~oo~

218 45 66
                                    

Tanpa membawa apapun selain membawa diri, Khansa melenggang masuk kedalam rumah. Saat pertama masuk ia diajak ke sebuah kamar yang katanya itu adalah kamarnya. Sesuai dugaannya rumah ini sungguh seperti castle, tidak hanya halaman depan saja yang membuatnya terkejut. Namun, isi kamarnya juga tidak kalah mengejutkan! terdapat banyak sekali buku-buku didalamnya. Rasa buncah merasuki jiwa Khansa saat ini, sebenarnya dia sedang ada dimana? Apakah ini mimpi atau halusinasinya saja? jikalaupun ini mimpi dia tidak akan merasakan perasaan senang ataupun rasa dinginnya lantai rumah ini karena apapun yang ia lihat sekarang sungguh nyata dihadapannya tidak terlihat seperti mimpi. Dia sungguh melihat kamar yang luas dan lebar, bisa dibilang seperti perpustakaan negara.

"Nona, bersihkan diri anda setelah itu makan malam." Pelayan tersenyum kearahnya.

"Baik." Khansa membalas dengan senyum tipis.

Pelayan memberi penghormatan(membungkukkan tubuhnya 90°), lalu izin meninggalkan kamar. namun, sebelum ia melangkahkan kaki berjalan ke dekat pintu khansa menghentikan pelayan itu.

"Hey tunggu, maaf aku harus memanggilmu apa?" Tanyanya dengan canggung.

"Nona biasanya memanggil kami mbak." Pelayan itu tersenyum ramah kepada khansa.

"Ah oke, terimakasih mbak." Khansa menganggukkan kepalanya, lalu pelayan itu memberi penghormatan tipis setalah itu ia membalikkan tubuh, dan meninggalkan kamar.

Setelah pelayan keluar dari kamar Khansa segera bersiap untuk membersihkan diri lalu turun kebawah untuk makan malam.

Sedangkan disisi lain saat khansa sedang bersiap-siap laki-laki dengan perawakan tinggi dan kekar sedang duduk di meja makan. Selama ia duduk laki-laki itu mendengar beberapa pembicaraan para pelayan.

"Nona hari ini sangat aneh." Kata pelayan yang sedang meng-lap sebuah piring.

"Aneh kenapa? Bukankah nona sama tetap seperti nona kita."

"Apakah orang amnesia separah itu? Baru keluar sebentar sudah lupa kembali, memang bisa kambuh kapanpun, yah?"

"Sut, kau ini, cepat kerja tidak baik membicarakan nona."

"Aku tidak membicarakan nona, namun nona hari ini memang aneh. Ketika aku menghantarnya, dia bertanya padaku dengan pertanyaan aneh."

"Memang nona bertanya apa padamu?"

"Hai tunggu, maaf, aku harus memanggilmu apa? Nona bertanya seperti itu padaku, bukankah itu aneh? Padahal sebelum nona pergi nona memanggil kita seperti biasa, lalu mengapa saat kembali nona lupa?"

Para Pelayan itu membicarakan keanehan yang terjadi pada khansa sambil bekerja. Daksa yang tengah mendengarkan pembicaraan itu dirinya juga berpikir tentang keanehan yang dibicarakan para pelayan. menurutnya, jika khansa tidak seperti biasa seperti apa yang dikatakan para pelayan yang membicarakannya, dan khansa juga pergi lalu kembali tidak seperti dirinya yang datang secara tiba-tiba, karena itu dia menyimpulkan bahwa khansa memang orang sini. Ini sungguh membuat Daksa penasaran, setelah makan malam Daksa berniat akan meminta khansa pergi ke taman dan membicarakan segalanya.

Setelah beberapa menit Daksa menunggu akhirnya Khansa turun untuk makan malam.

Tuk. Khansa berjalan dengan sangat berhati-hati dengan gaun malam yang berenda warna putih, dan lengan panjang yang tertutup. Gaun ini membuat dirinya terlihat seperti seorang selir kerajaan. Ketika Khansa menuruni anak tangga Daksa melihatnya tanpa mengedipkan mata, ia fokus kearah Khansa.

Cih."pemandangan apa yang sedang kulihat? Memangnya bisa seseorang berubah hanya sekajap? Seorang bandit dalam sekejap berubah menjadi seorang wanita." Gumam Daksa sambil menaikkan bibir atasnya.

TWO DREAM ROPES-||REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang