"Kak,jaga diri baik-baik ya selama di RedGreen. Tidak perlu repot-repot memikirkan adikmu yang imut dan menggemaskan ini, ada Danar yang akan menjaga Metha 1X24 jam," oceh Metha saat mengantar Senja ke RedGreen forest.
"Terserah! Any way, kok kalian ikut masuk ke sini? Apa kalian tidak takut nantinya tidak bisa keluar? Bukankah Metha mengatakan bahwa kita tidak bisa keluar hutan ini sebelum menemukan soulmate kita?" Matanya menatap curiga ke adik semata wayangnya itu.
"Dengan catatan belum punya pasangan alias JOMBLO! Metha kan punya Profesor Danar, " ejek Metha, dia bahkan sengaja melingkarkan tangannya di lengan Danar setelah mengucapkan hal tersebut.
Senja segera memukul lengan Metha tanpa aba-aba."Tidak perlu melakukan penekanan dalam kata'JOMBLO'. Kakak doakan semoga kalian putus," balas Senja.
Danar hanya menggelengkan kepala melihat
kakak-beradik itu adu mulut. Pemandangan yang sudah biasa dia lihat sejak lima tahun lalu."Mau hujan nih , kita balik ya, kalau ada apa-apa kabarin. Oh ya, jangan terlalu khawatir dengan Metha. Dia ada ditangan orang yang tepat," Danar menepuk pundak Senja sebelum masuk ke mobil.
"Kita balik duluan ya Kakak ku yang paling Unyu tapi JOMBLO," teriak Metha dari dalam mobil. Senja segera melepas sepatunya, telat sedetik kaca mobil ditutup , bisa dipastikan sepatu Senja akan mengenai kepala Metha.
***
Senja menatap kosong rumah yang akan di tempatinya mulai hari ini dan entah sampai kapan dia bisa kembali ke rumahnya lagi.Seandainya cerita yang keluar dari bibir Metha benar adanya, mungkin Senja akan menetap di RedGreen forest untuk waktu yang lama. Jangankan bertemu dengan soulmate, berbicara dengan orang asing saja enggan dia lalukan.
Senja menghembuskan nafas panjang sebelum masuk ke rumah berlantai dua di hadapannya. Pelatarannya cukup luas, di kanan dan kiri terdapat beberapa rumah penduduk. Sepanjang mata memandang, tempat tinggalnya terbilang cukup mewah. Rumah berlantai dua ditengah-tengah hutan. Apakah ini tidak berlebihan? Biasanya di tengah hutan kita hanya menemukan rumah kayu, apa mungkin Senja sedang dikerjai Metha untuk mengikuti acara reality show dari Agency di mana dia bernaung.
Senja tercengang saat masuk ke dalamnya, dari luar rumah ini terlihat sangat megah. Namun, setelah masuk yang akan kalian lihat adalah rumah jaman kuno dimana furniture nya masih penuh dengan ukiran-ukiran. Ada kursi gantung dari kayu untuk bersantai, di ruang tamu ada sebuah jam dinding kayu berukuran besar yang akan berbunyi di tengah malam membuat suasana rumah mendadak penuh dengan aura negatif.
Senja lanjut naik ke lantai dua, ada dua kamar yang saling berhadapan dengan pintu berwarna merah dan hijau. Metha berpesan agar Senja masuk ke kamar yang berwarna merah. Dia tidak diperbolehkan membuka kamar berwarna hijau dengan alasan apapun. Senja tidak ambil pusing walau Metha mengatakan hal-hal mistisnya. Dia sudah terbiasa dengan cerita yang keluar dari bibir adiknya.
YOU ARE READING
Till Our Next Eclipse
FantasyTill our next eclipse. Dimana kita akan menikmati bulan Purnama bersama tanpa takut dirimu akan berubah menjadi werewolf lagi