"Kamu tau ngga arti kata nila?" Tanya Noval masih dengan menatap lembar novelnya.

"Tau, warna kan?" Jawab Aji beralih menatap wajah manis Noval.

"Yups, bener. Pinter banget sih pacarkuuu."

"Ya donggg, siapa dulu? Aji Mahendra gitu loh,"

"Eits, tapi ga berarti warna aja loh? Arti kata nila tuh ada beberapa, selain berarti warna ternyata juga berarti tumbuhan perdu taukkk." Seru Noval lalu tatapan mereka berdua pun bertemu.

"Tumbuhan perdu itu apa??" Tanya Aji.

"Kata google sih, Perdu adalah tumbuhan berumur panjang yang berkayu, bercabang banyak, tapi batang utamanya kurang jelas. Beberapa tanaman hias dapat dikategorikan sebagai perdu, seperti lavender, mawar, dan bunga kertas (Bougainvillea). Gitu." Ujar  Noval panjang lebar sambil membaca ponselnya yang membuka laman google.

"Kamu suka bunga apa??" Noval terlihat berpikir. Oh ayolah, dirinya tidak pernah memikirkan bunga. Apapun yang ia temui semuanya Noval beri nama mawar bahkan saat bunga matahari yang mudah dikenali pun Noval akan menyebutnya mawar kuning yang lebar dan berbiji.

"Hmm, Aku suka semua bunga keknya, Aku ga tau nama-nama bungaaaa."

"Kebetulan, Mama nanem banyak bunga di samping rumah. Mau liat ga??" Ajak Aji yang di angguki Noval. Mereka berdua bangun dari duduk dan berjalan menuju samping rumah Aji. Terdapat sebuah kebun kecil berisi banyak jenis bunga.

"Woaaahhh, bunga nya cantik-cantik bangeeeetttt!!!!" Tanpa Noval sadari, kekasihnya tengah mengawasi keadaan sekitar dan mengecup pipi yang menggembung itu.

"Anj-!! Kalo ada yang gimana anjir!"

"Haha, gapapa kok, tenang, Mama sama Papa bangunnya siang."
"Jadi, suka yang mana sayang? Biar bisa ku beliin yang banyak buat kamu."

"Suka yang iniii!!!" Noval menunjuk sebuah bunga Peruvian Lily.
"Bunganya sama kayak yang dikasih sama kak Ninis!! Tapi sayangnya bunganya layu, kelopaknya ada yang patah pas terakhir aku cek karna ga disiram."

"Ohh, itu namanya Peruvian Lily sayang, suka yang itu ya? Oke, besok ke toko bunga yaa...."

Noval kembali memandangi bunga-bunga cantik yang hidup subur di taman mini itu. Tak lama, tatapannya bertemu dengan tatapan Aji. Keduanya saling menyelami netra masing-masing.

"Mata lu kek laut, yang bikin gw pengen menyelam di dalemnya."

teruntuk pemilik mata teduh yang belum pernah aku tatap secara utuh. terimakasih sudah mau memapah ketika aku takut melangkah.

Lucu dan menggemaskan, ingin sekali memiliki mereka di dunia nyata ini bukan?


***


Noval dan Aji kini di dapur. Terlihat akan memasak sarapan untuk mereka bersama dan tidak memperbolehkan para pembantu untuk membantu.

"Mau masak apa sayang?" Tanya Aji sambil memotongi bawang merah.

"Mau masak cumi nih, lumayan... Mumpung ada cumi di kulkas jadi ku masak aja. Gapapa kan? Mamah sama Papah ada alergi ke seafood ga?" Noval dengan lihai menyiapkan segala bumbu dan bahan-bahan yang dibutuhkan.

"Ga ada, Mamah sama Papah ga ada alergi ke makanan apapun." Mendengar itu, Noval langsung menggulung lengan baju nya. Ia akan memasak masakan dari seafood yang pastinya akan membuat kedua orang tua Aji makan dengan lahap.

Dengan cekatan, Aji membantu acara masak yang sedang dilakukan Noval. Dirinya selalu siap jika Noval menyuruhnya. Entah itu untuk memotong bawang, mengupas jahe, mengulek kemiri dan merebus cabai dengan tomat.

Namun ada kalanya Aji hanya diam menatap Noval. Di hatinya benar-benar terasa hangat melihat kekasihnya ini. Tidak pernah ada kata bosan untuk pria manis nya ini.

dia seindah matahari yg terbit dari ufuk timur, pantas di nanti layaknya cahaya merah saat senja di waktu menjelang malam.

"Selesaaaiiii!!!" Noval bertepuk tangan saat ia selesai memasak. Terlihat meja makan Aji penuh dengan hidangan seafood dan beberapa tumis sayuran.

kamu adalah rumah tanpa atap untuk aku bisa menetap.

Aji masih memandangi Noval. Ah~~ kapan dirinya tidak jatuh cinta dengan seorang pria yang dengan mudahnya membuat dirinya tertawa hanya dengan cerita tak bertema milik Noval.

"Heh! Malah ngelamun Kamu, panggil Mamah sama Papah gih, mumpung masakan ku baru mateng nih, masih anget, kalo makannya nanti adem, ga enak."

"Okeii sayang!!!" Aji bergegas menuju kamar orang tuanya. Para pembantu disana hanya bisa diam. Tidak ingin mengganggu para majikan mereka.

"Kamu mau jodohin Noval sama siapa mas?"

"Sama anak dari orang yang udah nolong kita Mah..."

"Gadis itu baik ngga? Kalo dia gadis yang buruk, mending jangan mas."

"Maahh, ini sebagai ucapan terima kasih kita karna dulu pernah di bantu... Sekarang dia mau anak dia nikah sama anak kita..."

Aji menguping pembicaraan orangtuanya. Ia merasa gelisah. Perjodohan?.













***

TO BE CONTINUE
Jangan bosen-bosen yaa, ini baru permulaan soalnya hehe...

See you in the next chapter!!!

Makasih juga buat yang udah vote dan komen!!

Bye Bye




Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now