"Kak, kita ga menyimpang dari alur hidup kita.... Karna memang, jalan yang gue lalui ya kaya gini... Mau lu paksa segimanapun gue, bakal susah kak... Udah takdir gue bisa suka suka sama yang sejenis sama gue." jawab Aji. Noval masih terdiam. Bingung ingin mengatakan apa, walaupun sebenarnya banyak yang masih terganjal di hatinya tapi mulutnya menolak mengeluarkan suara.

"Ga menyimpang kata lu? LU SUKA SESAMA COWOK ITU GA MENYIMPANG?! BAHKAN HUBUNGAN NORMAL YANG UMURNYA TERPAUT JAUH AJA DI ANGGAP ANEH! DAN KALIAN SESAMA JENIS? TAU KATA MENJIJIKAN? YA, ITU KATA YANG PAS BUAT KALIAN!!" Nisfya kehilangan kesabarannya. Ia mendekati Noval dan menampar adik sepupunya yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri itu.

"Kak...? Lu.. nampar gue?" bukan bermaksud cengeng namun Noval sedang dalam kondisi sensitif sekarang. Jadi, air mata dengan mudah jatuh dari kedua mata indahnya.

"KAK! LU TAU GUE PUNYA TRAUMA SAMA YANG NAMANYA PEREMPUAN! LU LIAT SENDIRI KAN? GUE DULU DISEKAP DAN DIPERKOSA SAMA MAKHLUK YANG BERJENIS KELAMIN PEREMPUAN!! LU LIAT KAN GUE NANGIS TAPI GA BISA APA-APA?!" kini Nisfya yang terdiam. Ia terlalu terpaku dengan norma hingga melupakan trauma yang dimiliki Noval.

Aji dengan sigap memeluk Noval yang terus berteriak. Memukuli dirinya sendiri dan menarik rambut hingga rontok. Menenangkan Noval dengan kata-katanya dan mengusap punggung Noval.

"Pokoknya kak, segala Fatamorgana yang ada, bakal gue balik jadi sebuah kemungkinan buat gue sama Noval." Nisfya menyerah. Melihat kesungguhan di wajah Aji, ia memilih untuk mengalah. Hal itu juga demi Noval. Melihat adik kesayangannya yang amat sangat ketakutan, membuatnya luluh.

Nisfya pun kembali mendekati Noval. Berusaha memeluk pria yang ia anggap adik itu namun di tolak. Noval memberontak dalam pelukan Nisfya dan kembali memeluk Aji. Wajahnya terlihat ketakutan dan mencoba mencari perlindungan di dalam pelukan Aji.

"Takut... Hnng.. takut.. tolong." Noval terus bergumam lalu berangsur tenang.

"Maafin kak Ninis ya dek.. maaf... Maaf... Kakak ga mikirin perasaan adek... Kakak ga mikir tentang pendapat adek.. kakak jahat ya dek.. maaf.. maaf..." Nisfya kini berhasil memeluk Noval yang terdiam. Melamun dengan tatapan mata yang kosong.

***


Semenjak hari itu, Aji dan Noval semakin dekat. Dalam artian, mereka sudah saling mengungkapkan perasaan namun belum ada yang berani memastikan tentang hubungan. Jadi, mereka sama-sama menunggu waktu yang pas untuk saling mengakui satu sama lain.

Seperti sekarang, sifat Aji sudah mulai terbuka pada Noval. Mereka berdua saling bertukar cerita tentang diri pribadi masing-masing. Bahkan kadang menginap secara bergantian. Sifat Tsundere Noval kadang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Aji.

"Val, mau coklat ga? Kebetulan gue tadi beli nih."

Dengan menahan senyum, Noval mengambil coklat yang di sodorkan oleh Aji. Walaupun wajahnya terkesan menolak, namun tangannya dengan sigap mengambil coklat dan langsung membuka bungkusnya dan memakannya. Pipinya bergerak lucu saat makan membuat Aji tak tahan untuk mencubit pipi itu.

"Ughh, makan yang banyak ya... Biar tambah gembul nih pipi babi."

"Dih?! Kok babi sih? Ga ada yang lebih bagus kah perumpamaan nya?!"

"Duhh, iyadeh.. biar pipi hamster—

"Jangan hamster!!"

"Iya-Iya.. biar pipi mochi nya tambah gembul yaa.."

"Nahh, gitu dong.. makasih ya coklatnya..."

"Iyaa, enak?"

"Ngga! Ga enak, pait, tapi karna gue hargain lu jadi gue makan."

"Oh gitu? Padahal tadinya mau gue beliin yang banyak sekalian."

"SERIUS?! Eh sorry, ih, serius? Ga jadi pait!! Coklatnya enak kok!!"

"Duh duh duh... Gemes banget uke."

"Hah? Uke? Apaan?"

"Ga... ga ada, dah makan yang banyak biar gembul."

Noval mengangguk dan kembali mengigit coklat yang berukuran cukup besar itu. Sedangkan Lintang, Devan dan Nisfya, memandangi keduanya dari kejauhan.

"Lu yakin? Biarin mereka Deket?" Tanya Lintang pada Nisfya.

"Yahh, terserah mereka... Gue ga bisa larang karna gue ga ada hak di antara mereka berdua... Gue juga ga mau trauma Noval balik lagi. Dah cukup kemaren dia teriak, nangis dan mukulin badannya sendiri karna trauma." Lintang mengangguk mendengar penjelasan Nisfya.

"Jadi, sekarang tinggal lu dong yang jomblo? Kapan ada pacar neng? Jangan kelamaan, ntar jadi perawan tua loh." Ledek Devan. Memang, sekarang hanya tinggal Nisfya yang belum ada kekasih atau orang yang cukup dekat.

"Gue ada kok, tunggu aja, bentar lagi juga nyampe."

"SAAYAAAANGGG!!!" Nisfya menutup telinganya mendengar teriakan orang yang kini berdiri di sampingnya.

"Pfftt, sama Pasha? Serius? Lu sama Pasha? Anjirr, padahal temen gue yang namanya Nabil lebih bagus dari ni manusia jadi-jadian." ujar Devan.

Pasha langsung menarik Nisfya pergi. Kini mereka semua berpasangan.

Suasana bahagia yang akan bertahan entah sampai kapan.






***




TO BE CONTINUE

HOLAAAA, GIMANA KABAR KALIAN HARI INIIIII?????

GIMANA CHAPTERNYA???

SEMOGA SUKA YAAAA

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!!!!






Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now