Chaeyoung berdecak kesal lalu menggeser berdirinya "pergilah, katakan apa maksud dia datang kemari."

Tzuyu mengangguk lalu pergi menuju Jihyo secepatnya. Kekuatan gadis itu sudah 5% sedangkan Jeongyeon dan Savely bersembunyi karena tidak bisa memasuki Onceland.

"Minumlah"

Jihyo mendongkak, menatap lama cawan ditangan Tzuyu. "Ini tidak akan membuatmu mati."

"Apa kau bisa dipercaya?"

"Terserah."

"Ahh baiklah."

Jihyo bangkit lalu meminum air untuknya, rasanya sedikit berbeda dengan air di Twiceland. Jihyo bergidik "apa kalian minum air ini setiap hari? Hebat ya"

"Hentikan omong kosongmu, katakan apa tujuanmu datang kesini?" Tzuyu menodongkan trisula ditangannya kearah Jihyo.

"Wowwo wow tahan kawan. Aku hanya ingin mengunjungi kalian."

"Aku tidak menerima kebohongan."

"Ahh baiklah baiklah, aku sedang mencari kunci motorku, terjatuh disini."

Tzuyu semakin menekan trisula nya, Jihyo semakin mundur "B-baiklah aku akan memberitahu temanmu jika Mina-

"Ya?"

"JikaMinatengahtertidurpanjangkarenaberusahamemasukiduniamanusia!"

Tzuyu masih memegangi trisulanya "pembohong, dia sedang bersama belahan jiwanya dan bahagia disana!"

Jihyo mengalihkan pandangannya pada seseorang yang barusaja datang, itu Chaeyoung. Raut wajahnya terlihat menyedihkan, bahkan dia tidak bisa membayangkan wajah itu tersenyum.

"Tidak, kau salah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Tidak, kau salah. Kau salah faham."

"Aku tidak suka mendengar hal yang sama."

"Kau fikir aku percaya dengan omong kosong kalian?"

Jihyo menaikkan satu alisnya "bukannya kau sudah melakukan itu?"

"Apa maksudmu!" Chaeyoung mengambil alih trisula Tzuyu.

"Ya, kau percaya pada omong kosong Jeongyeon sebelumnya, sebelum kau sedepresi ini. Kau... Kau menyedihkan jujur saja."

"Yakk!"

"Tahan Chaeng," Dahyun memegang pundaknya, sebagai yang paling tua diantara yang lainnya Dahyun ingin mendengar lebih banyak.

"Apa yang kau maksud omong kosong Jeongyeon?" tanya Dahyun.

"Ya... Omong kosong tentang Mina yang ingin putus dengannya, padahal Chaeyoung tahu sendiri jika Mina itu menyayanginya dengan sepenuh hati. Katakan, yang mana yang lebih masuk akal?"

Dahyun terdiam beberapa saat, "Tck, jangan dengarkan dia. Lagipula Mina sudah mengembalikan cincin dariku, itu bukti nyata."

Jihyo mengulum tawa lalu memperlihatkan cincin Mina yang asli "maksudmu ini?"

Chaeyoung membulatkan matanya. "Aku tidak tahu Teudong sepertimu begitu naif. Jika kau didunia manusia kau akan gampang sekali diculik."

Dahyun mengambil cincin itu, dia merasakan aura Mina yang kuat dari benda itu "ini milik Mina."

Chaeyoung kembali berdecak "Ayolah, Dia pasti disuruh Jeongyeon untuk mengatakan semua ini. Dan kau Jeongyeon! Keluarlah! Aku tahu kau disini."

Jeongyeon keluar "hai"

"Kalian sama saja. Pergi atau ini akan menjadi hari terakhirmu!" Chaeyoung mengayunkan senjata ditangannya namun kembali Tzuyu tahan "tahan dulu, kau lebih percaya Jeongyeon?"

Chaeyoung bungkam beberapa saat. "Daripada percaya orang asing ini!?"

"Berarti kau menganggapku orang terdekatmu?" suara Jeongyeon disampingnya membuat Chaeyoung menoleh.

"Aku minta maaf atas semua kesalahanku Chaeng, aku tahu aku salah. Tapi soal Mina, aku bersumpah dia tidak pernah memutuskanmu, kau merasakannya bukan? Hanya satu yang terputus dan itu ulahku. Sisanya masih berada ditempatnya karena dia..."

Jeongyeon meneguk ludahnya susah payah "dia tertidur panjang karena kebodohanku. Dia ingin menemui Jively untuk meminta bantuannya, namun itu semua melanggar aturan, sekarang dia terbaring di kerajaan."

"Haruskah aku mempercayai ucapanmu lagi Jeongyeon!?"

"Kau ini bagaimana! Dibohongi percaya saat dijujuri tidak percaya!" protes Jihyo.

"Diamlah!" Jihyo kembali bungkam karena Chaeyoung kembali menodongkan senjata padanya.

"Aku memohon maafmu Chaeng, aku bersalah. Kau boleh memukulku jika kau mau, tapi kembalilah. Setidaknya temui Mina, dia seperti tidak memiliki semangat hidup."

Chaeyoung membanting Trisula ditangannya "hentikan sandiwara kalian! Aku lelah dengan semua ini! Sebaiknya kalian pergi!"

"Tidak, Chaeng jika kau tidak mendengarkannya karena dia adalah penghianat bagimu, setidaknya dengarkan dia sebagai salah satu kakak tertuamu."

"Dia bukan kakakku."

Hati Jeongyeon mencelos, "Chaeng, kau mengatakan itu?"

Chaeyoung memalingkan wajahnya "kau fikir apa? Aku sangat mempercayaimu dan menyayangimu. Tapi apa yang kau lakukan padaku hah!? Kau kejam Jeongyeon!"

"Aku minta maaf Chaeng, kau boleh menghukumku jika kau mau, tapi tolong maaf kan aku, kembalilah, kami membutuhkanmu. Membutuhkan kalian."

"Aku bilang hentikan!" Chaeyoung mulai diselimuti amarah, dia menaikkan tangannya keudara, secara ajaib dari tangannya tumbuh beberapa mata pisau yang mengerikan.

"Aku sudah memberi kalian kesempatan." Chaeyoung mengayunkan tangannya pada Jihyo hingga...
















"Chaengie hentikan!"





TwicelandWhere stories live. Discover now