[DAY 29] THE NIGHT AFTER THE DISASTER 3

Start from the beginning
                                    

Pintu balkon yang terbuka sedikit kini terdorong hingga terbuka lebar. Tubuh tegap Xavier menjulang di depan Aksa.

"Aku menemukanmu, Sweetheart."

Tatapan Xavier kian menajam, tangannya yang masih menggenggam erat rantai kini diseret masuk. Tak ayal membuat Aksa juga ikut terseret. Selimut tebal sebagai penutup kini terlepas membuat tubuh telanjangnya terekspos.

Tangan Aksara bergerak acak mencari pegangan agar tidak terseret lebih jauh. Namun, saat ia sudah mendapat sebuah pegangan, Xavier menarik kakinya lebih kencang. Membuat Aksa menjerit kencang karena rasa sakit bergesekan dengan rantai yang melingkar di pergelangan kakinya. Badannya juga sedikit lecet karena tubuhnya yang bergesekan dengan lantai.

Air mata terus mengalir di kedua pipinya, mungkin kali ini kematian akan menjemputnya. Tapi lebih baik mati daripada tersiksa terus menerus seperti ini.

"ARGH!!"

Aksa dapat merasakan tarikan kuat pada kepalanya, dan tanpa perasaan Xavier melempar tubuh Aksa ke tengah-tengah ranjang. Tangannya dipaksa menyatu untuk diikat ke kepala ranjang dengan posisi tengkurap.

"Ampun ... ampuni aku ..."

Lirihan Aksa dianggap angin lalu oleh Xavier, pria itu bahkan melepas gespernya. Melayangkan satu cambukan kencang ke punggung Aksa.

"SIAL!"

Ctash!

"ACARA YANG AKU SUSUN SIA-SIA!!"

Di setiap perkataan Xavier, akan ada satu cambukan yang mengenai punggung Aksa, bahkan sesekali mengenai betis, pantat, serta kepalanya.

"SIALAN!"

Mata Xavier yang penuh kemarahan tidak goyah, bahkan saat mendengar teriakan Aksa yang terdengar sangat pilu. Sekarang hanya kemarahan yang menguasai Xavier.

"Argh ... ampun ... ampun, Vier ..."

Napas Xavier memburu, setelah puluhan cambukan yang dilayangkan ke tubuh polos Aksa, amarahnya belum surut juga.

Pekikan kesakitan kembali mengudara saat Xavier tidak hanya mencambuknya tapi juga memukulinya. Bahkan, bekas cambukan kini meninggalkan baret merah, ada juga yang mengelupas dan berdarah. Kini bertambah dengan lebam karena menjadi samsak tinju Xavier.

Aksa berteriak sekuat-kuatnya. Ia berharap ada yang mendengarnya dan menolongnya keluar dari siksaan yang tak tertahankan ini. Namun, tangan Xavier lebih cepat, tangan itu menekan kepala Aksa dan membenamkan wajah itu ke kasur yang membuat teriakannya teredam dan ia kesulitan untuk bernapas dengan benar.

Setelah puas memukul dan mencambuk Aksa Xavier melempar gespernya ke sembarang arah, dengan cepat langsung menurunkan celananya sendiri. Terlihat kejantanannya yang berdiri cukup tegak. Dengan kasar Xavier langsung menarik pinggang Aksa agar menungging.

"Tolong ... to-tolong berhenti ... Xavier ..."

Tubuh Aksa meremang, ketakutan semakin merayap dalam hatinya. Ia tidak tahu apa yang dilakukan Xavier di belakangnya setelah tidak merasakan cambukan dan pukulan lagi.

"HNGHH!!"

Tubuh Aksa tersentak saat benda tumpul menerobos masuk ke dalam analnya. Bahkan, masuk dengan paksa tanpa persiapan apapun, membuat Aksa merasakannya sakit yang luar biasa.

"AHH!! Sa-sakit ... keluarkanhh ..."

Tanpa perasaan Xavier langsung menggerakkan pinggang Aksa tanpa menunggu pemuda di bawahnya agar terbiasa dengan miliknya, bahkan gerakannya sangat kasar.

"Hnghh ... ahh ... ahh ..."

"SHIT!!"

"Pe-pelan ... pelan ..."

[ ✔ ] SWEET PILLS Where stories live. Discover now