بسم الله الرحمن الرحيم
TEROWONGAN MERAH
-terinspirasi dari tragedi sadis terowongan Paledang yang menewaskan 20 pelajar di atap kereta api.
***
"Kalo kereta kita udah sampe, nanti aa kabarin Ibu, ya."-Hatma Akarsana.
"Entah seberantakan apa jiwanya hingga jasadnya pun tak lagi berbentuk."-Agam Dwipurwa.
Sore itu, terdengar dentuman amat keras memekakkan telinga membuat para warga sekitar berlarian ke arah sumber suara. Tak lama setelahnya jeritan histeris menggema dari beberapa orang usai melihat lautan penuh darah menciprat ke mana-mana tampak begitu mengerikan dengan potongan-potongan tubuh manusia berserakan di atap dan lantai kumuh terowongan.
"Sudah cukup semesta membuat hidup mereka porak-poranda, kali ini kumohon Tuhan... tolong izinkan aku memeluk jasad anak-anakku dalam keadaan sempurna."-Erina Ayyunda.
-Bogor, 12 Januari 2000.
01 | INTRODUCTION
"Tak ada siapapun yang sudi mendatangimu saat kau susah, manusia hanya datang ketika ada butuhnya."-Terowongan Merah.
***
Angin sore berhembus perlahan menjatuhkan dedaunan kering dari tangkai pohon kokohnya. Di sebuah rumah sederhana di tepi perkotaan, seorang wanita paruh baya dengan apron yang melekat di dadanya tampak sibuk berkutat bersama beragam alat dapur. Bermacam lauk pauk diolahnya demi menyambut kedatangan delapan buah cinta, anak-anaknya yang beberapa menit lagi akan segera pulang dari sekolah. Ini sudah pukul lima sore, mereka pasti sangat kelaparan.
Senyuman Erina merekah kala melihat tujuh remaja laki-laki dan satu remaja perempuan berseragam putih abu disertai wajah lesu berkejaran memasuki rumah bak pertandingan lari.
YOU ARE READING
TEROWONGAN MERAH [ON HOLD]
Teen Fiction"Cerita perahu yang dikayuh sudah jelas akan berbeda dengan perahu yang berlayar menggunakan mesin."