5. Kau Adalah Milikku, Aku Adalah Milikmu

4.7K 771 51
                                    

Ruangan Rael terletak di lantai tiga puluh gedung bergaya modern itu. Dan sekarang Maevea sudah berada di lantai tiga puluh.

Dustin membuka pintu ruang kerja Rael untuk Maevea. "Nona Maevea, silahkan masuk. Tuan Rael ada di dalam."

"Baik, terima kasih." Maevea kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan di depannya. Saat dia sudah masuk, dia disapa oleh keheningan. Wanita itu kemudian mendekat ke arah Rael yang saat ini bergerak ke arahnya.

"Selamat datang di ruanganku, Eve." Rael berdiri dari satu langkah di depan Maevea.

"Ya, terima kasih."

Rael tersenyum geli. Tangannya kemudian menggenggam tangan Maevea. "Ayo kita pergi sekarang."

"Baik."

Maevea menatap tangannya sejenak. Dia belum pernah digenggam seperti ini oleh seorang pria sebelumnya. Dengan Liam, pria itu hanya berdiri di sebelahnya seolah alergi terhadapnya.

"Sesuaikan langkahmu, jangan sampai terjatuh." Rael bersuara lembut.

"Ya." Maevea kemudian fokus pada langkahnya agar tidak tersandung dan jatuh.

Keduanya kembali masuk ke dalam lift, di belakang mereka ada Dustin yang mengikuti.

Dustin melihat ke tangan atasannya yang menggenggam tangan Maevea. Para pegawai pasti akan semakin gempar.

Sebelum ini tidak pernah ada seorang wanita pun yang ada di sekitarnya. Bahkan tidak ada ada media yang meliput tentang itu. Hingga sebuah rumor menyebutkan bahwa Rael merupakan seorang gay.

Dan hari ini, di sebelah pria dengan fitur wajah sempurna, kepribadian yang dingin dan kekasih impian para wanita itu akhirnya terdapat seorang wanita yang menaninya. Tidak hanya itu, Rael juga menggenggam tangannya dengan lembut.

Saat keduanya keluar dari lift dan melangkah di lobi, hampir seluruh perhatian orang-orang yang ada di sana terarah pada mereka.

Ini adalah berita besar. Bos besar mereka menggenggam tangan seorang wanita, dan itu adalah tunangan keponakannya.

Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Bagaimana mungkin seorang Rael Gilloti bersama dengan Maevea Collin yang tidak dihargai oleh Liam Gilloti.

Berita besar ini sampai kepada asisten pribadi Liam. Pria itu menyampaikan dengan segera pada Liam. Wajah Liam tidak terlihat baik setelahnya. Pria itu bahkan meninju meja kerjanya dengan marah.

"Maevea sialan! Berani sekali dia mempermalukanku!" Liam menyalahkan Maevea, seharusnya wanita itu tidak datang ke perusahaan. Apa yang coba ingin ditunjukan oleh Maevea pada semua orang dengan datang ke perusahaan. Apakah wanita itu bermaksud bahwa dia telah mencampakan dirinya dan mendapatkan yang jauh lebih baik sebagai gantinya.

Tidak hanya Liam, Lara juga menerima berita itu. Seperti Liam, dia juga marah. Hampir semua orang di lingkaran mereka tahu bahwa Maevea adalah tunangan Liam, apa yang terjadi saat ini jelas-jelas telah menginjak-injak harga diri Liam.

Lara tahu bahwa ini pasti ide Rael. Pria itu sangat senang membuktikan bahwa Liam tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya.

Sementara itu Rael dan Maevea yang sudah berada di dalam perjalanan menuju ke restoran tidak memiliki pemikiran yang dituduhkan oleh Lara dan Liam sedikit pun.

"Makanan apa yang ingin kau makan?" tanya Rael.

"Aku tidak pilih-pilih."

"Itu bagus. Mari kita makan hidangan laut. Aku menyukai hidangan laut."

"Aku akan mengingatnya kalau begitu." Maevea menanggapi kata-kata Rael.

Rael terkekeh geli. "Mari saling mengenal secara perlahan muali dari sekarang. Katakan padaku apa yang kau sukai dan tidak kau sukai."

Perfect PartnerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora