-Part 5-

852 160 32
                                    

Setibanya dimansion, Chaeyoung akhir bisa bernafas lega ketika melihat parkiran mobil yang masih sepi itu. Ternyata keluarganya masih belum pulang.

Akhirnya Chaeyoung memutuskan untuk memasak ramen instant untuk mengganjal perutnya yang sudah lapar itu. Sebenarnya ada makanan yang sudah dimasak oleh Hwayeon, hanya saja Chaeyoung lagi tidak ada selera untuk memakan nasi.

Dengan memakan ramen instant yang baru saja dimasak tadi, Chaeyoung fokus menonton drama didalam kamarnya.

"Ini enak banget si" gumam Chaeyoung dengan pipi yang sudah menggembung lucu.

Jika kalian fikir Chaeyoung takut ditinggal sendirian, kalian salah. Itu karena Chaeyoung tidak sendirian si. Ada pak satpam yang menjaga didepan gerbang mansion.

Tadi sebelum keluar, Chaeyoung sudah meminta pak satpam untuk merahsiakannya daripada keluarganya. Untung saja satpam itu bisa diajak kerjasama. Lagian satpam itu memang merasa iba sama Chaeyoung. Walaupun Chaeyoung juga sebahagian daripada keluarga Shin, perlakuan mereka kepada Chaeyoung itu berbeda.

"Ah, bisa bisanya gue lupa mengambil minum" dumel Chaeyoung.

Dengan malasnya dia berganjak turun dari lantai atas untuk menuju kedapur.

"Loh, kalian sudah pulang?" Bingung Chaeyoung menatap orang tuanya yang berada diruang tamu mansion . Ini masih jam 11 malam tapi kenapa keluarganya sudah pulang? Apa ada sesuatu yang terjadi?

"Semuanya juga gara gara kamu, dasar memalukan!" Sambar Dowon menatap Chaeyoung dengan sinis.

Chaeyoung bingung dong. Dia yang tidak tahu apa apa malah disalahkan? Memangnya apa yang dia lakukan?

"Maksud Appa?"

Dowon mendorong kepala Chaeyoung menggunakan telunjuknya "Dasar anak bodoh!"

"Cukup Dowon-ah!" Hwayeon menghampiri mereka dan menyembunyikan Chaeyoung dibelakangnya "Langkahi mayat aku duluan kalau kamu ingin menyakiti anak anak aku!" Sentaknya.

Dowon mengusap wajahnya dengan kasar lalu berganjak pergi kekamarnya.

"Eomma" lirih Chaeyoung memegang hujung baju sang Eomma.

"Tidak ada apa apa sayang. Jangan difikirkan" ujar Hwayeon mengelus kepala Chaeyoung.

"Maafkan Chae karena tidak bisa menjadi pintar seperti yang lain" lirih Chaeyoung menunduk. Air matanya sudah menggenang disudut matanya.

"Kamu itu pintar Chae. Anak anak Eomma semuanya pintar" ujar Hwayeon tersenyum lembut "Sekarang kamu kekamar terus istirahat ya. Ini sudah malam. Besok kamu harus sekolah. Saudara kamu juga sudah tidur"

"Baiklah Eomma. Selamat malam" setelah mengecup pipi sang Eomma, Chaeyoung langsung kekamar dan membatalkan niatnya untuk mengambil minum.

Mendingan dia tidur daripada terus memikirkan kata kata sang Appa.

*

Pukul 1 pagi, Chaeyoung terbangun dari tidurnya ketika pintu kamarnya dibuka secara kasar.

Sepertinya tadi malam dia sudah mengunci pintu kamarnya deh tapi kenapa pintu kamarnya masih dibuka?

Ah, sepertinya sosok yang membuka pintu kamarnya itu menggunakan kunci pendua.

"Appa? Ada apa Appa?" Bingung Chaeyoung ketika melihat sang Appa yang memasuki kamarnya.

"Kesini kamu!" Dengan kasarnya Dowon menarik Chaeyoung dan menghempaskan anaknya itu kelantai.

Chaeyoung yang masih mengantuk hanya menatap sang Appa dengan bingung.

Senja ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang