Chapter 13 - Saingan

Comenzar desde el principio
                                    

"Kalau gitu kita pake plan B, kita gak bisa nunggu lebih lama lagi, generasi ketujuh harus bisa ambil alih Amethyst." 

"Oke, semoga sukses! Tugas utama tetep buat cari Aeris kan?"

"Hm, pergi sana."

Wanita berkuncir kuda itu pergi dengan dengusan sebalnya, seharusnya dia yang mengusir pria itu karena telah mengganggu waktu istirahatnya hari ini. 

Arkan duduk di kafe yang sama dengan Feyra, semalaman dia tidak bisa tidur karena memikirkan puisi yang dibaca oleh Axcel kemarin, kata Alstroemeria cukup mengganjal pikirannya dan dia harus segera mendiskusikan hal ini pada Feyra. 

"Aneh gak sih puisi yang dibaca Axcel waktu itu?"

"Apa jangan-jangan ingatan dia …" Feyra menimpali ucapan Arkan dengan sesekali menyeruput jus miliknya. 

"Gak usah ngaco! Kalau dia inget, dia pasti udah ngenalin kita berdua," Arkan menggelengkan kepala mendengar ucapan wanita di depannya. 

"Bener juga sih, terus kita gimana? Aruna juga makin banyak yang ngikutin, gue gak bisa jaga dia sendirian." 

"Gue udah bawa dua orang buat awasin dia di sekitar kampus juga apartemen, lu gak usah khawatir. Tapi yang di apartemen gue pikir dia lebih ke posesif sih karena dia juga kan yang jaga Runa dari kecil."

"Maksud lu abangnya Runa? Lho tapi dia kan bukan orang Alstro."

"Memang bukan, tapi dia tau sedikit soal masa lalu Aruna dari kakeknya dan juga soal kita. Dia juga bilang gak bisa liat adeknya kenapa-kenapa. Tipikal orang yang protektif gitu deh, lucunya yah klo dipikir-pikir sifat posesif ini bakalan sedikit menghambat kedekatan Axcel sama Runa gue rasa," Arkan terkekeh sendiri, dia cukup mengenal Kakak tertua dari Aruna meskipun sebenarnya mereka tidak terlalu dekat. 

"Lho kok gitu, tujuan kita kan buat deketin mereka Arkan!" protes Feyra. 

"Kita butuh pemicu Fey, kalau Axcel aja lempeng begini kapan jadiannya?  Kita gak bisa nunda lagi, Alstroemeria butuh kekuatan mereka. Gue juga gak bisa terus di sini, ga bisa seterusnya nunggu  ingatan Axcel kembali, tugas gue buat lindungi Alstroemeria itu lebih penting." 

"Jadi lu bakalan balik lebih cepet?" 

"Gue harus balik, lebih cepat lebih baik, Sang Aeris juga harus segera bangun dari tidur panjangnya," obrolan mereka terhenti sejenak karena Arkan menghabiskan coffee latte miliknya. 

"Kita juga harus segera cari tau siapa pemimpin Almeta, karena Narendra bilang mereka ada di sekitar kita, cuma gue gak bisa deteksi karena energi nya kecampur-campur, jadi bikin samar. Dan Almeta bisa menyamar menjadi siapapun diantara kita, nah itu yang lebih bahaya," sambung Arkan.

Feyra mengangguk menyetujui alasan itu, setelah pembahasan langkah selanjutnya tak lama kemudian mereka memilih untuk bubar dan kembali ke rumah masing-masing.

o0o

Kampus ramai pagi ini dengan unggahan di sosial media resmi fakultas Hukum, wajah merah padam Axcel terpampang jelas di sana dengan caption 'Ketua BEM kita bisa romantis juga.'

Semua yang menonton video itu dibuat tersenyum dan mengagumi sosok dingin yang ternyata juga bisa mengutarakan ucapan manis lewat puisi. 

Di kantor BEM semua menggoda Axcel, tapi yang digoda tetap saja berekspresi datar seolah tidak mendengarkan apapun yang keluar dari mulut teman-temannya termasuk Felix. Sang wakil ketua itu asyik menggoda Axcel sambil terus bertanya siapa gerangan yang menjadi sosok pujaan dari kawannya itu. 

"Kebayang gak sih cewek yang dibacain puisi sama Axcel kayak gimana reaksinya?" 

"Gue juga kepo, eh tapi gosipnya katanya itu puisi buat Kak Runa lho!"

"Eh, yang bener? Kak Runa yang itu?"

"Iya yang mungil, trus suka pake sweater kedodoran itu."

Felix mendadak kehilangan senyumnya mendengar gosip ramai dari teman-teman sekelasnya, pasalnya dia pun sudah lama mengagumi sosok Aruna dan tidak mungkin juga dia kalah start dengan Axcel yang setahu dia Axcel tak punya perasaan apapun kepada siapapun. Apa ada hal yang tak ia tahu tentang temannya? 

"Seharusnya gue lebih berani dari kemaren-kemaren, biar ga keduluan Axcel," gumamnya seraya meremas pena di tangannya kuat. 

Ya, Felix sudah lama menyukai Aruna bahkan dia yang sering mengirim puisi pujangga atau sekedar pujian untuk Aruna tanpa pria mungil itu sadari. Felix bukan takut untuk mendekati, tapi dia lebih takut Runa dalam masalah jika dia terang-terangan mendekati pria itu. Karena bukan hal baru jika Felix adalah gay, tapi soal Aruna jelas itu beda lagi masalahnya. 

Lagipula karena penggemarnya sangat banyak, bukan tidak mungkin jika nanti Runa mendapatkan bullying dari mereka semua jika ketahuan dirinya menyatakan perasaan padanya.

Tapi melihat kejadian ini dan gosip yang beredar, sepertinya dia akan lebih ekstra mendekati Aruna, lalu menyatakan perasaannya sebelum ada orang lain yang mendahuluinya. 

o0o

Sweater berwarna merah tampak cocok dikenakannya, rambutnya yang kecoklatan di terpa angin membuat kesan manis melekat padanya. Dia sosok yang bisa membuat mata siapapun tertuju padanya, dengan senyum menawannya dia bisa menghipnotis segala makhluk untuk tersenyum juga saat melihatnya. 

"Apakah sosok bidadari memang seperti ini?" batin seseorang yang berkecamuk saat melihat sosok itu berdiri di hadapannya dengan eyes smilenya. 

"Pagi Cel," sapanya ramah. 

"Udah siang Run," Axcel memalingkan wajah lagi, dia tidak mau tertangkap basah sedang mengagumi sosok di hadapannya. 

"Eh, iya juga. Makan siang bareng yuk?"

"Kak Runa? Lho bajunya samaan dong sama aku, jangan-jangan kita jodoh."

Felix datang dengan warna baju yang senada dengan Runa, berwarna merah tetapi bukan sweater seperti Aruna. Tangan Felix merangkul bahu Runa dan terus menjadikan fokus pria itu hanya padanya. Axcel yang melihat gelagat aneh temannya itu hanya acuh.

Seperti menemukan jawaban yang ia cari tiba-tiba ia bangkit untuk beranjak meninggalkan Aruna dan Felix, hal itu membuat Aruna terlihat kecewa, tapi ia tak bisa apa-apa. 

Bukannya tak cemburu, entah karena merasa tak berhak ikut campur dengan tujuan Felix atau mungkin memang saat ini fokusnya masih ada di tempat lain. Tempat yang membuatnya penasaran dan ingin menanyakan hal itu langsung pada satu-satunya orang yang mengetahui masa lalunya. 

"Ya, Ayah pasti tau tentang Alstroemeria." 

Tbc

Oke sepertinya muncul saingan Axcel nih

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Oke sepertinya muncul saingan Axcel nih. Ya gimana ya kam, uke uwu macem jimin eh Aruna siapa yang ga mau.

Oke deh di tunggu vote n komentnya ya say. IfaDita  gue ngantookkkkk.

I Did [VMin]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora