Shandy yang menyadari bahwasanya adiknya itu terkena pukulan balok kayu, kini ia langsung berlari menghampiri adiknya.

Kini perseteruan itu telah usai dinand and the geng menghampiri Zidane dan shandy and the geng menghampiri fenly.

"Fen gak papa kan, fen bangun fen" ucap Shandy sambil menepuk-nepuk pipi adiknya yang tak kunjung membuka matanya

"Angkat Zidane, bawa dia pulang" perintah dinand kepada anak buah nya

"Baik boss" kini mereka pun mulai mengangkat tubuh Zidane dan di masukan ke dalam mobilnya.

"Ajiii" ucap Gilang lirih namun Ricky langsung nenepuk pundak nya guna untuk memberi sebuah kode, bahwa kali ini mereka harus fokus ke selamatan fenly terlebih dahulu dan Gilang pun mengangguk nya

"Shan mending fenly langsung di bawa ke rumah sakit, takut dia kenapa-napa kalau kelamaan di biarin gak dapan penanganan" kini Farhan bersuara, Karna ia panik melihat raut muka fenly yang nampak memucat

"Thanks Han" ucap Shandy kemudian mereka langsung mengangkat tubuh fenly ke dalam mobil milik Gilang, untung saja ia pergi ke rumah ini menggunakan mobil jadi ia bisa memberi tumpangan buat sang sahabat nya.

*******
Kini mereka sudah sampai di kediaman dinand dan langsung membopong tubuh Zidane ke dalam kamar milik nya, dinand bukan tanpa alasan menyuruh anak buahnya untuk membawa Zidane ke dalam kamar, karena seperti yang di lihat dari kondisi Zidane sendiri tidak memungkinkan untuk ia membiarkan Zidane kembali terkurung di dalam gudang.

"Apa gak sebaiknya kita bawa Zidane ke rumah sakit, takut dia malah kenapa-napa nantinya" ucap ghatfaan

"Gak perlu, biarkan dia istirahat saja di kamar" ucap dinand

"Yasudah kalau itu mau Lo" ucap ghatfaan pasrah

"Nand, sepertinya Zidane udah mulai inget deh sama masalalu nya, secara tadi dia bisa bisanya malah membela fenly dan malah memukuli gue, ya gue gak terima dong dia mukulin gue, alhasil gue tendang dia eh malah dia kebentur kepalanya" ucap Noel sambil memberi laporan

"Kalau itu bener seperti dugaan Lo, ini gawat sih, gue belum seratus persen membalaskan dendam gue ke keluarga Maulana, kalau dia sadar duluan bisa jadi dia akan menggagalkan rencana gue, gak bisa di biarin, Lo dan yang lain pantau dia jangan biarkan dia keluar kamar dan selidiki dia tentang ingatan nya"

"Baik boss"

*******
Fenly kini pemuda itu telah selesai di tangani oleh tim medis, kondisi nya yang tidak parah parah banget membuat shandy dan yang lain merasa lega mendengar nya

Shandy dan yang lain kini telah berada di ruang kamar fenly, ya meskipun kondisi fenly tidak parah tapi ia harus tetep di rawat inap terlebih dahulu guna untuk memantau kondisi perkembangan nya apa bila terjadi apa apa kedepannya.

"Eugghh" suara nya khas orang baru bangun tidur

"Eh fen akhirnya Lo sadar juga, gimana kondisi Lo udah enakan" tanyak Gilang yang menyadari bahwa sang sahabat udah siuman

"Gue baik, aji gimana? Dia di mana sekarang?" Ucap fenly dan mengeluarkan kalimat pertanyaan

"Fen, fenly harus fokus sama kesehatan fen dulu ya, urusan aji nanti kita pikirkan lagi, kak shan gak mau lihat fen ada di ruangan ini" ucap Shandy

"Kak tapi ajiiii_" ucap fenly terpotong

"Fen udah, bener kata shandy mending lo fokus dulu pada kesembuhan Lo, urusan aji biar kita bantu selidiki lebih lanjut" ucap Ricky bersuara

