S2 Lembar 3

959 207 23
                                    

Happyreading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happyreading



"Ngapain?" Sephora yang baru selesai membersihkan diri berniat bergabung bersama Agarish yang sedang duduk manis di ruang santai dengan tv menyala.

"Nggak lihat apa gue lagi ngapain?"

Sephora mengganti pertanyaannya. "Lihat apa?"

Agarish mengedikkan dagunya ke arah tv sebagai jawaban.

Sephora mengamati sesaat dari jendela rumah, bagaimana warna langit malam yang kelabu, tanpa setitik putih di langit, beberapa kali kilatan petir terlihat menyala-nyala di antara gumpalan awan gelap. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun lebat. Ia merekatkan jubah tidurnya sembari menuruni anak tangga terakhir, kemudian Sephora memutari sofa, baru setelahnya mendudukkan pantatnya di samping Agarish.

Suaminya itu sedang berleha-leha di atas sofa, dengan kedua tangan menjulur sepanjang punggung sofa.

"Iya, gue tahu lo lagi nonton," kata Sephora, nadanya terdengar normal, masih merasa biasa-biasa saja, tidak terganggu akan jawaban Agarish yang terhitung menyebalkan. "Tapi... lo lagi nonton acara apaan maksudnya?" tanya Sephora sabar.

"Lihat aja sendiri," jawab Agarish, tanpa membalas tatapan Sephora yang masih terarah kepadanya.

Kepala Agarish lurus ke depan, menjadikan layar televisi sebagai fokus utamanya. "Tinggal lihat sendiri juga bisa, tanya mulu! Masa' kayak gitu aja gue harus jawab, gue harus jelasin," gerutu Agarish yang sepertinya sengaja agar sampai terdengar jelas di telinga Sephora.

"Kenapa sih lo?" tanya Sephora pada akhirnya.

"Nggak kenapa-kenapa, tuh." Agarish menggeser duduknya ke samping kiri, mengambil jarak.

Sephora memangkas jarak mereka, membuat paha keduanya bersinggungan.

Namun Agarish langsung menggeser duduknya lagi.

"Kenapa sih?" tanya Sephora.

"Nggak apa-apa."

Sephora mendekat, dan Agarish kembali menggeser duduknya.

Sephora mengendus aroma tubuhnya sendiri, barangkali masih ada bau rumah sakit atau sisa keringat yang masih menempel di tubuhnya. Tapi harum kok tubuhnya.

"Kalau nggak apa-apa, kenapa nggak mau deketan?" Mata Sephora memincing dengan dahi berkerut-kerut bingung. Perasaan tadi pagi masih bener, kok malem udah eror aja suaminya itu.

"Kenapa, kenapa, kenapa, kenapa mulu'," jengah Agarish dalam hatinya.

"Gerah! Nggak usah nempel-nempel." Tapi justru kata tidak masuk akal yang keluar dari mulut Agarish, karena jelas-jelas rumah mertuanya ini hampir keseluruhan ruangan memakai pendingin.

"Masa' sih?" Sephora mengutarakan kejanggalannya dengan melempar tanya pasif.  Kondisi di luar memang seperti akan turun hujan, umumnya udara akan menjadi panas atau gerah. Tapi melihat di balik jendela, bagaimana angin meniup-niup tanaman Friona, artinya perkataan Agarish sekedar alasan.

Agarish ; After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang