Kejadian itu hanya terjadi kurang dari sedetik, tetapi efeknya bagi Beomgyu seperti habis minum kopi sebanyak lima liter.
Jantungnya berdebar tidak karuan, otaknya macet, dan sakit kepala menyerang seketika akibat tindakannya sendiri yang Beomgyu tidak tahu kenapa dia berani untuk melakukannya.
Yeonjun pun juga sama. Tangannya membeku di atas kepala Beomgyu dan matanya melebar. Wajahnya memanas, sama seperti yang dirasakan Beomgyu sekarang.
Keduanya terpaku pada posisi yang sama beberapa detik sampai akhirnya Beomgyu berusaha untuk kabur dari ruangan ini, yang sialnya gagal karena pergelangan tangannya ditarik oleh Yeonjun.
"Kenapa?" tanya Yeonjun to-the-point, berusaha melihat wajah Beomgyu.
Beomgyu ingin menghilang sekarang. Suasana sekarang sangat canggung dan otaknya sudah tidak berfungsi untuk merangkai kata-kata. Rasanya seperti ada susunan kabel yang ruwet di dalam otak Beomgyu.
Saking bencinya suasana canggung sekarang dan khawatir Yeonjun merasa terganggu dengan tindakannya tadi, Beomgyu mulai terisak. Seperti anak kecil yang ketahuan mencuri uang mamanya, seperti itulah perasaan Beomgyu sekarang.
Beomgyu sebenarnya tidak ingin seperti ini, tapi dirinya yang sudah sangat lelah tidak bisa menghentikan air matanya. Beomgyu tidak tahu mengapa dia tidak bisa menahan emosinya di waktu fajar seperti sekarang.
"Gyu ...? Hey, lo nangis?" tanya Yeonjun setelah menyadari bahu Beomgyu yang bergetar.
Karena tidak kunjung menerima jawaban, Yeonjun menarik lengan Beomgyu pelan untuk duduk di sebelahnya. Beomgyu menurut saja karena dia masih berusaha menguasai diri.
Beomgyu terduduk di sebelah Yeonjun yang tetap menatapnya lembut meskipun yang ditatap mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Tugasnya udah selesai?" Yeonjun kembali bertanya dengan topik yang berbeda dan pertanyaan itu berhasil membuat Beomgyu berhenti memalingkan wajahnya.
Beomgyu meneguk ludahnya. "Ti-tinggal diedit," gumamnya susah payah. Tenggorokannya terasa sangat kering sekarang.
Yeonjun mengangguk lalu mengacak sedikit rambut Beomgyu sebelum menepuk pelan pucuk kepalanya. Senyum lembut masih terpasang di wajah pemuda itu untuk memberi tahu bahwa dia sedang memberi semangat untuk Beomgyu.
"Ma-maaf," Beomgyu kembali membuka suara saat Yeonjun menarik tangannya dan akan beranjak pergi.
Alis Yeonjun berkerut.
"Kenapa maaf?"
Beomgyu menunduk. "Karena tadi ...," gumamnya yang lebih mirip bisikan.
Perasaan Beomgyu semakin tidak enak ketika Yeonjun tak kunjung mengeluarkan suara. Bergerak pun tidak.
"Ma-maaf tadi gue gak bermaksud kayak begitu! Kayaknya karena gue kurang tidur dan udah kecapekan banget, jadi gue ... gue ... begitu ...," ujar Beomgyu dengan tempo cepat di awal dan lambat di akhir.
Beomgyu meremas ujung hoodie Yeonjun yang masih dia kenakan dan berusaha melanjutkan penjelasannya dengan tergagap, sebuah kebiasaan Beomgyu saat dia sedang gugup. Namun, niat itu tertahan saat kepalan tangannya digenggam oleh Yeonjun.
Tangan itu terasa hangat seperti biasanya, tapi kali ini rasa hangatnya berbeda bagi Beomgyu.
"Beom,"
"Gyu?" Yeonjun memanggil Beomgyu yang masih bergeming.
"Beomgyu." Panggilnya sekali lagi dengan nada tegas, sambil menggoyangkan tangan Beomgyu yang masih digenggamnya.
YOU ARE READING
POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]
Random"Eh, eh, mereka pacaran ya?" "Keknya iya. Deket banget gitu!!" "Ih apaan, gak terima gue!" "Heh, lucu banget tau merekaaaa!!" "Itu sama Beomgyu kan?" "Yaampun, kak Yeonjun sama Beomgyu??? gilaaa!!" Yeonjun dan Beomgyu, kedua orang 'terkenal' di kam...
PART 20: At Dawn
Start from the beginning
![POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]](https://img.wattpad.com/cover/219978541-64-k42768.jpg)