"Kemarilah." Chloe menarik Helios ke dalam pelukannya.

Sungguh Chloe tidak tahu harus bagaimana menghadapi Helios, jika saja keluarganya tahu bahwa putra bungsu keluarga mereka yang sejak lahir sudah dimanjakan sampai ombak laut pun tidak berani menghantamnya, kini sedang menangis seperti ini apakah mungkin Dewa Laut akan tetap diam?

Setelah beberapa saat akhirnya Helios kembali tenang, Chloe dengan senyuman di wajahnya memberikan beberapa potong kue yang ia beli dari toko kue yang tidak jauh dari komplek apartemen mereka.

Helios meraih sendok yang diberikan Chloe, ia mengambil beberapa suapan dari berbagai macam kue yang dibawa Chloe.

"Akhirnya kau makan sesuatu, apakah kau suka ini? Aku bisa memberimu lebih banyak lain kali."

"Terima kasih."

Helios merasa ragu sejenak, dipandanginya wajah cantik dan menawan milik Chloe. Bukankah pria itu terlalu baik padanya?

"Hm, Chloe?"

"Ya?" Chloe menghentikan kesibukannya lalu menatap Helios.

"Aku sedikit penasaran kenapa kau sangat baik padaku, kita bukan keluarga yang terikat darah dan hanya dua orang dari kampung halaman yang sama."

"Bukankah itu sudah cukup?"

"Apa yang cukup?"

"Fakta bahwa kau dan aku berasal dari kampung halaman yang sama?"

Helios menundukkan kepalanya, menatap jemarinya yang masih menggenggam sendok kecil dengan ujung penuh dengan krim coklat.

"Tapi kakakku selalu bilang bahwa semua orang tidak mungkin baik tanpa imbalan."

Mendengar hal itu seketika Chloe tertawa sampai wajahnya memerah, dengan lembut ia menepuk bahu Helios.

"Kakakmu itu masih menyimpan trauma jadi dia menganggap semua orang tidak bisa dipercaya. Aku mengerti bahwa logika seperti itu sepenuhnya benar tapi juga sedikit salah, apa kau mengerti maksud ku?"

"Huh?"

"Aku hidup sebagai yatim piatu, kedua orang tuaku tewas terbunuh paus pemangsa saat aku masih sangat kecil. Kerabatku membuangku setelah mereka mengambil semua harta milik keluargaku. Dulu saat aku masih kecil sekali, aku selalu mendambakan seorang adik lalu doaku terjawab saat aku bertemu dengan mu, apakah ada yang salah dari itu?"

"Aku masih tidak mengerti."

"Singkatnya aku menganggapmu sebagai adik dari kampung halaman, jadi sebagai kakakmu dari kampung halaman tentu saja kau bisa bergantung padaku. Apakah kau mengerti?"

Helios menatap lekat-lekat pada wajah Chloe seakan mencari kebohongan tapi ia hanya bisa melihat ketulusan dari tatapan dan senyuman pria itu. Air mata kembali memenuhi kelopak matanya, dengan perasaan terharu ia pun memeluk Chloe sambil menangis.

Chloe yang dipeluk oleh Helios secara tiba-tiba tidak bisa menahan keterkejutannya. Namun hatinya perlahan menghangat, di dunia ini ia tidak pernah sekalipun merasa diterima tapi semenjak kehadiran Helios, ia merasa seperti 'seseorang menungguku pulang' yang membuatnya terus tersenyum sepanjang jalan.

Pertama kali pula ia merasakan perasaan seperti 'ah, mungkin dia akan suka jika aku membeli ini' saat melihat toko kue di ujung jalan.

"Baiklah-baiklah, kenapa kau malah menangis. Ayolah kau sudah besar."

Chloe tertawa kecil sambil menghapus air mata di wajah Helios, Helios masih menangis tapi sesak di dadanya terasa lebih baik.

"Sebenarnya aku bertemu orang yang aku cari hari ini."

Black Pearl [Open PO]Место, где живут истории. Откройте их для себя