Given-Taken

Depuis le début
                                    

"Jeno" Hanya satu kata itu yang berhasil keluar dari mulut kecilnya. Dan hal selanjutnya pemuda itu memeluk sosok yang ia yakini sebagai Jeno.

"Kau mengenalku?" Tanyanya membalas dekapan pemuda asing itu. Satu anggukan dengan isakan pelan jelas jadi jawaban untuk Jeno.

"Huwaaa kenapa dengan Jeno? Hiks apa karena hee minum susu jatah Jeno, mangkanya Jeno marah." Jeno sedikit terkejut, pasalnya pemuda itu tiba-tiba bicara dengan suara rengekan yang sedikit memekakkan telinga.

"Kau bahkan baru terbangun dari tidur tiga harimu." Ujar Jeno melerai pelukan mereka. Di hapus ya sisa sisa air mata pada pipi tirus pemuda itu. Bibir mungil dengan warna merah milik pemuda di depannya mengerucut, seolah ingin melayangkan protes.

"Siapa namamu?" Tanya Jeno sambil merapikan anak rambut laki-laki di depannya. "Heeseung, Lee Heeseung" jawabnya membuat Jeno menghentikan aksinya.

Tangannya secara refleks memegang tengkuk Heeseung, dia menarik turun kerah baju pemuda Lee itu. Nafasnya tercekat saat simbol kerajaan tergambar jelas pada kulit putih Heeseung.

Heeseung hanya bisa diam, terlebih lagi setelah dengan tiba-tiba Jeno bangkit dari duduknya dan berlalu begitu saja.


GIVEN-TAKEN

Derap langkah kuda terdengar jelas di telinga Heeseung. Dia tak tahu berapa banyak kuda yang sudah masuk pekarangan atau mungkin di balik tembok sebenarnya area pelatihan berkuda.

Sejak Jeno meninggalkannya tadi pagi dia belum bertemu lagi dengan pemuda itu. Hanya satu pelayan yang datang untuk mengantarkan sarapan untuknya.

Tok tok tok

Heeseung menoleh kearah sumber suara. Matanya mengerjap tak percaya.

"Kak doyoung" serunya berlari kearah sosok laki-laki dengan kimono putih khas Cina. Keduanya sama-sama membulatkan mata, jemari Heeseung menyentuh perut yang sedikit menonjol milik doyoung.

"Kakak? Kau hamil?" Tanyanya tak percaya.

"Kau mengenalku?" Laki-laki itu bertanya dengan lembut, jemarinya mengelus pelan perut buncitnya. "Kau kakak pertamaku, mana mungkin aku tak mengenalmu." Kata Heeseung dengan nada memelas.

Dia sedikit kesal karena kakak favoritnya melupakan dia begitu saja. "Apa kau mengenalku?" Suara berat itu mengalihkan perhatian Heeseung.

Heeseung mengangguk saat tahu siapa yang baru saja bertanya padanya. "Kau Lee Jungkook. Kembaran kak doyong." Jelas Heeseung.

"Di sampingmu Mark Lee, kalian berempat kakakku. Apa kalian sama sekali tak ingat denganku?" Tanyanya diakhiri dengan nada kecewa yang kentara.

Suasana sore hari ini sedikit canggung. Empat pemuda beda umur itu memandang lekat Heeseung yang kini tengah bergelanjut manja pada lengan Park sunghoon.

"Aku tak menyangka honey juga ada di sini. Kau nampak sangat cantik dengan pakaian ini, ouhh tentu juga dengan diadem perak ini" ujarnya menyentuh mahkota yang digunakan sunghoon.

"Dia sangat mirip dengan Jungkook" gumam doyoung yang mendapatkan delikan gak terima dari Jungkook.

"Jadi, ramalan itu benar adanya." Mark akhirnya bersuara. Heeseung bisa mendengar nada lelah juga was-was dari satu-satunya kakak yang ia anggap normal. Ouhh, bukan berarti doyoung tak normal tapi kadang Heeseung juga kesal dengan sikap kakak tertuanya yang suka seenaknya saat menyuruh bersih-bersih rumah.

"Tapi bagaimana bisa? Bukannya ibu sendiri yang sudah membunuh adik Jeno. Aku masih sangat ingat saat dia dengan satu kali usaha menancapkan pedangnya tepat di jantung anak itu." Kata doyoung mencoba mengelak.

[8th] Songfic Dimenssion: SADAME || JAKESEUNG ||Où les histoires vivent. Découvrez maintenant