"Gue iri sama lu. Dapet orangtua yang baik, komunikasi baik, bahkan, pacar pun baik, pake banget malah." Noval terdiam mendengar perkataan Nisfya. Ia sudah menemani kakak sepupunya dari mereka kecil jadi tak heran mereka berdua menjadi sangat dekat dan saling mengetahui seluk beluk kehidupan masing-masing. Noval bukan tidak tahu bahwa keluarga Nisfya kurang menerimanya dengan baik. Ada beberapa anggota keluarga yang tidak menyukainya karna terlahir dengan memiliki golongan darah yang sama dengan Ayahnya.

Harusnya, anak perempuan di keluarga ini harus memiliki golongan darah yang sama dengan ibunya.

"Aaaaahhhh~~~ gue ga suka suasana sedih! Jangan bikin melow dong... Lu kan tadi tanya sebesar apa cinta gue ke Aji, sekarang gue tanya, lu udah jadian sama Pasha ya?"

"E-Eh? I-iya...." Jawab Nisfya.

"Akhirnya!! Sepupu tomboy gue ada pawang!!! Harus syukuran ini mah, syukuran, pacar pertama Nisfya Arta meivyra." Nisfya langsung melempar bantal ke wajah Noval.

"Lumayan~~ otaknya kek Albert Einstein soalnya. Ide-ide cemerlang dia tuh kek rasa cinta lu ke Aji, Am. Pasha termasuk murid pinter, apalagi dia dapet beasiswa kategori pintar." Jelas Nisfya.

"eh, ini jam berapa?!" Tanya Noval sedikit panik. Oh ayolah, dirinya ingin melihat komet jatuh. Yang ini di prediksi memiliki ekor yang cukup panjang dan hal itu terlihat sangat indah di matanya.

"Teleskop nya di atas lemari ya. Gue simpen di situ karna lemari lu yang bawah di makanin sama rayap.." ujar Nisfya saat melihat Noval yang mencari teleskop dengan susah payah.

"Owkeyy, makasih!"

Noval menyiapkan segala keperluan di balkon kamarnya. Memasang teleskop dan langsung memandangi langit yang bertabur bintang-bintang yang nampak bersinar dengan terang.

'senyum Aji juga seindah bintang-bintang di langit...' batin Noval saat tak sengaja teringat senyuman Aji.

"Kometnya bagus bangeeeetttt!!! Huhuu, beneran yang ekor panjang dong..." Noval merasa takjub dengan keindahan alam itu.

"Besok-besok ngajak Aji buat liat bintang bareng, mau ga ya?"

***

Di sisi lain, seorang gadis dengan wajah yang cukup cantik, tengah berada di dalam mobilnya. Ia baru saja selesai menjenguk ibu nya yang di tahan di lapas kota Bandung. Menyeringai tipis dan bergumam,

"Lu bakal nyesel. Liat aja nanti, gue bakal bikin lu yang ada di sana dan bebasin Ibu gue." Menjalankan mobilnya dan pergi entah kemana.

***

Aji, pria tampan yang sangat menyukai pemuda bernama Noval Aditya. Si penyuka senja, laut dan langit malam penuh bintang. Aji sedang berkutat dengan kitab nya yaitu buku berisi puisi, sajak, balada ciptaanya sendiri. Menulis beberapa kata tentang sang pujaan hatinya.

"Si pemilik senyum cantik, Noval Aditya." Ujarnya sembari menulis kalimat akhir dari puisi hari ini. Setelahnya, Aji membuka beberapa buku bahasa Indonesia. Hingga ia menemukan sebuah puisi yang memiliki isi yang cukup romantis.

 Hingga ia menemukan sebuah puisi yang memiliki isi yang cukup romantis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Noval Aditya...
Nama dari seseorang yang menjadi pujaan hatiku...
Ingin selalu ku ucapkan cinta...
Ingin selalu ku ucapkan terima kasih...
Aku mencintaimu tanpa syarat apapun,
Aku mencintaimu tulus tanpa kurang apapun...
Terima kasih telah bersedia menjadi Semestaku.
Hatiku bagaikan memiliki gas rumah kaca..
Yang memerangkap dirimu di hatiku seperti panas matahari yang tertahan di bumi.
Dirimu bagaikan sungai dengan arus tenang.
Tenang, Diam, Dalam, dan Menghanyutkan...

Aji memasukkan kembali buku tersebut ke dalam laci meja belajarnya. Membuka ponsel dan melakukan panggilan telepon dengan Noval.

"Hm! Halo!!"

"Halo, selamat malam, salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama, sebelum memulai pembicaraan dan perselisihan peserta di mohon berdoa. Selesai, karna tidak ada batasan waktu dalam berdoa. Terima kasih—

"Apasih njirr gaje amat."

"Biar kek lagi rapat gitu loh, eh, tapi ini kita lagi rapat kan ya? Jadi video call aja yuk. Kan rapat harus oncam."

"Rapat apaan?"

"Rapat ngomongin hubungan kita dong sayangku cintaku padamuuu."

Dapat Aji lihat, Noval rebahan di balkon kamarnya yang cukup luas. Mengubah panggilan suara menjadi panggilan video. Aji memakai kaus putih tanpa lengan dan wajah yang terlihat habis mandi.

"Hai." sapa Noval.

"Hai calon pacar...."

"Idihh masih calon, kapan jadinya nih??"

"Kapan-kapan aja bisa... Maunya kapan emang?"

"Yaaa, kapan dah terserah elu aja..."

"Buset, kita lagi ngomongin masalah tembak-menembak tapi kek mau jalan bareng aja nih."

"Lagian elunya kurang gercep. Keburu gue Ama sepupu gue ntar."

"Eeiiiiitt, jangan dong... Ya udah, dek Noval, mau ga jadi pacar mas Aji?"

"Dih!! Ga romantis banget nembak lewat telpon gini. Ga ah, gue ga terima!!"

"Terus maunya kapan dong sayang?"

"Ya udahhh gue mau jadi pacar lu."

"Nah, udah official nih!! Tinggal ngedate aja di Oyo."

"Ga mau!!! Apa-apaan ke Oyo, mending langsung ke hotelnya."

Pembicaraan mereka terus berlanjut hingga salah satu dari keduanya tertidur dan yang lainnya menikmati wajah tidur sang pujaan hati.



Terus lah berdoa untuk Aji dan Noval!!!






***



TO BE CONTINUE
Jangan bosen-bosen yaa, ini baru permulaan soalnya hehe...

See you in the next chapter!!!

Makasih juga buat yang udah vote dan komen!!

Bye Bye




Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang