2

35 7 0
                                    

Chenle benar-benar tidak sadarkan diri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Chenle benar-benar tidak sadarkan diri. Dia jatuh pingsan saat mendengar kalau ia akan dinikahkan. Seperti mimpi buruk di siang bolong, tubuhnya langsung lunglai mendengar itu.

Dua jam berlalu namun dia masih belum sadar. Dokter mengatakan bahwa Chenle hanya mengalami pingsan karena kelelahan dan shock. Hal itu membuat ibunya bernafas lega. Akibat Chenle yang pingsan, acara keluarga dibatalkan. Semuanya pulang kecuali keluarga dari Ayana, gadis yang merupakan sepupu sekaligus yang akan dijodohkan dengan Chenle.

"Ayana, Ibu minta tolong jagain Chenle yaa. Ibu dan Ayah ada urusan sebentar. Kalau dia kenapa kenapa langsung telpon aja ya?"

"Siap, Bu!"

Ayana Jasmine. Gadis yang usianya 2 tahun lebih tua dari Chenle namun berjiwa muda dan penuh semangat. Gadis yang akan menjadi calon isteri dari putra bungsu keluarga Zong. Dia bahkan satu kampus dengan Chenle, hanya saja Chenle berada di jurusan Ekonomi Bisnis sedangkan dia Jurusan Bahasa Indonesia.

Chenle tidak akan tahu, kalau selama ini Ayana diam diam memperhatikannya. Bahkan saat keluarganya menjodohkan dengan Chenle, Ayana tidak menolak. Padahal selama 25 tahun dia belum pernah pacaran dan beberapa lelaki yang datang untuk mengajaknya pacaran dia tolak.

Sedangkan saat dia tahu akan dijodohkan dengan Chenle, Ayana semangat sekali.

"Astaga!! L-lo siapa??"

Ayana ikut terperanjat ketika dia hendak duduk di samping tempat tidur dan Chenle tiba tiba sadar.

"Ck, kenalin..." Ayana mengulurkan tangannya, tidak lupa dengan senyum lebar di bibir, "Ayana. Calon isteri kamu."

"Hah?! Jadi ini... Bukan mimpi?!" masih tidak percaya, Chenle sungguh belum terima dengan keadaan ini.

"Ya bukan dong. Kenalin..." Ayana meraih tangan Chenle untuk mengajaknya bersalaman. Namun Chenle menolak dengan ekspresi wajah tak suka.

"Okay, belum mau yah? Gapapa." Ayana bersikap sangat santai, dia bahkan kembali duduk di kursi lalu mulai menghubungi ibu Chenle.

Berbeda dengan Chenle yang mencoba mencubit kulitnya beberapa kali untuk memastikan bahwa hal ini nyata.

"Arghh! Ada apa dengan orangtuaku? Kenapa mereka membuat keputusan konyol seperti ini? Arhh!"

Ayana yang mendengar gerutuan Chenle langsung menatap tajam lelaki itu, "Hey, kakak lelakimu bahkan menikah di usia 21 tahun. Itu bukan hal konyol." katanya menanggapi gerutuan Chenle.

"Dia menikah dengan kekasihnya. Lah, gue? Kenal lo juga enggak!"

"Aduh aduh, makanya gue ajak kenalan." Ayana kembali mengulurkan tangannya namun tak ditanggapi Chenle lagi.

"Hallo ibu? Ibu, putramu sudah sadar. Yah, dia sepertinya masih belum menerima kenyataan ini... Tentu saja aku tidak masalah dengan itu. Okay, aku aku menjaganya. Hati hati di jalan.."

Sekali lagi, Chenle meringis prihatin mendengar percakapan Ayana dan ibunya, meski dia tidak dengar apa yang dikatakan oleh Ibu, namun dia sudah bisa menebaknya.

"Apa gue kabur aja ya ke luar negeri.."

"Kok gitu sih?"

"Aduhh, bisa gak sih lo diem? Berisik!"

"Gak bisa, ini bagian dari proses pengenalan. Aku orangnya memang begini, kamu harus ngerti karena nantinya kita akan tinggal bersama."

"Yaa Tuhan, dosa apa yang telah kuperbuat sampai-sampai Engkau beri aku ujian semacam ini.."

"Zong Chenle!! Kok gitu sih ngomongnya..."

"Keluar sendiri atau gue tarik keluar?" Chenle jengkel sendiri.

"Gak mau.."

"Wah, benar benar mengerikan. Kalo gitu, sini!!" Chenle beranjak bangun lalu memegang paksa pergelangan tangan Ayana yang tetap bertahan dan melawan.

Posisi Chenle yang semula di atas kasur mulai turun, meraih pergelangan tangan Ayana yang lain hingga dia mampu menggeret paksa perempuan itu agar keluar. Namun tidak disangka, Ayana kuat juga. Bahkan keduanya masih saling tarik menarik tidak ada perpindahan.

"Lepasin!!" Ayana menghempaskan kedua tangannya yang dicengkram kuat, sedangkan Chenle masih menariknya kuat. Hingga Chenle terkejut dengan tindakan Ayana, membuat tubuhnya oleng dan jatuh kebelakang masih dengan posisi kedua tangan menarik pergelangan Ayana.

Bruk

Cup

"Chenle

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Chenle... Ayana.... Oopsss!"

Baik Chenle maupun Ayana sama-sama terdiam tanpa pergerakan. Kedua bibir mereka saling bersentuhan. Chenle jatuh ditimpa Ayana, membuat tubuh mereka seakan  kaku dan sulit bergerak.

"Ya tuhan.. Ya Tuhan... Ayah!!" refleks ibu Chenle memanggil suaminya, diikuti kedua orangtua Ayana.

Saat ini ada 4 orang yang menyaksikan kejadian memalukan antara Chenle dan Ayana.

"Mereka harus segera menikah..."

__

Haii haiii aku kembali~~
Menarik ga ya cerita ini? Lama tidak menulis agak kagok HAHAHA.
Hope you guys likee, yaa. Jangan lupa komen dan votenya. Biar ku semangat untuk update part berikutnya 🤫🤭
Happy reading ✨

 Biar ku semangat untuk update part berikutnya 🤫🤭Happy reading ✨

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ayana)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Good Game, Well PlayedWhere stories live. Discover now