33 : Alasan

34 3 1
                                    

Haii NAGAS balik dengan part terbaru!

Silahkan vote jika menurut kalian NAGAS berhak mendapatkan itu.

Thanks buat penantiannya dan selamat membaca ya teman-teman.

---

Ketauhilah bahwa semuanya punya alasan. Bahwa bahkan setiap orang yang tetap ingin bernapas pun, mempunyai alasannya.

~ ♡ ~

Tiga bulan yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tiga bulan yang lalu.

Plak!

Plak!

Plak!

"Berani-beraninya kamu ngecek hp aku!" Suara Antoni menggelegar di rumah yang kini tidak tertata dengan baik. Dia bersama istri dan anaknya berencana akan pindah ke rumah yang jauh lebih besar dari tempat tinggal mereka sekarang. Sehingga, beberapa barang diangkut secara berkala.

Cynthia yang memegang pipi merahnya, tidak dapat menahan diri, tangisnya jatuh lewat bola mata dan lolos begitu saja di pipi. Wanita itu sampai jatuh terduduk karena tamparan tiga kali berturut-turut yang ia terima. "Siapa Elana? Kenapa isi chat kamu dengan dia kayak gitu?"

"Apa urusan kamu, hah?!"

"Jelas itu urusan aku! Kalo kamu kayak gitu, artinya kamu selingkuh!"

Antoni sekali lagi ingin melayangkan tamparan, tapi ia tidak jadi melakukannya. Pria itu berganti menghela napas dan berakhir mendorong kepala Cynthia seperti wanita itu orang bodoh yang pantas mendapatkannya.

"Memangnya kalau aku selingkuh kenapa? Kamu mau cerai? Bisa?" tantang Antoni tanpa berhenti mendorong kepala Cynthia. "Bisa, nggak?!"

Cynthia hanya menelan saliva dengan susah payah. Ia tidak bisa. Kalau ditanya seperti itu, maka jawabannya pasti tidak bisa. Dirinya tidak bisa cerai dengan Antoni.

Melihat Cynthia jadi mati kutu, Antoni pun tertawa. "Nggak bisa, 'kan? Lagipula, kamu ini emang nggak punya otak? Padahal, udah bagus-bagus aku beliin kamu rumah besar. Bukannya bersyukur, malah lancang mainin hp aku!"

"Atau kalo kamu emang pengen cerai, yaudah. Kita cerai--"

"Jangan!" Cynthia memotong dan langsung memeluk kaki Antoni. Wanita itu menggeleng beberapa kali. "Aku nggak mau cerai. Jangan cerai. Kasian Nata. Jangan."

Antoni berkacak pinggang, lalu ia menarik rambut Cynthia agar wanita itu berdiri. Ringisan tidak dapat terhindar. Antoni menjambak tanpa ada sedikit pun rasa tega.

"Kalo nggak mau, yaudah, nggak usah lancang!" teriaknya lalu mendorong Cynthia. Pria itu segera menggerutu sambil membersihkan celana panjangnya. "Ah, celana aku jadi kotor gara-gara kamu. Padahal, aku ini mau ketemu sama Elena."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 16, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NAGASWhere stories live. Discover now