebar sambil menatap langit, seakan ia bisa melihat arwah ayahnya disana.

     Aku menatapnya lamat lamat.

     "Kau pasti dari langit ya?"

     "Bagaimana kau tahu?"

     "Semua orang akan tahu begitu melihat pakaian dan aksesoris yang kau kenakan" ia sedikit tertawa. 

     "Apa kau punya keluarga?" tanyaku.

     "Ya. Aku tinggal bersama ibu dan kedua adikku di kampung. Kau sendiri?"

     "Aku..." aku menunduk. "Aku punya keluarga"

     Air mataku pelan pelan menetes. Rupanya luka ku belum sembuh.

     Aku mengusap air mata. Aku merasa ia menatapku, entah bagaimana ekspresinya.

     "Dimana mereka sekarang?" tanyanya.

     Aku mendongak, menenangkan diri.

     "Mereka sudah tenang di langit"

     "Bukannya kau juga dari langit?"

     "Iya. Mereka sudah di tempat yang lebih baik dariku" 

     Air mataku mengalir begitu deras tanpa tertahan. Aku menutupi wajah, menumpahkan semua emosi yang kutahan tahan selama ini. Bayangan ttg mereka dan segala yang kulalui selama ini terputar di kepala. Makin diingat rasanya makin sakit.

     Sial. Karena inilah aku seharusnya aku melupakannya.

     "Aku turut berduka" sahutnya pelan.Tangisku terhenti sejenak. "Kau begitu kuat. Aku bukan apa apa"

---Part 4 finish!---

Hope you'll like it! :)

Sc pict: pinterest