7. Siapa Kamu Sebenarnya?

Start from the beginning
                                    

Mungkin saja perasaan yang Wang Yibo rasakan kepada Xiao Zhan adalah jenis rasa yang lain. Benar, hal itu sangat masuk akal. Dengan menyibukkan diri pada hal lain, mungkin perasaan tersebut akan segera lenyap. Baiklah, mulai sekarang dia akan fokus pada tujuan awal, yaitu mencari uang dan menjaga sang ibu.

Sayangnya, kata hanyalah kata yang sangat mudah diucapkan. Jika hati tidak memiliki niat yang sungguh-sungguh, tindakan yang sangat ingin dihindari justru menjadi rutin dilakukan.

Di bawah perlindungan selimut dan hawa gelap yang menguasai kamar, mata Wang Yibo bergulir lincah melawan nyala terang cahaya laptop. Meski mata merasa lelah, dia ingin menuntaskan karya yang ditulis oleh Xiao Zhan malam itu juga. Beragam jenis pujian tiada henti mengalir dari celah bibir tebal. Bukan karena dia ingin melebih-lebihkan karya senior di tempat kerja, melainkan dia mengutarakan kebenaran akan tulisan Xiao Zhan yang tampak berbeda dari penulis lain.

Wang Yibo merasa seperti menemukan suatu emosi yang tersembunyi di setiap kata. Meski karya tersebut merupakan artikel biasa, tetapi tampak begitu indah dan mampu menumbuhkan hasrat pada diri siapa pun untuk membaca lagi dan lagi. Selain keindahan, mengenai kerapian sama sekali tidak dapat diragukan. Wang Yibo tidak pernah menjumpai penulisan yang salah. Tanda baca terletak di tempat yang tepat, membuat kenyamanan dalam membaca terus meningkat.

Wang Yibo menjadi heran kenapa penulis sempurna seperti Xiao Zhan tidak ingin membuat novel yang tentunya lebih laris di pasaran. Wang Yibo yakin sekali dengan kemampuan luar biasa yang dimiliki, itu akan membuat nama Xiao Zhan semakin harum, lebih harum dari yang sekarang. Bisa jadi dia akan menjadi penulis yang mendunia. Setiap kali dia menampakkan sehelai rambut di muka umum, dia akan menuai banyak pujian sebagai sapaan.

Perlu diingat lagi bahwa Wang Yibo tidak sedang melebih-lebihkan, dia selalu berbicara tentang fakta.

Ketika selesai menuntaskan seluruh bacaan milik Xiao Zhan, Wang Yibo berencana untuk pergi tidur. Namun, pikiran akan lelaki manis yang semakin menumpuk tidak mengizinkannya tidur dengan mulus. Sebuah pertanyaan yang paling mendominasi pikiran membuat netra terbuka lebar-lebar seiring waktu. Setiap kali ada hal yang memicu rasa penasaran, rasa kantuk akan sirna. Dia tidak bisa membiarkan hal tersebut terus-menerus terjadi. Dia memutuskan untuk mengobati semua rasa penasaran ketika bertemu dengan pihak yang bersangkutan pada esok hari.

Bertanya sampai ke akar hingga Xiao Zhan kebingungan memikirkan bagaimana cara untuk menjawab puluhan pertanyaan dari Wang Yibo. Pertanyaan pertama saja masih belum terjawab, sementara pertanyaan lain tiada henti berdatangan. Xiao Zhan meminta lelaki tampan itu untuk mengulangi sekali lagi karena tidak sengaja lupa. Bagaimana tidak lupa jika dirinya tiada henti dibombardir oleh pertanyaan beruntun.

"Kenapa Senior tidak mencoba menulis cerita romansa?" tanya Wang Yibo dengan tatapan yang fokus ke arah Xiao Zhan. Dia ingin meneliti ekspresi pihak lain saat mengemukakan jawaban, sekaligus mencuri kesempatan untuk berlama-lama memandangi wajah manis itu dari dekat.

"Cerita romansa, ya?" ujung jari Xiao Zhan bergerak lincah mengetuk pelipis, seakan-akan yang diketuk adalah pintu gudang yang menyimpan ribuan jawaban, "Aku … orang yang kaku. Aku tidak bisa menulis cerita manis seperti itu."

Wang Yibo menangkap ekspresi yang cukup rumit di wajah Xiao Zhan. Mempertontonkan senyum canggung yang berusaha dibuat sealami mungkin, tetapi tidak dapat menyembunyikan warna masam yang agak menyedihkan. Ada juga kekosongan pada netra lelaki manis itu, sama seperti kemarin yang dia lihat. Wang Yibo berpikir Xiao Zhan adalah pribadi yang sangat mudah untuk terjun dalam lamunan. Diberi kesunyian sedikit saja, lamunan panjang pasti akan tercipta.

Wang Yibo baru saja akan menginterupsi ketika Xiao Zhan telah menyelamatkan diri sendiri dari lamunan panjang. Meski demikian, masih ada kekosongan yang terlintas di matanya saat mengatakan, "Mungkin aku akan mencobanya nanti. Jika aku siap, aku akan menulis tentang sosok yang begitu aku cintai."

I'LL BRING HAPPINESS TO YOU (YIZHAN)Where stories live. Discover now