PROLOG

61 14 33
                                    

Biar kuberitahu kamu sesuatu. Saat ini kamu ada dalam kapal keluarga bangsawan Jerman, von Dille. Tenang saja, sedikitpun kamu tidak akan merasa pusing bahkan mual, karena kamu ada di dimensi lain. Kini kamu memasang mata pada seorang pria yang duduk di suatu meja Aula, Ehrlich von Dille.

Ehrlich sama sekali merasa tidak nyaman dalam duduknya, berulang kali pandangannya teralihkan dari majalah ke arah panggung dan ia merasa lega setelah Nora, adiknya, datang dan mengganggunya sejenak. Ia datang bersamaan dengan manajer kapal yang mengikutinya dari belakang

"Ehrlich." Sapa Nora sambil menyentuh pundaknya.

"Nora." Ehrlich mengangguk samar, namun rasa tidak nyaman masih ada dalam dirinya. Dahinya masih juga tak kunjung mengendur. "Mengecek segalanya seperti biasa?"

"Ya, dan cuaca bakal sedikit, yah, memualkan. Tapi aku yakin kau akan bertahan." Nora tersenyum pada Ehrlich, seperti mencoba membuat suasana tidak kaku. "Dan apa yang kau khawatirkan? Keponakan kita bernyanyi dengan sangat baik, bukan?"

Ah, ternyata sejak tadi Ehrlich tidak nyaman dengan wanita yang tampil di depan Aula! Aha! Kau baru mengetahuinya bukan? Iya, aku lupa membicarakannya.

Kini kau sedikit menyadari petikan gitar dengan suara yang merdu terputar dalam Aula. Nyanyian dan permainan musik Auriga, keponakannya yang tampil di Aula, bukannya buruk! Namun, mengapa Ehrlich tidak menyukainya?

Perhatian kamu terpecah begitu Ehrlich berkata sedikit keras dan lantang. "Kuharap penyanyi yang kau sewa naik panggung secepatnya."

"Oh, mengapa perlu? Nyanyian Auri sangat merdu!" Nora memperdepatkan keinginan Ehrlich dengan yakin, kemudian ia menoleh pada manajer yang ada dibelakangnya. "Biarkan panggung menjadi milik Auriga dahulu. Suruh penyanyi sewaan untuk tampil tepat saat makan malam saja."

Ehrlich menyela dengan dingin tepat sebelum manajer sempat membalas perkataan Nora. "Sudahlah, Nora." Dengan kasarnya ia membalikkan halaman sebelum berkata lagi. "Berhentilah berusaha untuk terus mendamaikan semua orang sekaligus. Kau tidak akan berhasil memaksakan itu, kecuali pihak lain mengalah."

Sesaat kamu dibuat melongo oleh perkataan Ehrlich, alih-alih mengumpatinya secara langsung. Ah, percuma juga! Kau tidak akan terlihat olehnya.

Ehrlich terlihat menatap Nora dengan mengintimidasi, meski begitu Nora tetap tenang sambil diam-diam meremas tangannya. Sesekali Nora mengambil nafas yang dalam dan tetap tersenyum.

"Kupikir kau sudah dewasa, Ehrlich." Nora tersenyum tipis.

"Kamu itu selalu mengurusi kehidupan orang lain, Nora. Kapan kamu akan mengurusi kehidupanmu sendiri? Memangnya mau jadi perawan tua?" Balas Ehrlich terhadap perkataan Nora.

Nora menarik napas dengan tajam. "Sekarang permisi, Ehrlich. Aku mesti memastikan situasi yang lain." Kemudian ia berlalu dengan lagkah tegas dan kamu kembali terfokus pada Ehrlich, pria ini benar-benar tidak bisa dibiarkan!

Ehrich melanjutkan membaca majalah hingga ia sedikit terganggu ketika Nora berdeham cukup keras yang membuatnya mau tak mau melihat kearahnya. Terlihat beberapa anak dan keponakannya disisi meja lain.

Kini kamu kembail melihat ke arah Ehrlich yang menatap begitu tajam kearah Avery yang tampak bermesraan dengan seorang pria yang ia tidak kenal.

"Anak itu...." Sahut Ehrlich menahan marah pada Avery.

Ia menaruh majalah yang ia baca pada meja dan melangkahkan kaki keluar dari Aula. Nampaknya berdiam terlalu lama didalam Aula membuatnya merasa marah, apalagi setelah melihat anaknya yang menggoda pria yang tidak setara oleh nama keluarga von Dille.

Diam-diam Ehrlich ingin menegur Avery setelah liburan ini selesai. Ehrlich menoleh kembali melihat kepada Avery yang meggumamkan sesuatu pada Aria saudari kembarnya, Ia lalu kembali berjalan menuju dek kapal berniat ingin melihat langit yang menjelang malam.

Rupanya badai sedikit mengombang-ambingkan kapal dan langit tempak mendung, Ehrlich memegang dek kapal menjaga keseimbangannya. Ditengah itu lantas sebuah petir mengelegar, sepertinya akan ada badai.

Ehrlich megerutu dikarenakan sejak sore tadi tak ada yang berjalan sesuai dengan keinginannya.

"Ha, sedidaknya aku lebih berhasil dalam hal karir dan dalam mendidik anak Vinch!" Ehrlich tersenyum, bangga akan segala pencapaiannya yang telah ia raih.

Badai makin mengombang-ambingkan kapal dan membuat Ehrlich makin berpegangan tangan dengan dek kapal.

Kini kamu melihat jendela notifikasi muncul didepan wajahmu, Apakah kau ingin memberi pelajaran pada Ehrlich von Dille?

Kamu mengingat semua perilakunya sejak cerita ini di mulai, lalu kamu merasa ingin memberinya pelajaran.

Tiba-tiba serangkaian notifikasi kamu terima, mulai dari pemberitahuan kamu terpilih sebagai penjaga gerbang khusus untuk Ehrlich von Dille, hingga bentuk visual penjaga gerbang yang tak bisa kamu pilih dan desain sendiri.

Eh, tunggu! Apa-apaan? Kok gue ga bisa pilih desain penjaga gerbang gue sendiri?!

Sesaat kemudian kamu melihat Ehrlich menyipitkan mata dan mencoba menghalangi sinar yang menyerbu kearahnya. Begitupun kamu merasa ikut menjadi silau karena cahaya, entah yang datang dari mana, dan merasa kesadaranmu menghilang begitu saja.

Kini seakan-akan dunia menggelap, baik kamu ataupun Ehrlich sama-sama kehilangan kesadaran. Kesadaranmu terikut begitu saja menjaga Ehrlich.

AbikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang