#17

55 6 0
                                    

18 September.

Tak terasa beberapa hari terlewati, hari itu pertandingan Msby melawan Adlers, Akaashi yang ingat ia tidak tidur untuk beberapa hari berusaha untuk mengabaikan rasa pusing di kepalanya.

Saat berada di dalam, Akaashi melihat ada Osamu. Begitu senang rasanya saat toko onigiri langanannya berjualan disana.

"Miyaa-san!" Ujar Akaashi.

"Ah, Akaashi. Mau beli onigiri seperti biasa?" Tebak Osamu, Akaashi mengangguk.

"Tunggu sebentar ya" ujar Osamu, tak lama plastik berisi onigiri di dalamnya.

Akaashi segera membayarnya lalu menghampiri Tenma yang menunggunya.

"Udai-san, maaf. Apa tadi sedikit lama?"

"Tidak juga, baiklah ayo masuk. Pertandingannya mau dimulai" ujar Tenma.

...

"Kau lihat Bokuto. Ia sangat bersemangat, kan?" Tanya Tenma kepada Akaashi.

"Iya, kurasa.." ragu Akaashi, ia masih melihat permainan Msby dengan semangat, beberapa kali ia mendapati Bokuto melirik kearahnya lalu tersenyum sedikit dan memalingkan muka dan memasang ekspresi wajah sedih.

'aku berharap agar kita bisa bersama kembali. Uh, kepalaku sakit..' Akaashi yang memijat pelipisnya mulai dilirik oleh Udai.

"Kau baik baik saja, Akaashi?" Tanya Tenma yang khawatir kepada keadaan Akaashi.

"Gapapa kok.." lirih Akaashi yang berusaha untuk bersikap seperti biasa.

.
.
.
.
.

Set count
3-1

        [BJ]    [Adlers]
2

5    -   21
20    -   25
25    -   23
26    -   24
 

"Akaashi, bagaimana menurutmu tentang pertandingan itu?" Tanya Tenma yang lagi lagi melihat Akaashi memijat pelipisnya.

"Bokuto-san terlihat senang.. aku lega melihatnya yang baik baik saja, Kurasa?"

"Kau kurang tidur, apa yakin kau tidak ingin pulang bersamaku?" Tanya Tenma.

"Tidak perlu, Udai-san. Aku bisa pulang sendiri kok" ujarnya tanpa ragu sedikitpun, meski sekarang kepalanya terasa lebih berat dari sebelumnya.

'Meski Akaashi berkata seperti itu, bagaiman aku bisa percaya dengannya ketika ia terus terusan memijat pelipisnya?' Batin Tenma yang menatap Akaashi dengan tatapan khawatir.

"Baiklah, hati hati Akaashi. Aku pamit pulang duluan ya." Pamit Tenma kepada Akaashi.

Akaashi mengangguk, ia melihat Tenma melambaikan tangannya ketika ia mulai menjauh. Perlahan tubuh Tenma tidak terlihat dan Akaashi memutuskan untuk pergi.

"Ah! Akaashi-san!"

"Hinata?" Tanya Akaashi melihat Hinata berlari kearahnya.

"Jangan lari lari.."

"Iya maaf Akaashi-san.. aku ingin bertanya sesuatu"

"Mau cari tempat duduk dulu?" Tawar Akaashi kepada Hinata, Hinata mengangguk lalu mereka berjalan kearah kursi panjang yang tak jauh dari sana.

"Kenapa sikap Bokuto-san belakangan ini aneh? Maksudku.. dia jadi lebih pendiam dan beberapa bulan lalu mulai tinggal di asrama tim" Tanya Hinata sekaligus menjelaskan kondisi Bokuto saat mulai tinggal di asrama timnya.

"Dan juga beberapa kali aku sering mendengar ia menyebutkan nama Akaashi-san. Mungkin ini melanggar privasi kalian, tapi apa Bokuto-san dengan Akaashi-san ada masalah?" Pertanyaan yang di lontarkan Hinata membuat Akaashi kembali merasa sesak di dadanya.

Susah sekali untuk menahan tangisnya didepan teman kekasihnya, Hinata Shoyo. Akaashi hanya terdiam untuk beberapa saat lalu mengangkat suaranya.

"Mungkin Bokuto-san sedang ada masalah dengan keluarganya." Suara Akaashi sekarang sudah tidak bisa di kondisikan lagi, rasanya ia ingin pulang secepatnya.

"Begitu ya..?"

"Kalau kau lihat Bokuto-san bersikap seperti itu, beri dia waktu saja. Perlahan sikapnya akan kembali seperti semula"

"Ada lagi yang ingin kau tanya, Hinata?"

"Umm, kurasa tidak.. terimakasih untuk jawabanmu Akaashi-san. Aku harus kembali"

Akaashi mengangguk, tak lama Hinata sudah pergi, Akaashi memutuskan untuk diam disana untuk beberapa menit.

"Apa kau harap aku berbicara denganmu, Huh?"

Baca desk ya, tdk semua karakter dan isi cerita sama dngn timeskipnya! (Bisa jadi perubahan tanggal waktu, perubahan tempat. Dll).

Perubahan tersebut bisa terjadi karna menyesuaikan penanggalan dengan alur cerita, Terimakasih!

562 words
Mikora3, 10/07/23

i'll spend my last breath for you.Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum