66. Aku Adalah Bosnya

1.9K 512 35
                                    

"Aku akan pulang terlambat hari ini." Rael menatap istrinya yang saat ini sedang fokus memasangkan dasi untuknya.

Maevea mengangkat wajahnya membalas tatapan sang suami. "Tengah malam?"

"Pukul sebelas malam aku akan berada di rumah."

"Baiklah kalau begitu." Maevea mengelus dasi Rael yang sudah rapi. "Selesai."

Rael memeluk pinggang istrinya dengan kedua tangannya. Hanya dengan tarikan singkat tubuh Maevea sudah menabrak tubuhnya.

Tanpa kata Rael mencium bibir Maevea. Melumatnya dengan lembut seperti bibir Maevea adalah permen kapas yang sangat halus dan manis.

Kedua tangan Maevea dikalungkan ke leher Rael. Dia membalas ciuman Rael dengan senang hati.

Ciuman selesai. Rael membelai bibir basah Maevea. "Aku sangat menyukai rasa manis di sini."

"Kau bisa merasakan manisnya kapanpun kau mau, Suamiku."

Rael tertawa kecil. "Istriku benar-benar pandai bicara."

Maevea ikut tertawa, lalu setelah itu dia melihat ke jam di tangannya dan kembali pada Rael. "Ayo berangkat, kau mungkin akan terlambat jika tidak pergi sekarang."

Mereka tidur hampir jam tiga pagi, oleh sebab itu mereka bangun sedikit terlambat dari biasanya.

Maevea sendiri ingin tidur lebih lama, tapi acara pamerannya sudah semakin dekat. Dia tidak bisa bermalas-malasan.

"Aku adalah bosnya, tidak masalah jika aku sesekali terlambat. Tidak akan ada yang memarahiku." Rael berkata dengan bercanda.

"Ah, aku melupakan tentang hal itu. Tidak ada yang bisa memarahi suamiku. Dia terlalu berkuasa." Maevea menyanjung suaminya.

"Ada yang bisa memarahiku."

"Ayah dan Ibu."

"Ada lagi selain mereka," ujar Rael. "Kau, istriku." Rael memberikan keistimewaan itu pada istrinya. Dia tidak ingin melakukan kesalahan di masa depan, tapi mungkin saja ada satu hari di mana dia akan membuat istrinya sedih dan kesal. Dia akan membiarkan istrinya memarahinya dan melampiaskan kekesalannya padanya.

Maevea mengangkat tangannya lagi, memeluk leher Rael dengan manis. "Aku tidak berharap untuk memarahimu di masa depan."

"Aku akan berusaha semampuku untuk tidak membuatmu kesal atau sedih. Aku juga tidak ingin kau memarahiku karena artinya aku telah melakukan kesalahan padamu."

Maevea senang mendengar jawaban suaminya, dia menghadiahi Rael dengan ciuman lembut.

Baru setelah itu mereka berdua meninggalkan kediaman mereka. Rael mengantar Maevea ke galerinya. Lalu setelah itu dia pergi ke perusahaan dan langsung melakukan pekerjaannya.

**

Di sebuah ruangan interogasi, saat ini Olyne sedang menghadapi berbagai pertanyaan dari petugas yang menginterogasinya.

Dia tidak menyangka jika bukti yang dimiliki oleh Rael untuk membuatnya tertangkap sangat banyak dan tidak bisa membuatnya berkelit.

Olyne sekarang yakin bahwa Rael telah memiliki semua bukti itu sejak lama. Dia tidak tahu kapan tepatnya, tapi yang pasti Rael pasti telah mengirimkan mata-mata ke dalam organisasinya.

Rael telah menunggu waktu yang tepat untuk menggunakan semua senjatanya. Dia benar-benar salah, dia berpikir bahwa tidak akan ada yang tahu bahwa dia terlibat dalam dunia bawah. Nyatanya orang yang paling tidak dia inginkan tahu ternyata mengetahui rahasia gelap dalam hidupnya.

Namun, meski begitu Olyne tetap tidak mengakui bahwa dia terlibat dalam organisasi tersebut meski semua bukti sudah sangat jelas.

Setelah selesai diinterogasi untuk waktu yang lama, Olyne dibawa ke ruang tahanan. Dia dijaga dengan ketat karena dia adalah penjahat yang berbahaya.

Perfect PartnerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora