"Eh? Kamu mau kemana?" Noval memutar matanya malas. Wanita itu malah menahan tangannya dan membuat Noval harus tertahan di sini selama beberapa saat. Dengan kasar, Noval menyentak tangannya untuk melepaskan pegangan wanita itu dan dengan hati-hati berjalan menuju taman.


***

"Bos, lu abis nyamperin tuh bocah?" Seorang pria berbadan kekar serta tato-tato yang menghiasi tubuhnya, terlihat menunduk dan memanggil seorang Wanita di depannya dengan sebutan Bos.

"Haha, ya. Sama aja waktu kayak masih kecil. Cengeng, penakut." Wanita yang di panggil Bos, terlihat merokok.

Dia adalah, Wanita yang paling Noval hindari. Mama dari Zita, yang dulu pernah menculik Noval. Berkali-kali, wanita itu keluar-masuk penjara hingga kini ia memiliki beberapa anak buah yang sama-sama mantan Napi. Ia mendapat julukan Bramacorah.

Sebagai Bramacorah, dirinya memiliki tanggung jawab sebagai Bos dari perkumpulan para orang-orang tidak berguna. Orang-orang yang di cap sebagai sampah masyarakat. Dan orang-orang yang merasa dirinya adalah sampah.

"Terus, rencana Bos gimana lagi? Tuan besar pengen Bos neror bocah itu kan?" Si wanita itu mengangguk sembari menyemburkan asap rokoknya.

"Hah, gue ga bisa gerak bebas neror dia kalo di rumah sakit. Mungkin bakal gue tunggu keluar dari rumah sakit." Jawab sang Wanita. Si bawahan hanya mengangguk lalu berpamit untuk pergi.

"Noval Aditya.... Mainan yang bagus, tapi, gue lebih suka sama Aji Mahendra.... Dua tikus langsung terperangkap." Setelah mengucapkan hal itu yang di akhiri sebuah senyum miring, Mama dari Zita itu mengambil ponselnya dan menghubungi anaknya itu.

***


Noval kesal. Sangat kesal. Gadis bernama Kapita ini terus mengikutinya. Awalnya dirinya sangat senang karena akan bertemu dengan Aji. Namun, keberadaan Gadis ini membuat perasaannya memburuk. Sampai di taman, dapat ia lihat Aji sedang berbaur bersama Nenek dan Kakek di sana. Ia jadi teringat kemarin. Nenek dan Kakek di sini sangat baik.

"Hai." Aji terlihat menoleh saat Noval memberi sapaan. Namun, dahinya mengkerut saat melihat Noval tidak datang sendiri.

"Siapa ini?" Sebenarnya, Aji tahu siapa Gadis ini. Namun dirinya hanya basa-basi.

"Ga tau, perempuan ga jelas." Noval berujar ketus lalu duduk di sebelah Kakek yang sedang bermain catur bersama seorang Nenek yang masih terlihat cantik bahkan di usia yang cukup matang.

"Ihhh Noval!!! Aku itu calon tunangan kamu tauuuu." Noval langsung menutupi telinga Aji yang duduk di dekatnya.

"Ga usah di dengerin. Dia gila." Melepaskan kedua tangannya dan kembali memperhatikan bagaimana cara bermain Catur. Jujur, dirinya sampai saat ini masih tidak paham bagaimana bermain permainan yang menggunakan bidik serta papan Hitam-Putih ini.

"Val, kamu bisa main catur? Abis ini, main yuk?" Tanya Aji setelah dari tadi hanya diam.

"Ga bisa, aku ga paham gimana cara mainnya... Keknya susah deh, otakku ga bisa belajar." Noval terlihat sedih. Dirinya ingin terlihat keren dengan bisa memainkan permainan asah otak ini. Dulu, ia pernah mencoba dan berakhir terkena skak berkali-kali.

"Nanti aku ajarin sampe bisa!" Keduanya tertawa, pun dengan Kakek dan Nenek di sana. Lain halnya dengan Kapita. Gadis itu tampak memasang wajah kesal dengan sok imut. Orang-orang yang berlalu lalang akan menganggapnya imut. Padahal, itu hal yang sangat Noval tidak suka.

Wanita dengan gaya sok imut? Ah, lebih baik dirinya ke gym dan mendapat pemandangan otot-otot dari para binaragawan di sana.

"Ji, ni Cewe kok ga pergi-pergi? Aihh, padahal, dia nyape-nyapein diri sendiri dengan nungguin aku sambil berdiri, wkwk." Noval melirik sinis pada Kapita.

"Udahlah biarin aja... Toh, kalo dia mau ngadu ke orang tua kamu, kamu bisa ancem balik kan? Aku yakin kamu bisa nemuin kelemahan dia." Aji mengelus puncak kepala Noval. Yang di elus pun menerima dengan senang hati. Jika dirinya kucing, maka ekornya akan bergerak menggeliat karena terasa enak saat seseorang mengelus kepalamu dan telinga kucingnya akan menurun layu.

"Ji, aku sayang kamu." Bisik Noval pada Aji yang baru saja akan di balas ciuman. Namun, mengingat mereka masih berada di tempat umum, maka Aji membalasnya dengan senyum paling manis yang membuat Noval langsung terasa meleleh.

"HUWAAAAA MANIS BANGET COK!!!!"










***





TO BE CONTINUE!!!!

GIMANA CHAPTER KALI INI???

MASA, DI KASIH CHAPTER SAD, PADA KOMEN PENGEN YANG BAHAGIA, MEREKA JANGAN PUTUS, EH PAS CHAPTER BEGINI, GA ADA YANG VOTE SAMA KOMEN. AU AH, KECEWAAAA

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!! 
















Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang