"Jayden ayo cepet kesini,daddy mu biar bisa cepet makan!" tegur sang ibunda saat anaknya malah memperlambat langkah.
Jayden yg mendengar itu pun, mempercepat langkahnya.
Sampai dirinya sudah berada di ruang makan.
Lantas bunda bulan menyiapkan makanan untuk sang suami dan anak nya. setelah menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya barulah bunda mengambil bagiannya.
Suasana tetap tenang di ruang makan,hanya suara sendok yg terdengar di ruangan itu.
Sampai suara berat memenuhi ruang makan.
"Daddy udah selesai,jay nanti kamu ke kantor daddy ya,ada tugas buat kamu. gk terlalu berat kok,mau kan?" tanya sang daddy melihat anaknya.
Jayden menganggukkan kepalanya lalu melanjutkan makannnya.
Bunda bulan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sikap anaknya yg terlalu tertutup.
"Yaudah sayang,kamu berangkat gih,hati hati ya!" ucap bunda bulan sambil membenarkan dasi sang suami yg tidak rapih.
Daddy cahya tersenyum,lalu mencium kening sang istri.
Bulan memeluk tubuh suaminya sebentar,lalu cahya melihat anak tunggalnya. Ia menghampiri jayden.
"Jay,berhentikan makan mu,ada daddy mu." tegur sang bunda.
Jayden memberhentikan makannya lalu menatap sang daddy yg tersenyum. Cahya memeluk sang anak.
"Jangan lupa ke kantor ya." jayden menganggukkan kepalanya.
"Yasudah aku berangkat!" cahya keluar dari rumah.
Jayden melanjutkan makannya sedangkan bunda menaruh piring yg kotor ke dapur,lalu kembali ke ruang tamu untuk menemani sang anak yg masih memakan makanannya dengan tenang.
Bulan duduk disamping jayden dan menatap anaknya.
Sedangkan jayden sudah menyelesaikan makanannya dan ingin pergi ke dapur untuk mencuci piringnya yg kotor,tetapi tertahan kalaa tangannya dicengkal sang bunda.
Otomatis jayden mendudukan tubuhnya lagi dan menatap sang bunda.
"Taruh aja disitu,bunda mau ngomong sama kamu." ucap bunda yg diangguki oleb jayden.
"Kamu itu kalo diajak bicara sama bunda atau daddy,dijawab jay kamu punya mulut,masa balasan kamu dari jaman smp cuman anggukan kepala."
"Maaf." suara jayden pelan.
"Ngapain minta maaf,bunda cuman ingetin kalo kamu itu punya mulut." ucap bunda sambil memegang jemari tangan jayden.
"Jay.. kamu gk ada yg di ceritain gitu ke bunda? jangan sungkan buat cerita sama bunda." bulan menatap anaknya serius.
"Gk ada bunda,lagian gk ada yg bisa jayden ceritain." balas jayden sambil menatap bundanya.
Bulan menatap mata sang anak,bulan merasa dimata jayden ada sesuatu yg tak bisa dibicarakan. bulan ingin tau apa isi pikiran dan beban yg jayden rasakan,tapi anaknya terlalu tertutup.
Tiba tiba,jayden merasakan pelukan hangat dari sang ibu. jayden dengan senang membalas pelukan sang bunda.
Bulan mengelus surai rambut sang anak dengan sayang.
"Maafin bunda ya,kamu jadi ngerasa kesepian." ujar bunda yg membuat jayden menutup erat matanya.
5 menit mereka berpelukan,akhirnya bunda melepaskan pelukannya,dan menatap sang anak.
"Kamu ada tugas gk?" tanya bulan.
"Ngga ada bunda,kenapa?"
"Kamu mau bantuin bunda di toko gk?"
"Yaudah ayo." balas jayden sambil tersenyum.
"Nah gitu dong,senyum! kamu tambah ganteng kalo senyum." ucap bunda sambil memegang pipi jayden dengan senyuman manis yg terukir dibibirnya.
Jayden tak membalas. hanya senyuman yg bisa ia berikan kebunda.
Bersambung.
Beda banget sama si Jericho wkwk.
Tapi agak sedih ngelihat jayden yg kayak anak kesepian🥺
Btw,vote and comment ya!
YOU ARE READING
Is he my husband ✔️ | JaemJen
Fanfiction[ Completed ] BxB / Mature / Male-pregnant / Crakpair ••• Cerita ini bermula dari Jericho yg dijodohkan dengan Jayden sang musuh bebuyutannya saat di arena balap. jericho merasa jayden memiliki banyak rahasia yg belum ia ketahui. ❝ I like it.❞ Ceri...
Prolog
Start from the beginning
