[PTP] p r o l o g

3K 307 37
                                    

Haiii

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haiii. Ada yg sadar nggak ini pertama kalinya aku nulis cerita pake prolog? Hehe.

Jadi, vote dulu dooong 💜

Ramein kolom komen juga, ya. Kalo sepi, ya gapapa sih. Paling updatenya jadi sebulan sekali. Xixixi.

Py reading ya gaes~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Py reading ya gaes~

🍂


Siapa pun yang melihat ekspresi Hanin saat ini, pasti bisa menebak dengan mudah jika perempuan itu sedang berbahagia. Wajahnya tampak semringah, sekalipun bibirnya terkatup rapat-rapat guna menahan senyum. Ada satu hal yang membuatnya gemas ingin melompat-lompat senang sekarang juga.

Bersama teman-temannya, Hanin baru saja mengucapkan selamat pada Aira dan Riza yang resmi menikah pagi ini. Mereka juga berfoto bersama, yang pada kesempatan itu, Hanin berdiri persis di sebelah Aira.

Lalu ketika fotografer mengarahkan agar mereka bergaya bebas, saat itu juga Hanin memeluk Aira dari samping dengan perasaan haru dan bahagia yang membuncah.

Melihat Aira menjadi pengantin, sukses membangkitkan harapan Hanin yang ingin segera menikah menjadi berlipat ganda. Sebisa mungkin ia berdiri di sebelah pengantin, tidak lain hanya agar ia bisa cepat ketularan jadi pengantin juga!

Langkah Hanin berhenti tepat di depan pasangan yang akan menikah bulan depan.

"Kamu kenapa, sih, Mbak? Senyum-senyum nggak jelas," komentar Ruby, adik sepupu Hanin. Si calon pengantin perempuan.

Belum sempat Hanin menjawab, laki-laki berbatik cokelat motif garuda di sebelah Ruby tertawa kecil. "Bahagia banget kayaknya, Nin."

Hanin tersenyum semakin lebar seraya menaik-turunkan kedua alisnya. "Tebak aku dapat apa?"

Pasangan calon pengantin itu menjawab keingintahuan mereka dengan ekspresi tanpa suara. Saat itu juga, Hanin tidak lagi membiarkan tangannya tersembunyi di balik tubuh. Kepalan tangannya terbuka.

"Aku berhasil ngambil ronce melatinya Aira!" Hanin menjerit tertahan, gemas sendiri. Ia benar-benar tidak menyangka akan sepercaya ini pada mitos yang belum pasti kebenarannya, sampai-sampai nekat melakukannya di hari pernikahan sahabatnya.

Diam-diam, Hanin berdoa semoga ronce melati Aira tidak rontok dan ambrol usai ia curi beberapa kuncupnya.

"Bener-bener kamu, Mbak."

Sementara Ruby memutar bola mata dan geleng-geleng dengan tingkah Hanin yang menurutnya sangat usil, Ilham justru mengambil salah satu kuncup melati yang ada di telapak tangan Hanin.

"Wah, Hanin terniat emang. Jangan-jangan malah kamu duluan yang nikah sebelum Ruby, Nin."

Tanpa pikir panjang, Hanin berseru dengan lantang. "Aamiin!"

"Berhasil, Nin?"

Tiba-tiba dua orang sahabat Hanin datang menghampirinya dengan wajah penasaran. Hanin pun mengangguk senang. "Berhasil, dooong! Hanin gitu, loh."

Lalu, tawa renyah Hanin lepas tanpa beban.

🍂

Btw, ada yang pernah ngelakuin hal yang sama kayak Hanin nggak pas kondangan? Hihihi.

Siap ketemu bab 1? Kasih ombak 🌊 dulu kali ya biar heboh ☺️

See you! 💜

See you! 💜

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
PUKUL TIGA PAGIWhere stories live. Discover now