Chapter 40 - Nekat

Start from the beginning
                                    

"Gila, ntar dikira maling kita jam segini ke kampus," protes Arkan. 

"Pake otak lu, gue ketua BEM, satpam bahkan udah paham ama muka gue," Axcel menjalankan motornya lebih dulu meninggalkan Arkan. 

Sementara itu Feyra juga mencari keberadaan Aruna di tempat-tempat biasa ia menempuh orang-orang Almeta berkumpul, seperti diskotik atau tempat perjudian. Feyra adalah orang yang pandai berkamuflase, dia bisa berbaur dengan kalangan mana saja, meskipun harus menahan rasa tak sukanya. 

Seperti sekarang, dia terdampar di sebuah bar yang pernah ia datangi untuk mencari wanita yang dulu pernah mengejar Aruna. Tanpa sengaja ia mendengarkan obrolan orang yang duduk di sofa membentuk lingkaran di hadapannya. 

Salah satu dari mereka seperti sedang menyebut nama Felix tentu Feyra yang tertarik dengan obrolan mereka berusaha untuk mendengarkan lebih jauh. 

"Gak nyangka aja si Felix malah suka sama cowok juga," pria dengan tato di lehernya berdecak, lalu terkekeh sendiri. 

"Ngapain heran, udah banyak yang begitu di sini, si bos aja suka dua-duanya. 

"Maruk emang." 

Ketiga orang itu tertawa lalu meneguk cairan berwarna merah di gelasnya masing-masing. Feyra mengumpat dalam hati, karena tidak mendapatkan informasi apapun tentang keberadaan Felix. Namun saat ia hendak beranjak, tiba-tiba ia mendengar salah satu dari mereka yang menanyakan tentang harga hunian atau apartemen yang ditinggali Felix. 

Feyra tersenyum saat mendengar mereka menyebut lokasi dari tempat itu, lalu ia segera keluar dari tempat itu dan menghubungi Arkan atau Axcel. 


o0o


Felix mengumpat dan hampir melemparkan ponselnya ketika Brianna menelpon hanya untuk mengatakan jika sang pemimpin menginginkan Aruna. Ia pikir urusan dengan Amethyst telah selesai dengan mengambil kalung Amethyst dari Aruna, tapi ternyata itu di luar ekspektasi Felix. 

Dengan tergesa-gesa Felix masuk ke dalam kamarnya lagi dan menarik selimut Aruna dengan kasar. Aruna yang baru saja memejamkan matanya terkejut dengan hal itu, dia bisa melihat kilatan amarah dari mata Felix yang membuatnya waspada seketika. 

"Sebelum aku serahin kamu, kamu harus mau tidur sama aku!"

Ucap Felix yang kesal dan marah karena semua yang ia rencanakan jadi kacau karena Almeta. Felix jelas tak rela menyerahkan Aruna tapi dia tak ada pilihan lain. Sebelum ia tak mendapatkan apa-apa maka ia berencana memiliki tubuh Aruna.

"Gak, jangan deket-deket!" Aruna benar-benar waspada, dia terus menjauh ketika Felix semakin mendekat. 

Namun pada akhirnya Felix berhasil menangkap satu kaki Aruna dan menyebabkan pria itu jatuh tersungkur di dekat pintu. Pening Aruna rasakan ketika kepalanya terantuk lantai dan tanpa sadar tubuhnya telah kembali ke atas ranjang. 

"Please," rengekan Aruna bahkan tak di dengar oleh Felix. 

Aruna menggeliat bahkan mencoba untuk menendang Felix, tapi tubuh kecilnya terhempas badan Felix menjadikan susah untuk bergerak. Bahkan kedua tangannya dicengkram kuat oleh satu tangan Felix. Aruna tak menyangka Felix akan tiba-tiba seperti orang yang kerasukan, bisa penuh amarah seperti saat ini tanpa Aruna tahu sebabnya.

Baju yang tersingkap ke atas dan leher yang dihiasi beberapa warna kemerahan, membuat kondisi Aruna terlihat sangat berantakan, juga air matanya yang mulai menganak sungai kini membasahi bantal di bawahnya. 

"Axcel tolong aku," rintih batin Aruna ketika ia memejamkan mata saat tangan Felix dengan aktif menelusuri tubuhnya. 

Brak! 

Suara pintu terbuka dengan paksa, kemudian seseorang menendang Felix agar menjauhi Aruna. 

Baru saja Aruna bernapas lega karena mungkin penyelamatnya kali ini orang yang sama. Namun sepertinya harapannya pupus, dia justru melihat Brianna yang sekarang berdiri di hadapannya setelah menghajar Felix dengan kekuatan fisiknya. 

"Dasar gila!" umpat Brianna pada Felix. 

Kemudian ada dua orang berbadan besar masuk ke dalam kamar itu, membawa Aruna dengan mencekal kedua lengannya, keluar dari kamar juga rumah yang ternyata sebuah apartemen di lantai paling atas. 

o0o


Seorang pemimpin yang ditakuti  oleh semua pengikutnya, tidak ada yang  tahu identitasnya. Tengah duduk dengan tenang di satu-satunya kursi yang ada di ruangan temaram itu. Tudung yang menutupi kepalanya cukup besar untuk menutupi sebagian wajahnya.

Mungkin benar rumor yang beredar jika ketua mereka adalah pria paruh baya yang memang sangat terobsesi dengan hal gaib dan semacamnya. Bahkan ada beberapa orang dari perkumpulan itu mengatakan jika sang pemimpin adalah bramacorah. Namun itu semua belum terbukti karena sejauh ini tidak ada yang begitu dekat dengan sang pemimpin, bahkan kedua kaki tangannya seperti Felix dan Brianna. 

Tentu gosip tentang pemimpin Almeta tidak ada yang luput dari pantauan sang pemimpin itu sendiri, tapi pria itu memilih untuk tidak peduli dan membiarkan mereka berspekulasi bahwa ia adalah bramacorah atau lainnya, yang jelas memang mereka harus takut kepadanya. 

Wajahnya terlihat serius, jemarinya yang terdapat beberapa cincin dengan dominan berwarna gelap tampak mengetuk-ngetukkan jarinya yang membuat bunyi  ketika cincin itu menyentuh meja.

"Tidak ada yang boleh merebut Amethyst dari tanganku, dia milikku," ucapnya pelan tapi penuh penekanan seolah tengah memberitahu kepada orang lain.

Sedang asyik dengan pemikirannya, ponsel di meja itu bergetar, si pria itu bangkit mendekati balkon dan membukanya membuat angin semilir memasuki ruangannya. Segera ia mengangkat panggilan tersebut dan tak lama terdengar bahasa halus yang keluar dari bibirnya.

oOo

Dua orang tengah tergesa-gesa seperti dikejar waktu dengan seorang gadis mengikuti di belakangnya. Mendapat petunjuk di mana Aruna tentu saja keduanya tak banyak pikir.

Setelah sampai dengan napas tersengal-sengal mereka saling berpandangan, anggukan dari pria temannya itu membuat ia tak ragu mengambil langkah kasar. Dia mendobrak pintu itu dengan kekuatannya agar berhasil masuk.

"Kita harus cepat!"

Tbc

Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


I Did [VMin]Where stories live. Discover now