25

186 19 3
                                    

❝ semangat, chia. ❞
- val

━ ━ ━

"Chiaaa!!! Bangun!!!!"

Pagi yang cerah. Suara Patricia merasuki gendang telinga Chia yang baru saja, sedetik yang lalu, terbangun dari nyenyak tidurnya.

Chia menguap. Ia meregangkan badannya. Pikirannya masih kunang-kunang setengah sadar.

"Jam berapa, Pat?"

Patricia mendengus. Dengan gusar, ia mengulurkan tangannya ke hadapan wajah Chia.

Chia menyipitkan matanya. Pandangannya yang masih setengah buram pun kelamaan semakin jelas.

Mata Chia membelalak setelah melihat jarum pendek jam tangan Patricia yang menunjukkan angka delapan, dan jarum panjangnya yang menunjukkan angka 6.

"HAH?!?!"

━ ━ ━

Chia sudah terlambat. Sekolah sudah dimulai, dan dia baru bangun sekarang??!? Dengan bergegas, ia pun langsung memakai seragam sekolahnya, tanpa mandi lagi.

"Kok lo gak bangunin gue dari tadi?!?" Chia mengomel kepada Patricia yang sudah keluar dari kamarnya.

"Asal lo tau ya. Gue dari tadi udah bolak balik bangunin lo, tapi LO MASIH AJA KAYAK KERBAU GITU TIDURNYA, GAK BANGUN BANGUN!!" omel Patricia dengan marah. "Capek tau gak bangunin lo!! Nyenyak banget tidur lo itu."

Chia mendengus. Ia sendiri sebenarnya sadar ini semua kesalahan dia. Dia yang baru tidur jam empat malam akibat maraton series nya yang 7 season. Untung tidak ada Mum.

Untung untung lagi!! Sudahlah, cepat kau, Chia!

Chia memakai tas ranselnya dan berlari turun ke bawah dengan tergesa-gesa. Di ruang makan, ia langsung mengambil sekotak susu dingin dan membuat roti selai strawberry nya dengan cepat, lalu memasukkan roti yang hanya satu lapis itu ke dalam tempat bekalnya.

Chia dan Patricia tak berbicara sama sekali. Chia sibuk dengan keburu-buruannya, sementara Patricia sibuk menyusun tasnya. Ketika membuka ritsleting tasnya untuk memasukkan kotak bekalnya, Chia sempat melirik Patricia.

"Lo mau kemana?" tanya Chia. Patricia pun menjawab tanpa melihatnya.

"Jemput Mum sama Dad, juga tante sama om," jawab Patricia. "Mereka udah pulang."

Chia langsung mendelik. "Pulang?"

"Iya. Ini mereka udah mau sampai ke stasiun," ujar Patricia. Ia pun memandang Chia, "Dah, sana lo berangkat. Udah telat lagi."

Chia memutar bola matanya dan segera melesat memakai sepasang sepatunya, kemudian berangkat.

━ ━ ━

Chia tiba di sekolahnya dengan kondisi sekolah : pagar masuk telah tertutup, halaman sekolah yang kosong melompong tak ada satupun orang lagi, dan suasana yang lengang.

Chia meringis. Ingin rasanya ia menangis saat ini juga.

"Mr!" Ia memanggil-manggil Mr Wagner, satpam sekolah mereka. Namun, beliau tak kunjung muncul dari balik pagar itu.

"Mr Wagner!" Chia masih berusaha. Ingin sekali ia menghilang dari tempat ini sekarang juga. Hanya dia sendiri di sini. Di benaknya pun tebersit sebuah ide. Apa lebih baik Chia tak usah sekolah saja ya?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐀𝐃𝐌𝐈𝐑𝐄𝐑, 𝗅𝗈𝗎𝗂𝗌 𝗉𝖺𝗋𝗍𝗋𝗂𝖽𝗀𝖾 ✓Where stories live. Discover now