Panic Attack

339 28 1
                                    

Terkadang Nunew bertanya-tanya apakah ia benar-benar perlu menyelesaikan kuliahnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan.

Jangan salah paham. Itu bukan karena kemalasan atau kurangnya motivasi. Nunew sebenarnya sangat menikmati masa-masa belajar dan menjadi mahasiswa. Dia senang mempelajari tentang hal-hal baru (terutama yang menurutnya menarik), dan jujur itu adalah salah satu hal favoritnya sejak dia masih kecil.

Apa yang tidak dia sukai adalah saat ia dibanjiri dengan beberapa tugas kiri dan kanan pada saat yang sama, dan setiap tenggat waktunya pasti lebih pendek dari yang sebelumnya. Dia bukan 'penggemar' kepenatan emosional dan fisik yang datang bersamaan dalam beberapa malam sepanjang minggu (sehingga dia dapat menyelesaikan semuanya tepat waktu).

Nunew hanya begitu lelah.

Tetapi sebanyak apapun Nunew berharap dia bisa melakukan sesuatu yang sangat berbeda, sekarang, di sinilah ia - membungkuk di depan laptop dengan kaki tersilang, tangannya terus mengetik di keyboard, meskipun kata-kata di otaknya sudah lama berhenti berjalan.

Nunew mengamati kalimat yang baru saja ditulisnya dengan hati-hati. Dahinya mengerut dan berdecih setelah selesai, tidak menyukai apa yang dilihatnya. Dia menyesuaikan kacamata tebal berbingkai yang tergelincir ke bawah hidungnya dengan jari dan menghapus kata-kata yang tercampur aduk. Dan pada akhirnya, menyingkirkan seluruh paragraf yang sudah ia tulis beberapa jam yang lalu.

" Arghh! Sialan! ". Nunew merengek, jarinya menarik rambutnya pelan.

Rasanya ia ingin menghancurkan wajahnya ke atas keyboard. Nunew butuh istirahat. Namun seperti aba-aba, suara bergetar yang keras memecah keheningan ruangannya yang tenang.

Nunew memalingkan wajah dari layar dan menoleh ke arah ponselnya, yang saat ini tergeletak di atas salah satu meja yang agak jauh dari meja belajarnya.

Dia selalu berusaha menjauhkan ponselnya dari dirinya sendiri sejauh mungkin sehingga dia tidak akan tergoda untuk terus memeriksa notifikasi media sosialnya setiap beberapa detik. Biasanya, Nunew akan mengabaikan getaran yang mengganggu itu. Akan tetapi, kali ini, dia bangkit dengan segera dan merebut alat hitam kecil tersebut dengan kecepatan cahaya.

Ketika Nunew melihat kontak yang muncul di layar, dia tersenyum tanpa sadar. Mungkin, untuk pertama kalinya di hari itu.

P'Zee
Hai sayang, kamu sibuk?

Nunew menjatuhkan diri ke kursi yang berputar dengan ponsel ditangannya dan membuat dirinya nyaman.

Nu
Belajar
Tapi mungkin aku akan segera istirahat
Kenapa?

P'Zee
Boleh aku mengunjungimu? Aku sedang bebas sekarang

Nunew menoleh ke belakang pada esai yang belum selesai di kerjakan sepanjang hari itu dan meringis. Dia tahu dia tidak boleh menunda menyelesaikan tugasnya sampai titik darah penghabisan, tapi kebutuhan untuk melihat senyum pacarnya dengan mudahnya menang.

Nu
Tentu!

Nunew menatap obrolan tersebut selama satu menit dan memiringkan kepalanya ke samping, berpikir. P'Zee tidak pernah bebas pada hari kamis. Itu sesuatu yang baru.

Nu
Tunggu!
Bukankah phi seharusnya keluar dengan anak-anak nanti malam?
Ini hari kamis

P'Zee
Nggak
Max ingkar janji lagi
Jadi aku dan yang lain memutuskan untuk nggak keluar sekalian
Sekarang aku milikmu seutuhnya 😘

Gemuk?? (ZeeNunew)Where stories live. Discover now