'pertemuan kek begini ga guna juga sih, toh nanti bakal gue tolak.'

Aji terus membatin sembari bermain ponsel. Menamatkan game dinosaurus yang ada di google saat tidak ds internet. Dengan sedikit kesal, Aji akan menekan layar ponselnya dengan kuat hingga tergores.

"Maaf Dateng terlambat." Aji mendongak saat melihat seorang pria paruh baya datang dan bersalaman dengan kedua orangtuanya.

"Oh? Ini Aji ya? Hm, pas banget. Anak kalian ganteng banget ya." Aji tersenyum kikuk saat mendapat break.

"Anak bapak mana ya?"

"Sebentar lagi akan kesini. Dirinya bilang sedang di separuh jalan dengan jantung berdegup kencang."

Disisi lain, Noval tengah membaca buku milik Aji yang berisikan puisi serta sajak yang dibuat sendiri oleh si pemilik buku.

aku belum tau masa depanku seperti apa nanti, tapi aku berharap kamu berada di dalamnya.

Entah kenapa, Noval merasa bahwa semua tulisan ini cocok untuknya. Tidak, dirinya tidak sedang percaya diri, namun, kebanyakan semua isi dari puisi disini memiliki kejadian yang sama denganku.

tertarik padamu dengan cara yang tak bisa dijelaskan. tentang rasa yang tidak bisa diutarakan oleh suara, kita yang selamanya menjadi rahasia.

Untuk perkataan itu, Noval setuju. Tidak ada alasan yang bisa di utarakan bagaimana ia bisa menyukai Aji. Bagaimana bisa dirinya tertarik pada pria yang memiliki sifat dingin di awal pertemuan itu.

"Dduhh, semoga perjodohannya ga jadi dah. Aminn..." Saat tengah serius membaca, ia harus berhenti sebentar untuk berdoa dan lanjut membaca kumpulan puisi itu.

Namun, sepertinya doa Noval tidak tersampaikan hari ini. Orang tua Aji, menyetujui perjodohan antara dirinya dengan anak dari rekan bisnis Papa nya. Gadis yang dijodohkan dengannya bernama Aurelia Putrie.

"Mah, Aji nolak Mah! Aji ga mau!!" Aji tak bisa menahan emosinya saat Mama nya terang-terangan menerima gadis yang bahkan baru saja dikenal.

"Kenapa hm? Aurel ga cantik? Dia cantik banget loh itu, berwawasan yang luas juga."

"Aji dah ada pacar Mah!"

"Siapa? Noval? KAMU GAY KAN AJI? KENAPA SAYANG? KENAPA KAMU BISA SAMPAI JADI GAY HAH?! KAMU TAU KAN KALO GAY ITU TABU DI MASYARAKAT! ITU NGGA BOLEH! GA SESUAI NORMA!" Mama Aji berteriak di dalam ruangan pribadi di restoran yang di pesannya.

"AJI BUKAN GAY! AJI CUMA SUKA SAMA NOVAL! MAH! PAH!" Papa Aji memberikan bogem mentah pada anaknya. Rekan bisnisnya hanya menatap keluarga di depannya itu dengan heran.

"KAMU GA SEHAT JI! BESOK, BESOK, Papa bakal jadwalin kamu sama psikiater."

"KENAPA SETIAP ORANG YANG AJI TEMUI TUH SURUH AJI KE PSIKIATER? AJI GA SAKIT MENTAL!! AJI SEHAT!"

"DENGAN KAMU MENJALIN HUBUNGAN SAMA PRIA, ITU UDAH TERMASUK GA SEHAT JI! KAMU HARUS KEMBALI DAN BERHUBUNGAN SAMA PEREMPUAN!!" Papa Aji sudah muak dengan anaknya pun pergi.

***

Ntah kenapa, foto Noval dan Aji yang berada di kamar Noval terjatuh hingga kacanya pecah berantakan.

"Semoga ga terjadi sesuatu sama aji..." Lirih Noval sembari memberesi serpihan kaca dengan menggunakan sapu.

Besoknya, seolah tidak terjadi sesuatu, Aji dan Noval bertemu. Aji tidak menceritakan tentang perjodohannya kemarin dan Noval pun tidak menanyakan hal itu. Mereka berdua seolah tidak memiliki masalah, dan memilih pergi berkencan.

"Ji, tau jakal Ndak?" Tanya Noval pada Aji yang sedang sibuk bermain game di ponselnya.

"Ndak tuh, emang apaan?"

"Yeee malah balik nanya, gimana sih? Ish, ini gegara tadi baca novel terus mereka nyebutin hewan Jakal jadi aku penasaran.." ujar Noval sambil menunjukkan buku novel yang ia baca.

"Jakal di Jogja ga sih?"

"Lha iya juga ya.."

Mereka mengobrol hal-hal acak yang jarang dipikirkan orang lain. Bahkan tak jarang saling melempar kan gombalan berupa puisi untuk satu sama lain.

"aku jatuh cinta pada seorang pria yang dengan mudahnya membuatku tertawa hanya dengan cerita tak bertema miliknya." Kata-kata dari Noval ini sungguh membuat Aji terpesona. Ia memang selalu bercerita hal yang aneh namun Noval dengan patuh selalu mendengarkan dirinya.

"aku jatuh cinta pada segala keindahan yang di ciptakan tuhan. bulan, senja, kupu-kupu, dan kamu hehe." Noval menahan senyum mendengar kalimat dari Aji. Memang terdengar basi namun juga terdengar romantis.

"Dah ah, mo nyimpen stok gombalan buat nanti. Jangan saling ulti sekarang lah." Aji tertawa mendengar tuturan Noval. Ia mendaratkan sebuah usapan ke puncak kepala Noval.

"Val, kamu tau ga? Kamu itu, rumah buat ternyaman buat aku tinggal. Walaupun aku dah Deket sama keluargaku, tapi tetep aja kerasa asing, tapi kamu, pelukan kamu itu sesuatu yang selalu aku tunggu dan nantikan..  pelukan kecil yang hangat dari kamu tuh selalu aku butuhin kapanpun setiap aku lagi capek, senang, sedih, marah—" perkataan Aji terpotong saat mendengar Noval yang terisak. Oh tidak, walaupun menurut kalian kalimat-kalimat demi kalimat yang di ucapkan Aji hanyalah kalimat biasa, namun tidak bagi Noval. Itu adalah kalimat paling manis yang akan selalu ia ingat. Karena dengan kalimat itu, ia bisa percaya diri bahwa ada seseorang yang masih membutuhkannya.

"Jangan nangis dong sayangnya Aji.. udah yaa, cup cup.."

***

TO BE CONTINUE

BAGAIMANA CHAPTER KALI INI????

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!!!!

Aji dan Semestanya Место, где живут истории. Откройте их для себя