"Kami ikut ya bang Rick, hehehe" ucap Fiki dan juga zweitson sambil cengengesan

"Anak kecil gak boleh ikut terlibat urusan orang dewasa, sekolah aja dulu yang bener biar gedenya jadi anak yang membanggakan" Ucap Farhan namun membuat Fiki dan zweitson cemberut dan tak terima

"Jangan panggil aku anak kecil paman, soal umur boleh kecil tapi kalau tinggian boleh di adu" ucap Fiki dan mendekati Farhan sambil mengukur siapa paling tinggi diantara keduanya

Mendengar ucapan fiki tersebut mampu membuat fenly yang tadinya menanyakan keberadaan Fajri kini ia seakan

telah lupa sejenak, Karna ia dan yang lain pada ketawa kencang, sampai fenly terbatuk-batuk Karna tidak kuat lagi untuk ketawa kencang.

Huck,,,, huck,,,,

"Eh fen fen, minum dulu" ucap Shandy yang sigam mengambil minuman buat adiknya yang terbatuk

"Lo Sik Fik ada ada aja" ucap Gilang

"Loh, kan emang bener omongan gue" ucap Fiki membela diri

"Iya bener bener, Lo tuh si paling bener dah" ucap Farhan pasrah

"Bilang aja Lo kalah debat ma bocil, hahaha" ucap Ricky

Kini suasana di dalam ruangan fenly nampak sepi hanya tersisa Shandy yang menemaninya, sedangkan yang lain sudah pulang ke rumah masing-masing guna untuk meng istirahatkan tubuh mereka sendiri.

******

Kini pemuda itu sudah mulai terbangun, ia memandangi ruangan yang tak asing lagi bagi nya

"Gue balik lagi" gumahnya lalu merubah posisi nya dari terbaring menjadi setengah duduk

"Bang Shan, kak fen, kenapa bayangan masa kecil itu seolah-olah membenarkan kalau kalian itu sodara gue yang sebenarnya, kalau memang iya gue pengen hidup bareng kalian lagi, gue gak mau tinggal di sini mereka terlalu kejam sama gue, tapi gue gak bisa apa-apa, tolong gue kak fen, bang sen" monolog nya sambil meratapi nasib

Ceklek , bunyi pintu terbuka dan masuk lah seseorang

"Lo udah sadar, gimana kepala Lo masih sakit gak? Mau gue bawain ke rumah sakit aja, gue minta maaf ya dah mukulin Lo tadi gue bener bener gak sengaja" ucap Noel sambil duduk di tepi ranjang

"Gue aman gue gak papa" jawab nya singkat

"Bagus lah, oh ya tadi Lo kenapa kayak kelihatan nya lebih ngebelain fenly dari pada gue, padahal kan gue sahabat lo, apa jangan-jangan Lo udah mulai dekat ya sama si fenly itu" tanya Noel sambil mengulik informasi

"Enggak,,, enggak, tadi gue,,,,,. lagi gak suka keributan aja, ya itu,,, itu dia" ucap nya sampai kebingungan harus menjawab apa dan akhirnya ia mengeluarkan jawaban yang terkesan linglung

"Oh gitu, yaudah deh Lo istirahat lagi aja, gue keluar dulu ya" pamit Noel dan langsung keluar dari kamar itu

Setelah bisa di pastikan bahwasanya Noel sudah menjauh, ia kini perlahan mencoba berjalan ke luar kamar, jujur saja ia nampak curiga sama semua orang Yang ada di dalam rumah ini akhirnya ia memutuskan untuk menyelidiki nya sendiri.

Dari tepi tembok ia bersembunyi dan mengintip Noel dan Zidane nampak sedang membicarakan sesuatu di sana, ia mencoba mendekati lebih dekat lagi agar ia dapat mendengar obrolan apa yang sedang mereka bicarakan.

Kini ia telah menemukan tempat yang aman untuk ia menguping pembicaraan mereka dan betapa shock nya ia setelah mendengar kan apa yang mereka obrolkan.

"Hah apa,,,. jadi bener?" Ucap nya shock sambil bersimpuh di dinding


🌸🌸🌸🌸

Jangan lupa vote dan komen
Supaya saya bisa makin semangat buat ngelanjutin cerita ini
Thanks for reading

Ayok dong bisa komen yang lain selain nyuruh next 😌

Collab: ShopieOktapiani

Dream || UN1TY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang