Aji hanya menggeleng. Sedikit tidak nyaman dengan wanita ini. Ia hanya melihat ke arah Noval seperti minta pertolongan.

'pliss selamatin gue dari ni cewe' batin Aji.

"Heh Kak, Lu bikin dia takut anjir... Jangan terlalu agresif lah." ujar Noval sambil menarik tangan Nisfya yang bertengger di pundak Aji.

"Hehe, Sorry ya bikin Lu ga nyaman, tenang gw ga suka Lu kok, cuma terpesona aja tadi... Abisnya Lu ganteng tau!" Aji hanya mengangguk. Masih canggung dengan wanita ini.

"Dah ah yuk makan, udah selesai semua tuh, hari ini menu nya makanan kesukaan Noval."

"Jangan bilang... Sup Jamur?!"/"Sup Jamur?!" Noval dan Aji berucap bersamaan lalu berpandangan dan berakhir tertawa bersama.

"Anjayy kita dah di takdirin bersama keknya.. haha."

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Gabut banget sumpah!" Noval terus berguling-guling di kasurnya. Hari ini cukup seru karena bertemu dengan teman baru. Bahkan, memiliki kesukaan yang sama.

"Pengen ke Laut deh, tapi angin malem di laut ga bagus buat tubuh." bangun dari acara tidurannya, Noval berniat untuk mandi. Walaupun sudah sering dilarang oleh Bundanya untuk tidak mandi pada saat malam hari, dirinya tetap melakukan hal itu.

Disisi Lain, Aji tengah dalam perjalanan menuju Laut. Aji dan Noval sepertinya memiliki ikatan batin yang kuat. Mereka berdua sama-sama ingin pergi ke Laut malam ini.

Pergi ke Laut Santolo yang berlokasi di Kota Garut dengan Motor besarnya. Tak lupa membawa persediaan makanan dan Minuman.

"Disini Lautnya munculin Pendar ga sih?"

"Biasanya sih ada,"

Aji menoleh. Melihat ke arah orang yang tadi menjawabnya.

"Loh? Lu disini?" Orang itu, menunjuk Aji dengan wajah yang terlihat kaget.

"Kita keknya sama-sama pengen ke Laut ya? Mau liat Pendar juga?" ujar orang itu yang adalah Noval. Pria dengan wajah tampan namun sedikit manis itu melesat menggunakan motornya dan menggunakan jalan pintas agar bisa cepat sampai di Laut Santolo ini.

"Yaa, Gue denger disini pemandangan Pendar nya cukup bagus."

Mereka berdua duduk di bibir pantai. Menikmati keindahan pemandangan Lautan luas di malam hari.

"Lu cocok banget sama Gue."

Aji hanya diam. Tidak, bukannya malas bicara namun ia hanya akan mendengarkan celotehan Noval.

"Selama ini, Gue belum ketemu sama orang yang bisa ngertiin Gue. Yang mana Gue suka sama hal-hal yang mustahil, tapi pasti Orang-orang bakal mikir kalo Gue itu aneh,"

"Padahal kan kesukaan orang beda-beda ya."

"Tapi Gue ketemu sama Lu yang sama-sama suka Hal-hal tentang yang mustahil dan jarang banget orang suka"

Aji tersenyum. Lagi. Hari ini dirinya sudah banyak tersenyum. Suatu keajaiban untuk dunia, Seorang Aji Mahendra banyak tersenyum. Dan itu salah satunya karena Noval Aditya. Pria yang baru saja Aji kenal kemarin dan ternyata memiliki kesamaan dalam hal kesukaan.

"Makasih." ujar Aji tiba-tiba.

"Hm? Kenapa tiba-tiba bilang makasih?" Noval bingung dengan ucapan Aji.

Aji dan Semestanya Where stories live. Discover now