Chapter 14 - Kuyup

Beginne am Anfang
                                    

oOo

Jam dua lima puluh delapan menit, Axcel menanti di depan sebuah pintu, lalu ketika 2 menit yang ia tunggu datang, pintu itu terbuka juga.

"Lima belas menit tanpa bersentuhan," perintah pria dengan seragam polisi lengkap. Ia memeriksa Axcel sekali lagi meski Axcel telah melakukan pemeriksaan sebelumnya. 

Axcel duduk di sebuah bilik dengan kaca besar menjulang setinggi 2 meter. Dengan penyekat di setiap satu meter di sebelah kiri dan kanannya. Axcel berada di bilik paling ujung. Duduk dengan rasa gelisah antara rindu, bingung, penasaran dan juga kesal. 

Namun sudah sepuluh menit Axcel duduk di sana, tidak ada satupun pria berseragam oranye dengan nomor di dada yang mendatanginya. Sosok yang ia tunggu tidak muncul. Waktu tersisa lima menit, Axcel tahu bahwa orang yang ia tunggu lagi-lagi tidak menemuinya. 

Axcel bangun, mendekati petugas yang berada di tak jauh darinya, berbicara sebentar lalu anggukan petugas membuatnya mengucapkan terima kasih, tak lama ia mendapatkan pulpen dan kertas yang ia mau. Menulis dengan cepat dan memberikannya kepada petugas untuk diperiksa, pesan Axcel hanya satu.

"Terima kasih Pak, tolong berikan ini kepada ayah saya," ucapnya lalu pamit pergi. 

Setibanya di luar kantor polisi, Axcel tidak langsung memutuskan pulang. Memang perjalanan sedikit jauh untuk bisa sampai di sini tapi ada yang ingin Axcel pastikan terlebih dahulu sebelum kembali ke huniannya. 

oOo

Hujan tiba-tiba deras, Aruna yang tidak membawa payung memilih berteduh di bawah pohon kecil di pinggir jalan, dia lupa bahwa berdiri di bawah pohon saat hujan sangatlah berbahaya, namun sepertinya saat itu ia tengah fokus pada langkah kaki yang tak jauh di belakangnya. 

Sejak turun dari bis, Aruna merasakan ada langkah kaki yang mengikutinya, mendadak ketakutan melanda, bukan apa-apa tapi tempat itu sedikit sepi. 

"Ah, tau gini tadi nunggu aja di halte," sesal Aruna sambil merekatkan sweater merah miliknya. Tangannya di posisikan mendekap tubuhnya berharap mengurangi rasa dingin. 

"Aku harus pergi dari sini, perasaan aku kok gak enak ya," sambungnya kemudian.

Ia pun memutuskan untuk berlari kecil menjauh dari sana juga dari langkah asing itu dan memilih membiarkan tubuhnya basah oleh hujan. Tapi tiba-tiba sebuah tangan menahan laju larinya. 

Greb

"Jangan ganggu aku!" pekik Aruna histeris karena ia benar-benar tak nyaman dan takut.

"Kak Runa, ini aku." 

"Axcel?! Kamu? Kok kamu di sini?" cecar Aruna yang langsung tenang karena mengenal pria yang menghentikannya, matanya celingukan mencari sosok yang sebenarnya dia sendiri tak tahu siapa atau apa yang mengikutinya. 

"Kamu kenapa?" 

"Tadi ada yang … enggak, enggak kok gak apa-apa," ujar Runa yang tidak jadi mengatakan ke khawatirannya.

"Ngapain kakak di daerah ini, di sini kalo malem sepi banget," tanya Axcel sambil menarik tangan Aruna menjauh dari tempat itu.

"Ki-kita mau ke mana Cel?" 

Alih-alih menjawab, Aruna malah balik bertanya pasalnya Axcel menariknya begitu saja. Jemari Aruna yang dingin tiba-tiba terasa hangat.

"Ke rumah aku, dekat sini kok," jawab singkat Axcel. Aruna jelas terkejut mendengarnya, jantungnya berdetak kencang seperti tadi, bedanya tadi ia ketakutan sekarang ia berdebar karena …. Entah lah, malu mungkin. 

Ternyata benar tak jauh dari sana mereka memasuki gang kecil, lorong dengan batu bata di sisi samping kiri kanannya, ada pohon besar juga dan ternyata rumah Axcel tak jauh dari sana.

"Ayo masuk," ajak Axcel.

"Permisi … " sapa Aruna saat memasuki  hunian Axcel, gelap tapi tidak pekat. Cukup terang untuk melihat sekeliling. Namun Axcel tahu mungkin Aruna tidak nyaman jadi ia menyalakan lampu. 

"Kita langsung ke kamar aja," ucap singkat Axcel lagi masih menggenggam tangan Aruna. Dan saat mengucapkan itu tiba-tiba Axcel sadar karena Aruna menahan genggamannya. 

"Ka-kamar?" ulang Aruna terbata.

"Iya, kamar mandinya cuma di sana, aku gak punya kamar mandi lain, kamu udah basah kuyup sekalian ganti baju juga, aku pinjemin," jelas Axcel yang dengan tanpa dosa menarik lagi tangan kecil itu mengisyaratkan untuk mengikutinya tanpa bertanya.

"Oh gitu, ng tapi anu Cel, tangan aku-" Axcel entah bodoh atau bagaimana barulah melepaskan seolah menyadari tindakannya sangat aneh. 

"Maaf kak," ucap Axcel pelan tapi kini dia tak melihat ke arah Aruna, sepertinya dia malu. 

Setelah itu Aruna pun mandi dan mengganti pakaiannya dengan yang Axcel siapkan. Aruna tersenyum saat mengenakan kaos yang sedikit kebesaran di tubuhnya. 

"Hmm baunya Axcel," gumam Aruna tersipu sendiri. 

"Ya ampun Aruna lu ngapain sih salting gini, ayo dong please jangan deg-degan terus," gumam Aruna untuk dirinya sendiri juga jantungnya, tangannya mengelus-elus dadanya sebagai cara meredakan gemuruh renjana yang sejak tadi ia rasakan. 

"Run, kamu masih lama? Nanti masuk angin," seru suara Axcel dari balik pintu.

"I-iya ini udah kok," jawab Aruna cepat dan bersiap keluar karena sebenarnya ia sudah selesai dari tadi hanya saja ia enggan untuk keluar. 

"Sini duduk," pinta Axcel menepuk tempat di sebelahnya. Aruna menuruti dan menyeruput teh yang Axcel sediakan, bagaimanapun ia memang merasa kedinginan. 

"Udah enakan?" 

"Hmm … " angguk Aruna

Hening

Suasana kembali canggung, keduanya jelas merasakan renjana itu, tapi rasa malu dan canggung lebih mendominasi. 

Duar

"Waa!" pekik Aruna yang reflek memeluk lengan Axcel yang berada di sampingnya membuat Axcel juga ikut terkejut, tapi bukan karena petir melainkan karena wajah Aruna yang sangat dekat dengan wajahnya. Debaran jantungnya seperti mau meledak, wajah cantik sedikit pucat dan bibir merona di hadapannya membuat Axcel tak bisa lagi menyembunyikan renjananya. 

"Kak, nginep sini aja." 

Tbc 

Wow, kembali lagi nih di hari ke 14

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Wow, kembali lagi nih di hari ke 14. Ga kerasa udah 2 minggu ikut event ini. Semoga bisa sampai selesai. Doakan ya para bestie ku.
IfaDita  36hari lagi yok bisa yok.

I Did [VMin]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt