#10

56 7 0
                                    

Waktu cepat berlalu, Bokuto masih sibuk dengan timnya. Begitu juga dengan Akaashi yang sedang mengejar deadline.

Jam makan siang tiba, dengan paksaan Akaashi pergi ke luar untuk menghilangkan rasa pusingnya di dalam kantor.

"Haahh, rasanya seperti bertahun tahun berada di dalam sana." Ujar Akaashi lalu pergi ke cafe didepannya.

.
.
.
.
.

'Ah iya, Bokuto-san sekarang lebih jarang menghubungiku..' batin Akaashi sambil duduk di dekat jendela cafe itu.

Tak lama pesanan milik Akaashi sampai, dan Akaashi mulai memakan makanan yang ia pesan sambil membuka hpnya.

'Bokuto-san?' batin Akaashi lalu mengecek chat yang dikirim Bokuto.

'Bokuto-san?' batin Akaashi lalu mengecek chat yang dikirim Bokuto

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


"Ah aku sepertinya lupa bilang sama Bokuto-san.." gumam Akaashi lalu mulai mengetik.

'Semoga saja Bokuto-san tidak sedih, mungkin saat pulang aku akan membawakannya sesuatu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

'Semoga saja Bokuto-san tidak sedih, mungkin saat pulang aku akan membawakannya sesuatu.' batin Akaashi lalu kembali makan.

...

Akaashi duduk di kereta kursi sambil melihat hpnya, terdapat bunga di paha Akaashi, ia membelinya sebelum memasuki stasiun.

Akhirnya kereta berhenti, Akaashi segera turun dan keluar dari stasiun. Berlari agar Bokuto tidak menunggu terlalu lama, jarak rumahnya dari stasiun sekitar 10 menit, yang Akaashi rasakan sekarang kakinya ingin patah karna berlari dari dalam stasiun.

'tinggal sedikit lagi, Bokuto-san...' batin Akaashi yang melihat rumahnya dan Bokuto ada di depannya.

Akaashi sampai di depan pintu, sebelum masuk Akaashi berusaha mengatur nafasnya dan berusaha untuk tenang seperti biasa.

"Bokuto-san, aku pu- Eh!" Akaashi panik karna Bokuto langsung memeluknya dengan erat lalu mengangkat tubuh Akaashi kedalam.

"Selamat datang Keiji-kun!! Aku sangat  merindukanmu!!" Seru Bokuto.

"Aku juga Bokuto-san, turunkan aku terlebih dahulu.." Akaashi yang kelelahan berusaha untuk memaksa dirinya mengobrol dengan Bokuto.

"Baiklah! Ah apa yang kau bawa, Akaashi?" Tanya Bokuto yang melihat Akaashi membawa sesuatu di tangan kanannya.

"Ah ini untukmu Bokuto-san." Ujar Akaashi lalu memberikan bucket bunga dan satu tas kecil berisi makanan.

Bokuto menerima bucket yang berisi bunga dan tas kecil itu di sofa lalu memeluk Akaashi, pelukan dari Bokuto dibalas oleh Akaashi.

Bokuto merenggangkan pelukkannya lalu mencium bibir Akaashi, Akaashi terkejut tapi perlahan mulai terbiasa, Ciuman di akhiri oleh Akaashi yang kehabisan nafasnya.

"Terimakasih, Keiji-kun.." ujar Bokuto lalu tersenyum, Akaashi melihat Bokuto yang sedang tersenyum tanpa sadar ia ikut tersenyum tipis.

.
.
.
.
.

"Bokuto-san, aku sudah siapkan sarapan untukmu, aku berangkat lebih pagi hari ini." Kata Akaashi sambil menepuk pelan pundak Bokuto.

"Huh, tidak bangun ya?" Gumam Akaashi lalu sedikit menunduk yang membuat wajah Akaashi sejajar dengan muka Bokuto, Akaashi mendekatkan bibirnya ke bibir milik Bokuto lalu mengecup halus bibir milik Bokuto.

"Uhh, Keiji? Mau berangkat sekarang?" Tanya Bokuto yang baru bangun.

"Iya Bokuto-san. Makanan sudah aku taro di meja, di habiskan ya." Ujar Akaashi, Bokuto memposisikan dirinya untuk duduk lalu memeluk tubuh Akaashi.

"Hati hati Akaashii" kata Bokuto, Akaashi tersenyum lalu pergi keluar kamar.

"Huh, Keiji lagi lagi berangkat lebih pagi.." kesal Bokuto lalu pergi ke kamar mandi.

.
.
.

"Kuroo? Ngapain chat ya?" Tanya Bokuto yang sedang sarapan.

"Kuroo? Ngapain chat ya?" Tanya Bokuto yang sedang sarapan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Wah! Jarang si kawa ikut, kalau gitu ikut deh!"

"Wah! Jarang si kawa ikut, kalau gitu ikut deh!"

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

.
.
.
.
.

"Bok! Ter! Sini cepet!" Kata seseorang sambil melambaikan tangannya.

"Bentar kur!!" Ujar Bokuto lalu mendekat kepada mobil Kuroo.

"Gitu doang lama bet lu dua"

"Heh yang bener aja elu, suruh lari bolak balik cuman buat beli makanan" kata Terushima tidak terima dengan perkataan Kuroo.

"Udah gausah berantem, kea gue sama beb Oik ngapa. ya gak"

"Elu manggil gue kea manggil babi anjir??"

"Emang babi"

"Udah jan ribut ngapa, ni mobil kaga jalan nanti" sahut Kuroo yang mendengar Oikawa dan Atsumu ribut.

"Yok pak jalan, nanti saya kasih rating satu nih kalau kelamaan" ujar Terushima yang duduk di samping Kuroo.

"Gue bukan grab woi!" Kesal Kuroo yang membuat Atsumu tertawa.

"HAHAHAHAH, tapi elu cocok si jadi grab"

"Mulut lu dijaga. atau gue turunin lu ya" kesal Kuroo lalu menyalakan mobilnya.

611 words
Mikora3 06/07/23

i'll spend my last breath for you.Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu