Chapter 43 - Pertarungan

Zacznij od początku
                                    

"Aku benar-benar mencintaimu, tapi untuk kali ini aku tidak akan menurutimu. Aku punya pilihan sendiri dan kali ini kamu yang harus menurut padaku. Toh dia juga bukan anakmu sendiri," pria itu menjalankan mobilnya setelah sesekali menoleh ke arah rumahnya. 

"Setelah ini, aku pasti akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia sayang, tenang saja," gumamnya, meninggalkan sang istri terlelap karena dosis obat tidur yang cukup tinggi. 

Semua orang menundukkan kepalanya ketika ia sampai di markas utama, kali ini dengan jelas ia membuka tudung di kepalanya yang selama ini menyembunyikan wajahnya. Wajah itu terlihat masih tampan meski telah dihiasi sedikit keriput disana. 

Brianna menghadap dengan sebuah nampan yang telah berisikan sebuah kalung berliontin sebuah batu berwarna hijau gelap. Pria itu mengambilnya, kemudian mengeluarkan satu lagi kalung yang serupa tapi memiliki warna yang berbeda. 

"Kalian tau apa bedanya kedua benda ini?" pertanyaan itu hanya ditanggapi dengan tatapan penasaran semua orang yang ada disana. 

Ada lebih dari 200 orang yang ada di markas utama dan semuanya adalah orang-orang yang sudah berbekal senjata juga ilmu beladiri yang pasti mumpuni. 

"Yang ini asli," tunjuknya pada liontin berwarna hijau, "dan yang ini palsu!" lanjutnya sambil menunjuk sebuah liontin dari kalung yang ternyata milik Aruna. 

"Meski bukan asli tapi di dalamnya tetap mengandung energi murni Alstro dan bisa melindungi pemiliknya dari kekuatan hitam." 

Pria itu duduk di satu-satunya singgasana yang disediakan untuknya. Tatapan matanya masih mengagumi kedua benda di tangannya, kemudian ia melihat Brianna yang berhasil membawa kedua benda itu, tentu saja masih dengan beberapa bantuan dari kawannya. 

"Mereka dipisah?" 

"Iya Tuan, sesuai keinginan anda," jawab Brianna dengan kepala menunduk. 

"Bagus, tunggu sampai salah satu dari mereka bangkit dan kita mulai ritualnya. Tapi sebelum itu, buat mereka tersiksa, apapun caranya."

Beberapa orang yang ada di sana menundukkan kepalanya kemudian mengundurkan diri dari hadapan sang pemimpin. 

Brianna terdiam, ia ingin sekali menanyakan sesuatu yang ia pikiran saat ini. Bukankah akan semakin sulit untuk melakukan ritual pembuka portal jika kekuatan salah satunya bangkit?

"Kita butuh kekuatan murni dari Alstro jika ingin membuka portal ke tempat itu." 

Suara sang pemimpin membuat Brianna terperanjat, pasalnya pria itu bisa menebak isi kepalanya saat ini. 

"Apa yang kamu inginkan setelah ini?" pria berwajah teduh itu tersenyum simpul pada Brianna. 

Wajah dan perbuatan pria itu sungguh tak terduga, yang semua orang dalam organisasi pikirkan, pemimpin mereka mungkin berwajah menakutkan atau berbadan besar seperti bayangan mereka tentang pemimpin yang kejam dan tak manusiawi. Pria itu bahkan tak khawatir kehilangan para pengikutnya dan selalu memberikan apapun yang orang-orang itu inginkan. Dan semua tak jauh dari kata 'uang'. 

"Saya hanya ingin Ibu saya kembali hidup," jawaban Brianna sontak membuat pria itu terkekeh geli. 

"Kau yakin?" 

"Ya." 

"Kau tau resikonya kan?"

Brianna menganggukkan kepalanya, dia paham dengan perjanjian ini dan tetap ingin menghidupkan kembali ibunya yang sebenarnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Kehilangan sang ibu membuat hidup gadis itu berantakan, dia bahkan tega memfitnah ayahnya yang telah membunuh ibunya, hingga kini pria malang itu mendekam di penjara seumur hidupnya.  

I Did [VMin]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz