"Lah ngapain, telanjang aja," ucapnya lagi tanpa beban. Ayu terkejut, tapi setelah ia pikir lagi benar juga, Pram sering tidur tanpa memakai apapun atau paling pakai celana dalamnya. "Yaudah berarti kamu bawa baju ganti aja sama celana dalem?" Pram mengangguk.

Setelah selesai packing, Ayu membersihkan dirinya untuk bersiap mempercantik dirinya untuk menghadiri acara pernikahan. Karena persiapan dirinya memakan banyak waktu, kali ini Pram membantu mendandani Hazel mulai dari mandi sampai memakaikan bajunya yang sudah di siapkan oleh Ayu.

"Mas," panggil Ayu. Ia mengeluarkan beberapa baju formalnya untuk dipilih kembali, "aku mending pake apa ya, dress gini," Ayu menunjukan salah satu dress hitam panjang kepada Pram, "atau kebaya aja?" lalu ia tunjukan juga kebaya modern berwarna merah maroon.

Sambil memakaikan baju Hazel Pram membandingkan kedua pilihan yang Ayu tunjukan, "hm cakep sih dua-duanya," ucapnya, fokusnya berada di dua arah. "Ayo dong bantuin, waktu nih."

"Pake kebaya aja, biar beradat," ucapnya asal. AKhirnya Ayu memilih untuk memakai kebaya modern berwarna merah maroon dengan bahan velvet yang terkesan menawan.

Selama di tempat acara Hazel sudah diambil alih oleh mama Pram. Enak rasanya Ayu bisa menikmati acara dan makan tanpa diganggu oleh rengekan dan tingkah Hazel yang semakin hari semakin tidak bisa diam. Sudah dirasa kenyang Ayu mencari keberadaan anaknya ke berbagai sudut gedung, "mas mama dimana? aku mau ke kamar duluan deh, kaki aku sakit, kamu mau sampe beres?"

"Iya, aku jam 10an ke kamar ya, mama tadi lagi makan...," ia menyusuri belahan gedung dengan matanya, "tuh mama," tunjuknya.

Ayu menghampiri meja mama Pram untuk mengambil Hazel, "mama, Hazel nyusu dulu ya sekalian Ayu ganti bajunya ke kamar," ucapnya, "nanti kalau mama mau pulang Ayu turun kebawah," ia menggendong Hazel yang sudah terlelap di stroller-nya. Dibantu mpok, Ayu pergi menuju kamarnya yang sudah di check in oleh Pram setibanya mereka disana.

Sampai di kamar Hazel masih tertidur, Ayu menyempatkan dirinya untuk mengganti baju terlebih dahulu. Belum selesai merapihkan rambutnya, tangis Hazel terdengar. Bergegas ia keluar kamar mandi dan menghampiri Hazel yang sudah terbangun. "Cantik ibu ganti baju dulu ya, abis itu minum cucu."

Baru melepas dress yang sejak tadi ia pakai, tangannya sudah menyingkap baju Ayu karena sudah tidak sabar meminum susunya, "astaga, dingin loh nak," Ayu menutupi badan Hazel yang menyisakan popoknya dengan selimut. Selama 30 menit Hazel menghabiskan Asinya, membuat Ayu yang awalnya merasa sangat kekenyangan kini merasa lapar kembali.

Dirasanya kenyang Hazel melepaskan puting yang ia hisap lalu mengguling-gulingkan badannya diatas kasur. "Pake baju dulu ya? dingin loh," ucap Ayu, namun badannya lincah kesana kemari, "nanti masuk angin sayang."

Dengan sekuat tenaga Ayu menggendong Hazel membawanya kembali ke kasur untuk mengganti popoknya dan memakaikan baju tidurnya.

Waktu sudah semakin larut, Hazel sudah sangat rewel karena mengantuk. Pintu kamar diketuk dari luar, ternyata Pram sudah kembali dari acara pernikahan di ballroom hotel. "Mama mau pulang, nungguin dibawah," ucapnya.

"Belum tidur?" Ayu menggeleng, "bawa aja kebawah kali aja tidur dijalan," mereka bersiap untuk bertemu mama Pram dan menitipkan Hazel.

Walaupun ada sedikit drama terlebih dahulu, akhirnya Hazel mau ikut dengan mama Pram untuk pulang kerumahnya. Acara pun sudah selesai, kini Ayu dan Pram menuju ke kamarnya. Di dalam lift Pram memperhatikan Ayu yang masih memakai riasan di wajahnya, tersenyum memikirkan godaan apa yang akan ia lontarkan, "cantik, suaminya mana?" godanya

Malas menanggapi, Ayu memutar bola matanya malas. "Hahaha, sama om aja mau gak?"

"Ih geli," Pram menjahilinya sambil memeluk pinggangnya dan mengelus perutnya yang rata.

Sampai di kamar, Pram langsung membuka jasnya dan sabuk celana yang membuat perutnya tertahan selama beberapa jam, "udah mandi?" tanya Pram.

"Belum, baru sempet ganti baju doang tadi," Ayu mendahului Pram memasuki kamar mandi untuk melanjutkan membersihkan mukanya yang masih terbalut oleh riasan tebal. Pram menyusul Ayu masuk ke kamar mandi, "bareng aja," ia menyalakan shower di kamar mandi.

"Sayang?" panggil Pram, "bareng aja."

"Iyaa bebas," ucap Ayu yang sejak tadi diganggu oleh Pram. Sambil membersihkan riasannya Pram memperhatikan dirinya dari samping, menyandarkan dirinya di meja wastafel, membiarkan air menyala dari shower.

30 menit lebih berlalu mereka selesai mandi dan melakukan hal lainnya dibawah pancuran air shower. Ayu menawarkan untuk melanjutkan berendam bersama setelah mandi. Maka kegiatan didalam kamar mandi pun semakin lama.

"Udah ah, kelamaan nanti keriput gak bagus," Pram membiarkan Ayu keluar terlebih dahulu dari bathtub, ia tampar halus pantat mulus Ayu.

Setelah berkutat di dalam kamar mandi Ayu melanjutkan serangkaian night routine dengan menggunakan skincare. Ayu sudah merasa lebih segar dan badannya terasa lebih ringan. "Aku pake apa dong," ucap Pram. Ayu benar-benar tidak membawa baju tidur miliknya karena memang tidak akan ia pakai. "Aku bawa kaos dua, tapi celananya gak bawa, bilangnya sendiri tadi telanjang aja," ucapnya.

Kegiatan selanjutnya mereka hanya rebahan di atas kasur. Masing-masing sibuk dengan ponselnya. Lima belas menit suasana hening. Pram mulai merasa bosan, ia kunci layar ponselnya dan ia simpan di meja samping tempat tidur. Menatap Ayu yang masih sibuk membalas pesan di ponselnya, ia memperhatikan tiap inci keindahan sang istri. "Licik kamu pake celana."

Ia bergeser memindahkan posisinya berada di atas Ayu yang masih merebahkan dirinya, karena ucapannya tidak didengar, dengan cepat ia membantu membuka celana piyama milik Ayu, "aduh, wait wait masss," Ayu mencoba menahan tangan Pram yang sudah siap memerosotkan setengah celana pendeknya. Pram menurut dan menjeda kegiatannya, "sebentar," dengan cepat Ayu membalas pesan lalu mematikan ponselnya.

"Ini apa maksudnya," ia menunjuk tangan Pram yang mencengkram celana piyamanya.

"Biar adil, aku pake daleman doang jadi kamu juga harus kayak gitu," tanpa menunggu perizinan dari istrinya lagi, Pram menarik celana Ayu. Terkejut bukan main Ayu langsung menutupi badan bawahnya akibat ulah Pram. "Nggak adilllll! kamu buka semua punya aku."

"Yaudah," Pram menurunkan badannya dari kasur untuk membuka pakaian yang menutupi badannya, "impas."

Badan yang semula segar setelah mandi terasa lengket kembali. Deraian keringat mengucuri badan kedua insan yang sedang bercinta tersebut. Suara lembut dan merdu milik Ayu terus mendominasi seisi ruangan, "mas...," suaranya semakin melemas.

"You want me to stop?" Ayu mengangguk lemas, "call me by my name, then i'll stop."

"Mas..., ma-sss P-Pram...."

Malam panas mereka berakhir. Pram menjatuhkan badan besarnya di atas pelukan badan ramping Ayu. Ia tandai tiap sudut badan Ayu, memberikan tanda jika tubuh ini adalah miliknya seorang, "I love you...," suara berat dan serak milik Pram menggelitiki telinga Ayu. Ayu hanya bisa mengangguk, karena sudah kehabisan semua energinya.

My Heart Calls Out For YouWhere stories live. Discover now